Negosiasi Perdagangan AS-Tiongkok Hampir Rampung, KTT Mungkin di Akhir Maret

oleh Wu Ying

Menurut ungkapan sumber yang memahami masalah bahwa negosiasi perdagangan AS – Tiongkok mendekati tahap akhir untuk melahirkan perjanjian. Kedua belah pihak disebut sedangĀ  mempertimbangkan untuk membatalkan beberapa tarif yang dikenakan pada pihak lain yang diberlakukan sejak tahun lalu. Pertemuan antar kedua kepala negara besar harapan bisa terjadi pada akhir bulan Maret ini untuk menandatangani perjanjian.

Pada Desember tahun lalu, Trump dan Xi Jinping mencapai konsensus untuk melakukan “gencatan senjata” selama 90 hari dalam perang perdagangan. Hingga akhir bulan Pebruari, delegasi kedua negara telah menyelesaikan 4 putaran negosiasi intensif.

Presiden Trump mengeluarkan dalam cuitan di akun twitternya pada Minggu (24/2/2019) sore yang menyebut bahwa negosiasi mencapai kemajuan yang substansial dan ia memutuskan untuk menunda kenaikan tarif sebagaimana yang direncanakan sebelumnya. Trump juga menyebutkan bahwa jika tercapai kemajuan yang lebih besar maka pertemuannya dengan Xi Jinping untuk penandatanganan perjanjian di Mar-a-Lago, Florida dapat dilaksanakan pada akhir bulan ini.

Pada 28 Februari, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa perundingan pada akhir Pebruari telah berjalan dengan sangat lancar. Penyusunan teks perjanjian setebal 150 halaman sudah hampir rampung. Jika Tiongkok setuju, KTT di Mar-a-Lago bisa diadakan pada akhir bulan Maret.

KTT pada akhir Maret

Sumber yang akrab dengan kemajuan negosiasi mengungkapkan kepada Wall Street Journal bahwa para negosiator dari kedua negara sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan kesepakatan yang dicapai pada Februari dalam bentuk teks agar dapat dituangkan dalam perjanjian yang akan ditandatangani kepala kedua negara nantinya.

Beijing juga telah berkomitmen untuk mengurangi tarif dan pembatasan lain pada produk pertanian AS, termasuk bahan kimia, mobil dan produk lainnya. Sementara Washington sedang mempertimbangkan untuk membatalkan sebagian besar tarif hukuman pada produk-produk asal Tiongkok.

Sumber itu menyebutkan, masih ada hambatan. Amerika Serikat dan Tiongkok di sisi lain mungkin akan menghadapi perlawanan dari dalam negeri jika membatalkan beberapa tarif yang dikenakan.

Presiden Trump menyampaikan pesan melalui tweet pada 1 Maret yang berbunyi : Karena negosiasi perdagangan telah berjalan dengan lancar, ia meminta Tiongkok untuk segera membatalkan semua tarif pembalasan atas produk pertanian AS, dan ia juga menunda kenaikan tarif hukuman untuk komoditas yang diimpor dari Tiongkok.

Meskipun hambatan masih ada, sumber tersebut mengatakan bahwa Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping mungkin mengadakan pertemuan puncak sekitar 27 Maret untuk mencapai kesepakatan akhir. Rancananya Xi Jinping akan mengunjungi Italia dan Prancis pada paro kedua bulan Maret.

Bagi pihak Tiongkok, pertemuan antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Trump di Florida setelah kunjungan ke Eropa dapat mengurangi kritikan dari publiknya lantaran “menyerahĀ  kepada Trump”. Liu He, Wakil PM. Tiongkok mengusulkan kepada Trump pada akhir bulan Januari lalu bahwa ia mengusulkan pertemuan tinggi diadakan pada akhir bulan Pebruari, tetapi Trump tidak setuju.

Menurunkan tarif impor mobil dan membeli gas alam AS

Sumber mengatakan bahwa sebagai bagian dari perjanjian, Tiongkok berjanji untuk membentuk lingkungan persaingan yang lebih adil, termasuk mempercepat penghapusan pembatasan yang diberlakukan di bidang otomotif dan menurunkan tarif impot mobil menjadi di bawah 15 %.

