NATO Desak Rusia Hancurkan Rudal yang Melanggar Perjanjian

ETIndonesia – NATO menyerukan kepada Rusia pada 24 Juni 2019, agar menghancurkan rudal yang melanggar pakta senjata dengan Amerika Serikat. NATO memperingatkan bahwa jika Moskow gagal melakukannya, maka akan menghasilkan respons defensif yang terkoordinasi oleh sekutu.

Amerika Serikat dan Rusia menangguhkan kewajiban mereka di bawah perjanjian Senjata Nuklir Jarak Menengah (INF) pada 2 Februari 2019. Kebijakan yang memicu hitungan mundur enam bulan sampai perjanjian itu secara resmi menjadi batal pada 2 Agustus 2019 mendatang.

“Kami menyerukan kepada Rusia untuk mengambil jalan yang bertanggung jawab, tetapi sayangnya kami belum melihat indikasi bahwa Rusia bermaksud untuk melakukannya. Bahkan, negara itu terus mengembangkan dan mengirim rudal baru,” Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, mengatakan pada konferensi pers pada 25 Juni 2019.

Amerika Serikat dan NATO telah berusaha meyakinkan Rusia untuk kembali pada kepatuhan selama bertahun-tahun, namun tanpa hasil, menurut Stoltenberg. Anggota NATO diharapkan untuk mengangkat masalah ini lagi di Dewan NATO-Rusia yang akan datang. Washington menuduh Moskow mengembangkan dan menggunakan rudal SSC-8, yang melanggar batasan jangkauan sesuai kesepakatan AS-Rusia pada perjanjian INF.

Para menteri pertahanan NATO dijadwalkan bertemu pada 26 Juni 2019 untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya, jika Rusia gagal kembali kepada kepatuhan perjanjian. Stoltenberg mengatakan bahwa tanggapannya akan bersifat defensif, terukur, dan terkoordinasi. NATO tidak akan mencerminkan Rusia dalam tanggapannya dan tidak akan menggunakan rudal nuklir berbasis darat baru di Eropa, Dia menambahkan.

“Kami tidak ingin perlombaan senjata baru, tetapi karena Rusia mengerahkan rudal baru, kami harus memastikan bahwa penangkal dan pertahanan kami tetap kredibel dan efektif. Ini adalah pekerjaan (tanggungjawab) NATO,” kata Stoltenberg.

Stoltenberg tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang respons yang direncanakan oleh NATO. Akan tetapi para diplomat mengatakan menteri pertahanan akan mempertimbangkan lebih banyak agenda penerbangan oleh pesawat-pesawat tempur AS di Eropa. Pesawat yang akan mampu membawa hulu ledak nuklir. Mereka juga merencanakan lebih banyak pelatihan militer, dan reposisi rudal-rudal berbasis laut milik AS.

Rusia memperingatkan pada 24 Juni tentang kebuntuan yang sebanding dengan krisis rudal Kuba 1962 jika Amerika Serikat menyebarkan sistem rudal berbasis darat di dekat perbatasan Rusia. Duta Besar Amerika Serikat untuk NATO Kay Bailey Hutchison mengatakan kepada wartawan bahwa saat ini, Washington sedang mempertimbangkan senjata konvensional, bukan senjata nuklir, dalam setiap tanggapan yang mungkin dilakukan.

“Semua opsi ada di meja, tetapi kami sedang mencari sistem konvensional, yang penting disetujui oleh sekutu Eropa kami,” kata Hutchison.

Presiden Donald Trump mengumumkan niatnya untuk menarik diri dari perjanjian itu pada Oktober 2018. Presiden Rusia Vladimir Putin terus menegaskan bahwa Moskow mematuhi perjanjian itu.

Pejabat militer Rusia mempertanyakan rudal yang dimaksud tersebut pada bulan Januari sebagai upaya untuk menyelamatkan perjanjian itu. Namun, para pejabat AS mengatakan tawaran Rusia untuk menguji apakah rudal itu sesuai atau tidak dengan perjanjian, terkendala oleh alasan yang tidak dapat diterima.

Presiden AS, Ronald Reagan dan Sekretaris Jenderal Soviet, Mikhail Gorbachev menandatangani perjanjian INF pada tahun 1978. Pakta tersebut melarang kedua negara memiliki rudal darat jarak pendek dan menengah berkekuatan nuklir.

Selama empat dasawarsa ketika Rusia dan Amerika Serikat dibatasi oleh perjanjian itu, setidaknya 10 negara lain mengembangkan rudal yang diluncurkan dari darat di wilayah terlarang. Semua negara secara geografis diposisi dapat atau mampu menyerang Rusia tetapi tidak dapat menjangkau Amerika Serikat.

Skenario strategis ini telah menarik antisipasi selama bertahun-tahun dari Moskow, yang akhirnya berubah menjadi ketidakpatuhan terhadap perjanjian. Menurut intelijen AS, Rusia mulai mengembangkan 9M729 berkemampuan nuklir pada pertengahan 2000-an, menguji-coba rudal dalam jangkauan yang dilarang oleh perjanjian itu, dan mengerahkan beberapa batalion rudal jenis itu di wilayahnya, semuanya melanggar INF.

Tiongkok juga telah mengembangkan persenjataan rudal yang tangguh yang terlarang bagi AS dan Rusia untuk dimiliki di bawah perjanjian itu, sebuah kenyataan pahit dan ancaman strategis bagi Washington dan Moskow. Trump telah menyebutkan bahwa Dia terbuka untuk pakta senjata baru sejenis yang melibatkan Tiongkok. Diplomat AS telah berusaha membawa Tiongkok ke INF pada beberapa kesempatan. Setiap upaya gagal mencapai harapan dan tujuan. (IVAN PENTCHOUKOV dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M