Apakah Istilah Mandarin Berasal dari Tiongkok ?

oleh Wu Ying

Central ParkĀ  yang berada di Manhattan, New York City tahun lalu kedatangan unggas jenis Aix galericulata yang justru lebih dikenal sebagai bebek Mandarin. Hal ini yang memicu ahli bahasa untuk mencari tahu tentang asal usul unggas yang berasal dari Tiongkok itu mengapa bisa dipanggil bebek Mandarin, bukan bebek Tiongkok ? Apakah kata Mandarin berasal dari Tiongkok ?

Situs ‘the Atlantic’ memberitakan bahwa sejak 27 Nopember tahun lalu, Central Park yang kedatangan unggas asal Tiongkok itu telah memicu diskusi hangat di antara warga New York City dan wisatawan.

Seseorang bertanya, dari mana unggas tersebut berasal ? Ada juga orang yang mengkekhawatirkan, apakah unggas yang cantik seperti itu dapat bertahan hidup di dunia yang seperti sampah ?

Bagi ahli bahasa, apa yang lebih menarik minat mereka adalah nama jenis unggas tersebut mengapa namanya bukan yuan yang, atau bebek Tiongkok, tetapi bebek Mandarin (Mandarin Duck) ?

Jika yuan yang diterjemahkan menjadi bebek Tiongkok, itu sah-sah saja karena jenis unggas mirip bebek tersebut memang berasal dari Tiongkok. Namun kalau menjadi bebek Mandarin perlu didalami tentang istilah Mandarin !

Seekor unggas yang didatangkan dari Tiongkok menarik para fotografer untuk mengambil gambarnya. (Don Emmert/AFP/Getty Images)

Negara-negara Barat telah terbiasa menyebut bahasa Tiongkok resmi sebagai bahasa Mandarin. Sedangkan di Tiongkok, bahasa resmi mereka disebut Putonghua yang artinya bahasa standar atau Zhongwen (Chinese).

Ahli bahasa mengatakan bahwa kata Mandarin tersebut bukan berasal dari Putonghua tetapi berasal dari Portugis.

Pada abad ke-16, penjelajah Portugis adalah orang Eropa pertama yang tiba di daratan Tiongkok.

Selanjutnya, para pedagang dan misionaris dari Portugal juga berangsur-angsur datang ke Tiongkok yang artinya Kerajaan Tengah untuk menetap di Makau yang merupakan bagian dari wilayah Dinasti Ming yang disewakan.

Orang Portugis menyebut Mandarim terhadap pejabat Dinasti Ming yang mereka temui. Istilah tersebut konon berasal dari Menteri dalam bahasa Melayu dan Mantrin dalam bahasa Sanskerta mereka sebelumnya. Keduanya memiliki arti imam atau menteri. Di masa lalu, Malaysia pernah menjadi koloni Portugis.

Selama berabad-abad, kesan orang Eropa terhadap Tiongkok terutama datang dari informasi yang diberikan oleh orang-orang Portugis. Misalnya, pendeta Jesuit abad ke-16 Matteo Ricci yang orang Italia. Dia adalah orang pertama yang tiba di Makau, sebelum memasuki Tiongkok.

Ketika Matteo Ricci mencoba mengubah aksara Han ke dalam bahasa Latin, ia menggunakan bahasa Italia dan Portugis untuk membandingkan pengucapan bahasa standar Tiongkok dengan bahasa Portugis dan Italia.

Ahli bahasa David Moser mengatakan bahwa, bahkan sampai hari ini pun, banyak ahli bahasa menggunakan pendekatan Matteo Ricci sebagai petunjuk untuk belajar bahasa standar Tiongkok.

Seiring berjalannya waktu, orang Portugis memberi pengertian lebih luas terhadap istilah Mandarin.

Misalnya, pejabat Dinasti Ming yang mengenakan jubah berwarna kuning, jadi Mandarin digunakan untuk menggambarkan warna oranye jeruk. Untuk hewan berwarna-warni yang berasal dari Asia, orang-orang Portugis juga menggunakan istilah Mandarin ini.

Lama kelamaan, orang Eropa jadi secara alami menggunakan istilah Mandarin untuk menyebut nama benda baru yang berasal dari Asia, seperti tawon, ular, bebek dan sebagainya, sehingga bahasa resmi Tiongkok juga disebut bahasa Mandarin.

Sebagian orang berpendapat bahwa istilah Mandarin ini berasal dari Dinasti Qing, dari kata ę»”å¤§äŗŗ (Man-da-ren, pembesar asal etnis Man). Tetapi David Moser membantahnya, istilah Mandarin itu bukan berasal dari Tiongkok ! (Sin/asr)