Jepang Membahas Kelanjutan Perburuan Ikan Paus untuk Komersial

Epochtimes.id- Pemburu ikan paus Jepang membahas rencana untuk melanjutkan perburuan komersial di sepanjang pantai timur laut pada 1 Juli 2019 mendatang. Agenda ini pertama kalinya digelar selama tiga dekade.

Persiapan pemburu ikan paus ini bersamaan keputusan Jepang pada Desember lalu yang hengkang dari Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional.

Sikap Jepang ini meninggalkan kampanye selama beberapa dekade dengan harapan mendapatkan dukungan dari organisasi yang sebagian besar telah menjadi rumah bagi para pelestari lingkungan.

Badan Perikanan mengatakan pemburu paus di enam kota pantai Pasifik, termasuk Taiji, yang terkenal terkait perburuan lumba-lumba, diharapkan mengerahkan lima kapal untuk membentuk armada gabungan mulai 1 Juli 2019. Tanggal ini adalah satu hari setelah Jepang secara resmi menarik diri dari The International Whaling Commission (IWC).

Taiji menjadi pelopor sebagai kota paus tradisional dan akan menyumbangkan satu kapal ke armada yang akan menangkap ikan paus.

Lokasi yang tepat dan rencana perburuan akan ditentukan berdasarkan hasil operasi penelitian yang direncanakan pada akhir Juni mendatang.

Langkah ini disampaikan oleh Shigeki Takaya, seorang pejabat Badan Perikanan yang bertanggung jawab atas perburuan paus. Adapun kuota penangkapan dan jadwal berburu belum ditentukan.

Lembaga penyiaran nasional Jepang NHK mengatakan perburuan paus akan dimulai dari Hachinohe di Jepang utara, atau Kushiro, pusat perburuan paus utama di utara, di pulau Hokkaido.

Setiap kapal kemudian akan menuju ke selatan ke Chiba, dekat Tokyo, sambil membuat beberapa perhentian di sepanjang pantai sebelum kembali ke Kushiro untuk berburu lagi di akhir tahun.

Sejumlah ahli memutuskan kuota tangkapan berkelanjutan menggunakan metode IWC.

Jepang berencana sebagai pengamat di IWC. Sementara konservasionis mengkritik langkah Jepang, lingkup operasi pemburu paus akan jauh lebih kecil dari perburuan penelitian sebelumnya dan akan menyelamatkan ratusan paus yang diburu di laut jauh.

Jepang diminta menghentikan perburuannya yang banyak menuai kritikan di Antartika. Jepang berburu yang disebut perburuan penelitian sejak IWC memberlakukan moratorium pada 1980-an.

Jepang pada puncaknya menangkap sebanyak 1.200 paus di Antartika, tetapi semakin mengurangi tangkapannya dalam beberapa tahun terakhir ketika protes internasional meningkat dan konsumsi daging ikan paus merosot di dalam negeri.

Jepang telah berburu paus selama berabad-abad, tetapi ekspedisinya di Antartika dimulai setelah pendudukan AS pasca-perang 1946 silam yang menyetujui mendapatkan protein dari daging ikan paus sebagai alternatif yang lebih murah daripada daging lainnya.

Catatan perdebatan di parlemen sejak saat itu tidak menunjukkan acuan terhadap budaya Jepang yang dikaitkan dengan perburuan paus. Kini, anggota parlemen konservatif termasuk Perdana Menteri Shinzo Abe, mempromosikan paus tidak hanya sebagai makanan lezat tetapi sebagai warisan budaya Jepang.

Seorang mantan negosiator IWC, Hideki Moronuki, mengatakan, pejabat perikanan berencana untuk memulai dengan rencana sederhana dengan berhati-hati mengukur ukuran pasar.

Pejabat perikanan Jepang mengatakan negara itu setiap tahunnya mengonsumsi sekitar 5.000 ton daging ikan paus dari perburuan penelitian, terutama warga Jepang yang lebih tua. Jumlah ini adalah sebagian kecil dari pasokan daging paus negara itu sekitar 200.000 ton sebelum moratorium IWC.

Sejumlah kritikus mengatakan mereka meragukan perburuan paus komersial dapat menjadi industri yang berkelanjutan. Pasalnya, kaum muda Jepang tidak memandang hewan sebagai makanan. (asr)

Oleh Mari Yamaguchi/The Associated Press via The Epochtimes

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=fGk-f-0y0gQ