Amnesti Internasional : Kerusakan Dilakukan ISIS di Pedesaan Irak Menghalangi Kembalinya Warga

Epochtimes.id- Kerusakan yang disengaja oleh kelompok Daesh atau ISIS terhadap lahan pertanian di Irak utara telah menghambat kembalinya ratusan ribu warga.

Laporan ini dirilis oleh Amnesty International dalam sebuah laporan yang dirilis Kamis (13/12/2018) dikutip Arabnews dari AP.

Kelompok hak asasi yang berbasis di New York ini mengatakan para pejuang Daesh membakar atau merusak pertanian dan menyabotase sumur dengan mengisi mereka dengan puing-puing, minyak atau bahan lainnya.

Para militan juga mencuri atau menghancurkan pompa, kabel, generator, transformer dan jaringan listrik.

Amnesti menyerukan kepada pemerintah Irak segera memperbaiki infrastruktur pedesaan. Pemerintah Irak juga diminta memberi kompensasi bagi para pengungsi sehingga mereka dapat kembali ke rumah mereka.

Daesh menguasai sebagian besar Irak utara pada musim panas 2014.

Pasukan Irak yang didukung AS secara bertahap mengusir militan dari semua wilayah di bawah kendali mereka. Irak menyatakan kemenangan setahun lalu setelah perebutan kembali menghancurkan seluruh lingkungan dan kota.

“Kerusakan di pedesaan Irak sangat luas seperti kerusakan kota, tetapi konsekuensi dari konflik pada penduduk pedesaan Irak sebagian besar dilupakan,” kata Richard Pearshouse, penasihat krisis senior di Amnesty.

Dia mengatakan laporan itu berfokus pada “kehancuran yang disengaja dan nakal” di sekitar wilayah Sinjar, di mana para ekstremis membantai dan memperbudak ribuan anggota minoritas agama Yazidi.

Sekitar setengah penduduk Sinjar telah kembali. Namun mereka mengatakan tidak memiliki apa-apa saat kembali.Di luar Sinjar, laporan Amnesty memberi angka yang memilukan terhadap seluruh Irak.

“Konflik melawan IS menghancurkan produksi pertanian Irak, sekarang diperkirakan 40 persen lebih rendah dari angka 2014,” katanya.

“Sebelum IS, sekitar dua pertiga petani Irak memiliki akses ke irigasi – hanya tiga tahun kemudian, ini turun menjadi 20 persen. Sekitar 75 persen ternak hilang, melonjak hingga 95 persen di beberapa daerah.”

Pasukan Suriah dan Irak secara bertahap mendorong Daesh atau ISIS keluar dari hampir semua wilayah yang pernah dikuasainya.

Namun kelompok itu masih mempertahankan keberadaannya di gurun Suriah dan daerah-daerah terpencil di sepanjang perbatasan. Banyak pihak memperingatkan dapat menimbulkan kembalinya ISIS jika kondisi ekonomi tidak tertangani.

“Kecuali ada bantuan pemerintah yang mendesak, kerusakan jangka panjang yang ditimpakan pada lingkungan pedesaan Irak akan bergema selama bertahun-tahun yang akan datang,” kata Pearshouse.

“Ketika IS menghancurkan Irak pada tahun 2014, ia berkembang dari kemiskinan dan kebencian di pedesaan, sehingga pemerintah Irak harus khawatir bahwa hal serupa bisa terjadi lagi,” tambahnya. (asr)