Selain itu, Beijing juga berjanji akan membeli produk-produk AS. Selain produk pertanian seperti kedelai dan ethanol, hal yang paling menarik adalah bahwa Tiongkok berjanji akan membeli gas alam dari Cheniere Energy Inc., yang nilainya mencapai USD. 18 miliar.

Pada 1 Juli 2018, Beijing menurunkan tarif impor untuk kendaraan dan komponen lengkap, di mana tarif pajak kendaraan disesuaikan dari 25 % menjadi 15 %. Kemudian, karena Amerika Serikat mengenakan tarif hukuman 25 % untuk komoditas Tiongkok senilai USD. 50 miliar, maka komoditas asal AS senilai yang sama juga dikenakkan kenaikan 25 % sebagai tindak pembalasan. Di antaranya termasuk mobil. Karena itu, Tiongkok saat ini memberlakukan tarif impor mobil AS sebesar 40 %.

Amerika Serikat dan Tiongkok terus bernegosiasi tentang reformasi struktur kebijakan industri Tiongkok. Minggu lalu, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan bahwa dalam lebih dari 100 halaman dokumen negosiasi antara kedua belah pihak, ketentuan terkait perlindungan kekayaan intelektual AS menyita sampai hampir 30 halaman.

AS meminta Tiongkok untuk tidak melakukan pembalasan

Lighthizer juga mengatakan bahwa perjanjian perdagangan AS – Tiongkok pasti akan memasukkan mekanisme penegakan hukum yang ketat. Setelah perjanjian diberlakukan, kedua belah pihak akan mengadakan konsultasi rutin di semua tingkatan. Terhadap masalah utama akan dibahas dan diputuskan oleh ketua delegasi perdagangan dari kedua belah pihak yang sudah ditunjuk (dalam hal ini adalah Robert Lighthizer dan Liu He).

“Jika pada tingkat konsultasi tertinggi ini, saya tidak dapat menyelesaikan masalah, maka Amerika Serikat akan mematuhi penegakan hukum dan secara sepihak mengambil sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran Tiongkok,” kata Lighthizer.

Sumber yang terlibat dalam negosiasi mengatakan bahwa Washington meminta Beijing untuk tidak mengambil tindakan pembalasan ketika sanksi dijatuhkan oleh Amerika Serikat. Jika Beijing setuju, ini akan menjadi konsesi besar.

Ahli : Kurangnya kekuatan mekanisme konsultasi

Untuk mekanisme konsultasi yang disebutkan oleh Lighthizer, beberapa ahli percaya bahwa ada kekuatan yang tidak mencukupi dalam mekanismenya, sehingga takut nantinya negosiasi akan berjalan terus menerus setelah perjanjian diberlakukan.

Derek Scissors alias Shi Jiandao, seorang ahli urusan Tiongkok di American Enterprise Institute berpendapat bahwa Amerika Serikat harus mengambil sanksi sepihak terlebih dahulu daripada bernegosiasi dan memberikan sanksi.

Mantan ahli strategi Gedung Putih Steve Bannon tidak mendukung penundaan kenaikan tarif, mendesak pemerintahan Trump untuk tetap memberlakukan kenaikan tarif yang sudah direncanakan agar Tiongkok mau tak mau menyetujui persyaratan yang lebih ketat. Bahkan jika untuk itu membutuhkan waktu yang lebih lama dan pasar menanggung ketidakpastian.

Hari kedua setelah KTT Trump – Kim Jong-un, Trump memilih meninggalkan tempat pertemuan karena DPRK menuntut pembebasan sanksi. Dalam konferensi persnya ia mengatakan bahwa ia tidak khawatir untuk hengkang dari pembicaraan negosiasi, “Begitu pula terhadap Tiongkok”, katanya.

Sejumlah pakar percaya bahwa, Tindakan Trump ini sama dengan ‘sekali tembak kena 2 objek’. Tiongkok ‘jangan harap menang’ dalam negosiasi dengan AS kali ini. (Sin/asr)

Video Rekomendasi :Ā