Amerika dan Brasil Sepakat Eliminasi Sosialisme

EpochTimesId — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menjamu Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang dijuluki ‘Trump of Tropics’, di Gedung Putih pada 19 Maret 2019 waktu setempat. Kunjungan kepala negara Brasil ini sangat bersejarah, setelah dalam beberapa dekade paham anti-Amerikanisme berkuasa dalam sistem politik Brasil.

Kunjungan Bolsonaro menandai babak baru dalam hubungan antara Amerika Serikat dan Brasil. Kedua pemimpin bahkan mengatakan kebijakan pemerintahan mereka sejalan dalam banyak isu, termasuk Venezuela, keamanan, dan perdagangan. Trump memuji Brasil karena mengakui Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela, dan mendukung Amerika Serikat dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Venezuela.

Selama konferensi pers bersama dengan Bolsonaro di Gedung Putih, Trump mendesak militer Venezuela untuk mengakhiri dukungannya untuk diktator sosialis Nicolás Maduro, yang disebutnya sebagai ‘boneka Kuba’. Dalam sebuah pernyataan bersama, kedua pemimpin menegaskan bahwa mereka akan ‘berdiri bersama’ Guaido, pemimpin Majelis Nasional yang terpilih secara demokratis, dan rakyat Venezuela.

“Saya pikir semua kemungkinan, semua opsi terbuka,” kata Trump ketika ditanya tentang peluang intervensi militer.

“Tapi kami belum memberlakukan sanksi terberat. Kami mungkin harus meningkatkan sanksi terhadap Venezuela (terlebih dahulu),” sambung Trump.

Trump juga mengutuk sosialisme selama konferensi pers. Dia mengatakan Amerika Serikat dan Brasil akan bersatu dalam mendukung rakyat Kuba dan Nikaragua yang sudah lama menderita, karena sistem politik sosialis.

“Jam senja (the twilight hour) sosialisme telah tiba di belahan bumi kita. Dan mudah-mudahan, itu juga telah tiba. Saat matahari tenggelam, di negara kita yang hebat,” kata Trump.

Kedua pemimpin berbicara tentang pandangan yang selaras dalam nilai kemerdekaan.

“Brasil dan Amerika Serikat berdiri berdampingan, dalam upaya untuk memastikan kebebasan dan penghormatan terhadap gaya hidup keluarga tradisional, penghormatan kepada Tuhan, pencipta kita. Terhadap ideologi gender atau sikap yang secara politis benar, dan terhadap ‘berita palsu,'” timpal Bolsonaro.

Kunjungan Resmi Pertama
Bolsonaro, yang sering menyatakan kekagumannya terhadap Amerika Serikat dan Trump, mengatakan bahwa Dia senang mengunjungi Washington, terutama setelah selama beberapa dekade pemimpin ‘anti-AS’ berkuasa di negaranya.

Trump adalah pemimpin asing pertama yang menelpon Bolsonaro untuk memberi selamat kepadanya, atas kemenangannya dalam pemilihan presiden pada bulan Oktober 2018. Pertemuan antara para pemimpin juga menandai banyak hal pertama dalam hubungan kedua negara. Ini adalah kunjungan bilateral pertama ke luar negeri Bolsonaro, dan ini adalah pertama kalinya dalam sejarah seorang presiden Brasil mengunjungi Washington sebagai kunjungan resmi pertamanya ke luar negeri.

Pendukung calon presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yang ditikam dalam acara kampanye, menggelembungkan boneka besar yang menggambarkan idolanya, di luar Rumah Sakit Albert Einstein, Sao Paulo, Brasil pada 7 September 2018. (Andre Penner/AP Photo/The Epoch Times)

Trump juga memuji presiden Brasil atas pemulihannya yang cepat dari ‘cobaan yang benar-benar mengerikan’. September lalu, sebulan sebelum pemilihan di Brasil, Bolsonaro ditikam saat kampanye, dia sempat kehilangan 40 persen darahnya.

“Ini pemulihan yang luar biasa. Orang-orang di negara Anda tahu bahwa Anda telah menunjukkan keberanian yang luar biasa,” kata Trump.

Trump juga mengatakan keinginan menunjuk Brasil sebagai ‘sekutu non-NATO utama’ atau bahkan menjadi sekutu di NATO.

“Saya harus berbicara dengan banyak orang, tetapi mungkin sekutu NATO, yang akan sangat memajukan keamanan dan kerja sama antara negara-negara kita,” kata Trump.

Trump juga mengatakan Amerika Serikat mendukung aspirasi Brasil untuk bergabung dengan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), organisasi yang berisikan sebagian besar negara-negara kaya.

Kedua pemimpin sepakat untuk bekerja sama dalam memerangi terorisme, narkotika dan perdagangan senjata, kejahatan dunia maya, dan pencucian uang, serta meningkatkan keamanan perbatasan. Bolsonaro mengumumkan niat Brasil untuk membebaskan warga AS dari persyaratan visa wisata.

Amerika Serikat memiliki surplus perdagangan sekitar AS$ 27 miliar dengan Brasil tahun lalu. Kedua pemimpin membuat komitmen untuk mengurangi hambatan perdagangan dan memfasilitasi investasi di berbagai industri, terutama energi, infrastruktur, pertanian, dan teknologi.

Menurut pernyataan bersama, Brasil setuju untuk menerapkan kuota tingkat tarif, yang akan memungkinkan pembelian 750.000 ton gandum AS setiap tahun pada tingkat biaya nol. Selain itu, Brasil akan mengizinkan impor daging babi Amerika.

Setelah 20 tahun pembicaraan, kedua negara menyelesaikan perjanjian perlindungan teknologi untuk memungkinkan perusahaan AS melakukan peluncuran luar angkasa dari Brasil. Karena kedekatannya dengan garis khatulistiwa, Brasil adalah lokasi yang ideal dan akan membantu menghemat biaya.

Untuk meningkatkan hubungan bisnis, kedua negara sepakat untuk menghidupkan kembali Forum CEO AS-Brasil dan memulai Forum Energi AS-Brasil yang baru.

Sebagai seorang mantan perwira militer, Bolsonaro menjabat selama hampir tiga dekade di Kongres. Dia dilantik menjadi presiden pada 1 Januari 2019. Banyak pihak yang ‘menarik’ kesamaan antara dia dan Trump. (EMEL AKAN/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M