Ada Apa di Balik Program “Bibit Masa Depan” Global Huawei?

Zhou Xiaohui

Gratis penginapan dan makan selama berwisata 2-4 minggu ke Tiongkok, dan melihat situs peninggalan bersejarah, menginap di hotel berbintang empat dan menikmati kuliner lezat khas Tiongkok? Benarkah masih ada makan siang gratis seperti itu? Jangan tidak percaya, ini adalah konten yang disediakan dalam program “Bibit Masa Depan” (Seeds for the Future, Red.), dan pemrakarsa dari program ini (Seeds for the Future) adalah wakil CEO merangkap CFO Huawei yakni Meng Wanzhou yang ditangkap saat berada di Kanada dan membuat perhatian seluruh dunia tertuju pada Huawei.

Data menunjukkan, program tersebut diluncurkan oleh Huawei sejak tahun 2008 silam. Porgram ini merupakan aksi Huawei yang menelan investasi terbesar dan investasi ini akan terus berlanjut dalam jangka waktu Panjang.

Sasaran Huawei adalah para calon sarjana dari perguruan tinggi di luar negeri, menurut ungkapan Huawei, tujuan program ini adalah “membantu membina talenta TIK (teknik informasi dan komunikasi atau ICT, Red.), mendorong peralihan pengetahuan, meningkatkan minat dan pemahaman masyarakat tentang ICT, serta mendorong berbagai negara dan wilayah untuk terlibat dalam membangun komunitas digitalisasi”.

Proyek ini digelar satu periode setiap tahunnya, dengan merekrut 10 hingga 15 orang mahasiswa berprestasi dari setiap negara (keterangan: rata-rata nilai di sekolah di atas 90 dan usia di bawah 25 tahun), setelah melalui proses seleksi yang berlapis-lapis. Mereka akan diterbangkan ke Beijing dan Shenzhen, untuk berkunjung ke Imperial Palace, Tembok Raksasa, menggunakan produk Huawei, belajar Bahasa Mandarin dan lain-lain.

Surat kabar Inggris “The Daily Telegraph” belum lama ini pernah memberitakan, seorang mahasiswa jurusan teknik informatika di University of Nottingham bernama Lawrie Cate yang mengikuti program Huawei tahun 2017 lalu menyatakan, dana dari program ini sangat melimpah, dan diatur sangat baik.

“Mereka merekrut…….. ini bukan perekrutan suatu perusahaan teknologi biasa. Dan selama sebulan berdiam di Tiongkok, semua biaya ditanggung, mereka sungguh royal.”

Walaupun pihak Huawei tidak menyebutkan biaya yang dikeluarkan (nominal) bagi setiap mahasiswa, namun menurut perkiraan, tiket pesawat pulang pergi bagi setiap orang, tiket KA Super Cepat, makan dan penginapan, wisata dan lain sebagainya berkisar antara USD 10.000 (145 juta Rupiah) sampai dengan USD 20.000 (290 juta Rupiah).

Menurut angka yang dirilis oleh Huawei, hingga akhir tahun 2017, program “Seeds for the Future” ini telah dipromosikan di 108 negara dan wilayah. Sebanyak lebih dari 30.000 mahasiswa dari 350 perguruan tinggi di seluruh dunia telah merasakan manfaatnya, dan di antaranya sebanyak 3.600 mahasiswa berprestasi dari berbagai penjuru dunia telah datang berkunjung dan belajar di kantor pusat Huawei.

Tidak diragukan perusahaan Huawei yang tidak kekurangan uang itu, bukan saja sedang melakukan transaksi rugi, menghamburkan uang di seluruh dunia seperti ini jauh melampaui aksi perusahaan telekomunikasi yang normal pada umumnya, lebih menyerupai semacam sogokan, dan bukankah ini sangat menyerupai aksi tebar uang di seluruh dunia yang dilakukan juga oleh RRT?!

Hanya saja Huawei menyasar pada kaum muda yang akan memimpin di masa mendatang dari berbagai negara. Ambisi yang menyesatkan di baliknya sungguh mengerikan.

Banyak data yang diekspos telah menunjukkan, Huawei tidak hanya sebuah perusahaan swasta seperti yang diperlihatkannya pada permukaan, sebenarnya di baliknya terdapat latar belakang ganda yakni pihak Militer dan pihak Keamanan Nasional Komunis Tiongkok. Ekspansinya di seluruh dunia terwujud akibat adanya dukungan penuh dari Komunis Tiongkok.

