Atas Tekanan AS, Komunis Tiongkok Ubah Sikap ‘Made In China 2025’

oleh Liu Yi

Baru-baru ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lu Kang mengatakan : Made in China 2025 saat ini hanyalah digunakan sebagai panduan perencanaan, bukan kebijakan industri formal.

Ini adalah untuk pertama kalinya Tiongkok komunis mengeluarkan pernyataan perubahan sikap / pandangan mengenai program Made in China 2025 yang mereka canangkan.

Menurut laporan media Hongkong ‘Mingpao’ pada 30 Desember, bahwa Lu Kang berada di Jepang selama 17 hingga 21 Desember lalu untuk mengikuti acara konsultasi juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok – Jepang ke-5.

Pada 19 Desember, Lu Kang dalam menjawab pertanyaan mengenai Made In China 2025 yang diajukan oleh moderator NHK Jepang yang sedang mengadakan wawancara eksklusif dengannya mengatakan bahwa, Made In China 2025 saat ini hanyalah digunakan sebagai panduan perencanaan, bukan kebijakan industri formal.

“Laporan dunia luar ada penyimpangan,” kata Lu Kang. “Selain itu, bahkan menyangkut bidang-bidang prioritas dalam program Made In China 2025 yang perkembangannya pesat, kita pun tidak pernah menyatakan bahwa itu adalah hasil dari pengembangan teknologi sendiri, tetapi itu adalah hasil dari membuka diri untuk dunia luar,” demikian kata Lu Kang.

Berita tentang Made In China 2015 banyak dipublikasikan oleh media sejak diluncurkan, ia telah menjadi strategi dan prinsip panduan tertinggi untuk industri dan teknologi masa depan dari Partai Komunis Tiongkok.

UDN.com dalam laporannya menyebutkan bahwa pernyataan sikap Lu Kang tersebut merupakan pertama kalinya pihak berwenang Tiongkok secara terbuka menyangkal bahwa Made In China 2025 bukan kebijakan yang ditetapkan.

UDN.com mengutip komentar yang disampaikan oleh Gao Konglian, mantan wakil ketua SEF (Straits Exchange Foundation, Yayasan Pertukaran Antar Selat) yang akrab dengan masalah ekonomi dan perdagangan internasional melaporkan bahwa, Made In China 2025 yang digaungkan Tiongkok komunis sebelumnya jelas merupakan sebuah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan standar teknologi tinggi Tiongkok.

Namun dari sudut pandang Amerika Serikat, menguatnya industri berteknologi tinggi juga akan menjadi kekhawatiran, karena itu akan menjadi pesaing kuat Amerika Serikat di bidang tersebut.

Gao Konglian percaya bahwa ‘tembakan’ yang dilepaskan Amerika Serikat kepada perusahaan ZTE dan Huawei sebelumnya, juga tak lepas dengan hubungannya dengan Made In China 2025. Adapun perubahan dalam pernyataan resmi Partai Komunis Tiongkok sekarang ini tinggal menunggu apakah Amerika Serikat bersedia menerimanya atau tidak.

Ada media Hongkong memberitakan bahwa delegasi perdagangan AS akan pergi ke Beijing untuk memulai kembali negosiasi pada bulan Januari tahun depan. Pernyataan Lu Kang buat membuka jalan sekaligus menunjukkan bahwa pihak berwenang Tiongkok yang karena  mendapat tekanan AS terpaksa harus menyesuaikan sikap.

Trump pada 29 Desember mencuit di akun Twitternya yang menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Xi Jinping lewat sambungan telepon, dengan diskusi panjang yang sangat baik. Negosiasi berlangsung lancar. Jika kesepakatan tercapai, itu akan menjadi kesepakatan yang sangat komprehensif yang mencakup semua topik, bidang yang diperselisihkan. Kemajuan signifikan sedang dibuat ! demikian tulis Trump.

Beberapa komentator percaya bahwa Presiden Trump tidak akan mengubah sikap terhadap persyaratan yang diajukan dalam negosiasi. Jika kedua negara tersebut mencapai kesepakatan, niscaya itu hanya karena pihak Tiongkok bersedia mengalah. (Sin/asr)