Presiden Baru Brasil Berjanji Perkuat Demokrasi

EpochTimesId — Jair Bolsonaro disumpah sebagai presiden Brasil pada 1 Januari 2019. Setelah resmi menjabat, Bolsonaro segera meminta Kongres untuk memerangi korupsi endemik. Dia juga berjanji untuk bekerja tanpa lelah, agar Brasil mencapai tujuannya.

Berbicara pada sidang gabungan Kongres beberapa menit setelah mengambil sumpah jabatan, Bolsonaro, seorang mantan kapten Angkatan Darat, bersumpah untuk mematuhi norma-norma demokrasi. Dia mengatakan pemerintahnya akan dipandu oleh janji-janji yang dia buat kepada para pemilih Brasil yang sudah muak dengan korupsi, tingkat kejahatan yang tinggi, dan ekonomi yang masih ngos-ngosan.

“Saya akan bekerja tanpa lelah sehingga Brasil mencapai tujuannya,” kata Bolsonaro setelah dilantik. “Sumpah saya adalah untuk memperkuat demokrasi Brasil.”

Di bidang ekonomi, pemimpin baru berjanji untuk menciptakan siklus kebajikan baru untuk membuka pasar dan melakukan reformasi struktural penting, guna menopang defisit publik yang menguap.

Politisi berusia 63 tahun itu adalah seorang anggota Kongres tujuh masa yang ‘mengendarai’ gelombang kemarahan anti kemapanan untuk menjadi presiden sayap kanan pertama Brasil, sejak kediktatoran militer memberi jalan kepada pembentukan pemerintahan sipil tiga dekade lalu.

Bolsonaro berencana untuk menyelaraskan kembali Brasil secara internasional, menjauh dari sekutu negara berkembang dan lebih dekat dengan kebijakan para pemimpin negara-negara Barat. Dia terutama akan mendekat kepada Presiden AS Donald Trump, yang mengirim Menlu AS, Mike Pompeo ke acara pelantikannya.

Sebagai tanda yang jelas dari perubahan diplomatik itu, Bolsonaro berencana untuk memindahkan kedutaan Brasil di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Dia juga akan memutuskan dukungan tradisional Brasil untuk ‘solusi dua negara’ dalam masalah konflik Palestina.

Kerumunan pendukung, dengan banyak bendera Brasil di bahu mereka dan dengan wajah dicat kuning dan hijau, warna nasional, berkumpul di depan istana Planalto, di mana selempang kepresidenan ditambatkan di bahu Bolsonaro.

Didukung secara masif oleh sektor-sektor konservatif di Brasil, termasuk gereja-gereja evangelis Kristen, Bolsonaro akan memblokir langkah-langkah untuk melegalkan aborsi di luar pengecualian terbatas saat ini dan akan menghapus pendidikan seks dari sekolah-sekolah umum, menentang apa yang ia sebut “Budaya Marxisme” yang diperkenalkan oleh pemerintah kiri baru-baru ini.

Sepertiga dari kabinetnya adalah mantan perwira militer, sebagian besar sesama angkatan ketika menjadi kadet di Akademi Militer Jarum Hitam, West Point Brasil, semua pendukung vokal rezim militer 1964-1985.

Dalam sebuah wawancara dengan Record TV menjelang pelantikannya, Bolsonaro mengecam birokrasi Brasil yang terkenal kejam, yang membuat upaya berbisnis di negara itu sulit dan mahal. Dia bersumpah untuk menghapuskan apa yang disebut “Biaya Brasil” yang ‘melukai’ perusahaan swasta.

“Mesin pemerintah sangat berat,” kata Bolsonaro. “Ada ratusan badan pengatur birokrasi di seluruh Brazil, juga para regulator. Kita harus mengurai kekacauan.”

Bisnis Brasil sangat ingin melihat Bolsonaro menjabat dan menginstal tim ekonom ortodoks yang dipimpin oleh bankir investasi Paulo Guedes. Bankir yang telah berjanji untuk mengambil tindakan cepat dalam mengendalikan defisit anggaran Brasil yang tidak berkelanjutan.

Guedes berencana untuk menjual sebanyak mungkin perusahaan negara dalam upaya privatisasi yang Dia perkirakan dapat menghasilkan hingga 1 triliun reais ($ 257 miliar).

Kebijakan itu akan membantu memulihkan ketertiban keuangan pemerintah. Namun, langkah utama untuk mengurangi defisit dan menghentikan kenaikan berbahaya utang publik Brasil adalah perbaikan sistem pensiun jaminan sosial yang mahal di negara itu.

Reformasi pensiun akan menjadi tantangan terbesar Bolsonaro karena dia belum membangun kekuatan politik di Kongres, tempat dimana dia berupaya menghindari perdagangan kuda politik yang secara tradisional membantu presiden Brasil memerintah negara yang berpenduduk hampir 210 juta orang. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M