Sebagai perusahaan teknologi internet dengan latar belakang yang tidak sederhana ini, Huawei telah menjadi komplotan bagi penguasa RRT untuk mengontrolkan gerak gerik seluruh warganya, dan di luar negeri juga menjadi salah satu pion PKT untuk mengendalikan dunia.

Selain membantu mencuri teknologi, juga mengembangkan pasar 5G agar dapat menguasai berbagai informasi dari setiap negara. Selain itu juga tidak bisa diabaikan kerjasama Huawei dengan berbagai sekolah dan perguruan tinggi dunia, salah satu program kerjasama ini adalah “Seed for the Future”.

Lewat program “Seeds for the Future” ini, perusahaan Huawei menguasai mahasiswa paling berprestasi dalam bidang teknologi jaringan internet di setiap negara, dan para mahasiswa itu setelah merasakan “keramahan” Huawei, lalu dengan godaan gaji tinggi, pasti ada saja yang akan memilih untuk bekerja bagi Huawei.

Bahkan membantu ekspansi Huawei di negaranya sendiri, dan ini tidak hanya akan membuat generasi muda berprestasi ini mempersembahkan talentanya pada sebuah perusahaan yang berkomplot pada kejahatan saja. Tapi, tanpa disadari juga akan membawa masuk unsur kejahatan komunisme masuk ke negara tersebut, inilah ambisi dan niat jahat Huawei bersama PKT.

Sepertinya karena belum puas dengan program “Seeds for the Future”, Huawei kembali melakukan kerjasama teknologi dengan sekolah ternama di Inggris untuk membangun akademi ICT yang disebut Huawei Authorized Information and Network Academy atau HAINA.

Sasarannya adalah para mahasiswa dari seluruh dunia, untuk ikut dalam program sertifikasi teknologi profesional yang diadakan Huawei.

Selain program ini, Huawei juga berinvestasi dalam nilai besar bagi perguruan tinggi yang top di Eropa dan Amerika, membantu riset teknologi canggih, dan yang mendapat manfaatnya adalah Huawei. Selain itu, Huawei juga telah menjalin kerjasama dengan 17 perguruan tinggi di Jerman antara lain Aachen University of Technology, Humbolt University of Berlin, Munich Industrial University dan lain sebagainya.

Huawei juga akan mendirikan kantor pusat Eropa di Jerman, karena Jerman sangat unggul dalam hal kekayaan intelektual (permohonan hak cipta dan hak cipta dalam menghadapi tantangan sosial), dan pihak inovator (inovasi produksi dan jumlah perusahaan kecil menengah terkait penjualan) memiliki keunggulan yang jelas. Sekarang Huawei telah memiliki lebih dari 1.700 orang karyawan di Jerman, dan hampir setengahnya berada di negara bagian Nordrhein-Westfalen.

Terhadap aksi Huawei ini, Profesor Anthony Glees dari Pusat Riset Keamanan dan Intelijen Inggris menyatakan, “Dana dari RRT di perguruan tinggi Inggris adalah guna mendorong penelitian di bidang elektronika. Hal ini telah menjadi suatu ancaman bagi keamanan negara.

Ini adalah gerakan industri militer, yang tidak hanya sekedar sebuah perusahaan berharap mendanai riset untuk masa depan. Masyarakat belum memahami, bahwa di baliknya terdapat makna militer, politik dan industri. Program ‘Seeds for the Future’ ini adalah taktik subversi partai komunis yang tipikal.”

Yang patut dicermati adalah, program “Seeds for the Future” Huawei ini telah dimulai sejak tahun 2008, dan justru di tahun itulah PKT juga telah mengembangkan proyek “Thousand Talents Program” yang menyerap para talenta paling top dari kalangan etnis Tionghoa di luar negeri.

Saat ini FBI telah mulai melakukan investigasi terhadap kaum etnis Tionghoa yang ikut dalam proyek “Thousand Talents Program” ini dan sangat mewaspadainya. Namun terhadap program “Seeds for the Future” dari Huawei ini dan kerjasamanya dengan berbagai perguruan tinggi di berbagai negara, bukankah dunia juga seharusnya mewaspadainya? (SUD/WHS/asr)

Artikel Ini terbit di Epochtimes cetak versi Bahasa Indonesia Edisi 585