Bom Mobil Serang Akademi Kepolisian Kolombia

EpochTimesId — Sebuah bom mobil meledak di sebuah akademi kepolisian di ibukota Kolombia, Bogota pada 17 Januari 2019 waktu setempat. Bom menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai lebih dari 20 orang, dalam serangan yang memicu kekhawatiran kembalinya kekerasan ke masa lalu yang kejam di negara itu.

Menurut pihak berwenang, mobil menerobos pos pemeriksaan ke halaman Akademi Kepolisian General Santander di selatan ibukota sebelum meledak. Ledakan menghancurkan kaca-kaca jendela gedung di sekitarnya.

Presiden Ivan Duque menyebut bom itu sebagai ‘aksi teroris gila’ terhadap taruna yang tidak bersenjata. Presiden mengatakan sudah memerintahkan polisi dan militer untuk menemukan para pelaku dan membawa mereka ke pengadilan.

“Kolombia tidak pernah menyerah pada terorisme, kami selalu mengalahkannya. Ini tidak akan menjadi pengecualian,” kata Doque dalam konferensi pers.

“Penyelidik telah mengidentifikasi pengemudi mobil sebagai Jose Aldemar Rojas Rodriguez, yang termasuk di antara korban yang tewas,” kata Jaksa Agung Kolombia, Nestor Humberto Martinez.

Jaksa Agung mengatakan mobil itu membawa 80 kilogram pentolit bahan berdaya ledak tinggi, yang sering digunakan oleh kelompok gerilyawan pemberontak Kolombia di masa lalu.

Tidak ada klaim kelompok atau organisasi yang bertanggungjawab langsung atas serangan itu. Humberto Martinez mengatakan bahwa para penyelidik kini sedang mencari aktor intelektual serangan.

Kementerian Pertahanan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sembilan orang tewas dan 24 lainnya luka-luka; Delapan diantara korban meregang nyawa adalah taruna di akademi itu, menurut polisi.

Sebuah helikopter polisi terbang di atas daerah itu dan anggota keluarga berkumpul. Sebagian besar keluarga menangis ketika mereka mencari informasi nasib anak-anak mereka. Gambar di media sosial menunjukkan sisa-sisa kendaraan terbakar di area parkir, dan personil darurat siaga di tempat kejadian.

Bom mobil sering terjadi di Kolombia selama beberapa dekade perang saudara antara negara dan berbagai kelompok pemberontak sayap kiri. Bom mobil juga sering digunakan dalam kekerasan yang melibatkan kartel narkoba Medellin, yang dipimpin oleh mendiang penguasa kartel narkoba, Pablo Escobar.

Perang terburuk, yang menewaskan sekitar 260.000 jiwa dan menyebabkan jutaan orang terlantar, berakhir ketika pemerintah mencapai kesepakatan damai dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) pada tahun 2016.

Serangan besar terakhir adalah pada Januari 2018, ketika kelompok pemberontak sayap kiri terbesar yang tetap aktif, Tentara Pembebasan Nasional (ELN), meledakkan sebuah bom di kota pelabuhan utara Barranquilla. Serangan itu menewaskan lima petugas polisi dan melukai puluhan lainnya. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M