Tentara Zimbabwe Bubarkan Aksi Protes Melambungnya Harga BBM, Belasan orang Terluka

The Associated Press

Epochtimes.id- Pemerintahan Zimbabwe mengerahkan tentara di beberapa daerah perkotaan hingga menyebabkan terjadi bentrokan dengan pengunjuk rasa yang memprotes kenaikan harga bahan bakar. Kerusuhan ini memicu krisis di negara yang mana perekonomiannya kian memburuk.

Seorang pengacara HAM dan dokter mengatakan setidaknya 13 orang terluka gara-gara tembakan dan 12 demonstran ditangkap setelah tentara dikerahkan.

Seorang wartawan Associated Press melihat tiga truk militer yang dipenuhi tentara menuju Chitungwiza. Daerah ini terletak di pinggiran kota besar tenggara Harare, ibukota Zimbabwe. Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa tak terhindarkan di Chitungwiza. Bahkan, helikopter militer terlihat terbang di atas kota Harare.

Pengerahan anggota militer setelah sebuah laporan resmi mengatakan polisi dan tentara menggunakan pasukan “tidak tepat dan tidak proporsional” hingga menewaskan 6 orang selama protes pemilu pada 2018.

Sebuah laporan menuding para pemimpin oposisi telah menghasut kekerasan sebelum pengerahan tentara di Harare.

Militer meninggalkan baraknya ke jalan-jalan kota Zimbabwe pada November 2017 dalam pengambilalihan kekuasaan yang menyebabkan penggulingan pemimpin Robert Mugabe setelah puluhan tahun berkuasa.

Pengerahan militer pada 14 Januari 2019 dikritik oleh Crisis in Zimbabwe Coalition, sekelompok organisasi non-pemerintah.

“Langkah pemerintah untuk mengerahkan polisi bersenjata dan tentara terhadap warga negara yang menggunakan hak demokratis mereka untuk melakukan protes harus dikutuk dalam istilah terkuat,” kata koalisi.

“Taktik pemerintah “akan berfungsi untuk memperburuk krisis saat ini di negara itu. Bahkan lebih jauh mengasingkan negara dari komunitas internasional,” katanya.

Mereka yang tertembak pada 14 Januari termasuk seorang wanita yang menjadai sasaran pukulan oleh polisi. Insiden ini dilaporkan oleh seorang wartawan AP di tempat kejadian. Wanita yang menjadi korban tidak terlibat dalam protes ketika seorang petugas polisi mengarahkan senjata api kepada dirinya.

Polisi Zimbabwe mengatakan perusuh akan ditangkap.”Kami memiliki video yang menunjukkan mereka yang terlibat dalam kekacauan, kami akan menangkap semua yang terlibat,” kata juru bicara kepolisian Charity Charamba di televisi pemerintah.

“Orang-orang diizinkan untuk berdemonstrasi dengan damai tetapi apa yang kami lihat adalah kekacauan,” katanya.

Polisi di pinggiran Mabvuku dan Epworth Harare menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang murka dengan membakar ban, melempar batu, memblokir jalan. Massa melarang kendaraan angkutan umum beroperasi.

Anak-anak yang masih berseragam sekolah ikut bergabung dalam aksi protes terhadap keputusan pemerintah terkait kenaikan harga BBM sebanyak dua kali lipat.

Tak hanya di Harare, Polisi menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa di Bulawayo, kota terbesar kedua di Zimbabwe. Kota ini merupakan pusat oposisi terhadap pemerintah.

Banyak massa mengarahkan kemarahan mereka kepada Presiden Emmerson Mnangagwa, yang mengambil alih kekuasaan setelah Mugabe terpaksa mengundurkan diri tetapi belum memenuhi janji untuk menghidupkan kembali ekonomi.

“Mnangagwa telah gagal, dia harus pergi,” teriak seorang pemrotes. Massa lainnya meneriakkan slogan-slogan oposisi dan menyanyikan lagu-lagu yang mengecam Mnangagwa, mantan orang kepercayaan Mugabe yang terpilih sebagai presiden tahun lalu. Oposisi menilai kemenangan ini diwarnai kecurangan.

“Dia berbohong bahwa hidup kita akan membaik, tetapi keadaan semakin memburuk dari hari ke hari sejak dia mengambil alih. Harga-harga telah naik setiap hari, ”kata demonsran Judith Chamambo.

Mnangagwa saat ini sedang dalam kunjungan ke Rusia dan berencana untuk menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, minggu depan. Dia mencoba menormalkan kembali investasi internasional.

“Agar Zimbabwe pulih, kita tidak bisa melakukannya sendiri,” kata Mnangagwa pada akhir pekan. Dia mengumumkan harga bahan bakar $ 3,11 per liter (sekitar 1 liter) untuk diesel, dan $ 3,33 per liter untuk bensin.

Sebagian besar pusat bisnis tutup di pusat Harare pada Senin lalu. Beberapa dibuka secara sebentar tetapi ditutup pada tengah hari, meminta pekerja pulang ke rumah.

Banyak warga terpaksa harus berjalan kaki karena mereka tidak mampu membayar kenaikan ongkos yang ditetapkan oleh angkutan umum.

Beberapa sekolah tutup dan meminta murid pulang ke rumah. Kongres Serikat Buruh Zimbabwe, federasi buruh terbesar di negara itu, menyerukan pemogokan tiga hari pada minggu-minggu ini.

Juru bicara pemerintah Nick Mangwana menuduh pihak oposisi, kelompok sipil, dan beberapa organisasi asing sedang mencoba menggunakan kekurangan bahan bakar dan kenaikan harga untuk menggulingkan pemerintah.

Oposisi utama partai MDC, beberapa kelompok non-pemerintah, dan aktivis terkemuka Evan Mawarire mengatakan mereka mendukung aksi massa. (asr)