Bagaimana dalam 15 Menit Militer Amerika Serikat dapat Mengidentifikasi Jenazah adalah Abu Bakar al-Baghdadi?

Zhang Ting – Epochtimes.com

Pemimpin Negara Islam (ISIS), Baghdadi menyalakan rompi bom bunuh diri dan tewas seketika bersama ketiga orang anaknya dalam terowongan buntu ketika pasukan khusus Amerika Serikat menyergap mereka pada 26 Oktober 2019 malam. Tubuh Baghdadi hancur namun pasukan operasi khusus pada akhirnya sangat yakin bahwa korban adalah Baghdadi, teroris nomor satu yang paling dicari Amerika Serikat. Jadi bagaimana mereka menggunakan teknologi baru dan pengujian DNA sehingga dalam waktu yang relatif singkat dapat mengidentifikasi jenazah adalah Baghdadi ?

Menurut Fox News, meskipun tim komando telah mengenali sosok Baghdadi dari luar sebelum yang bersangkutan melarikan diri ke terowongan buntu bersama 3 orang anaknya, itu tidak cukup untuk membuktikan bahwa orang yang meninggal di terowongan itu adalah Baghdadi. Ada banyak laporan sebelumnya bahwa Baghdadi terbunuh atau terluka, tetapi tidak secara resmi dikonfirmasikan.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dalam konferensi pers pada 27 Oktober 2019 mengatakan bahwa Baghdadi telah dimusnahkan dan  tes DNA itu membuktikan bahwa korban adalah pemimpin teroris terbesar dunia, Baghdadi. 

Menurut Trump, Baghdadi meledakkan rompi bom bunuh diri dan tewas dengan tubuh yang hancur. Potongan tubuh tidak banyak, tetapi militer Amerika Serikat mampu membawa keluar beberapa bagiannya.

Reporter Fox news Jennifer Griffin melaporkan bahwa setelah ledakan itu, kepala Baghdadi masih utuh. Itu juga yang memungkinkan pasukan operasi khusus Amerika Serikat untuk menggunakan teknik biometrik, terutama teknologi pengenalan wajah, untuk segera mengidentifikasi korban.

Biometrik adalah metode untuk mengautentikasi karakteristik seseorang, seperti sidik jari, pengenalan wajah, atau karakteristik fisik lainnya dari seseorang.

Menurut laporan media ‘Army Times’, militer Amerika Serikat dapat menggunakan gambar-gambar teroris atau tersangka untuk dicari dari basis data foto yang dimiliki militer untuk kemudian dicocokkan dengan identitas seseorang.

Militer Amerika Serikat tidak hanya mengandalkan analisis biometrik untuk menentukan identitas Baghdadi, tetapi juga menggunakan sampel DNA. Trump mengatakan bahwa militer Amerika Serikat membawa serta  sampel DNA Baghdadi.

Tidak jelas bagaimana mereka mendapatkan DNA Baghdadi, tetapi seorang pejabat Amerika Serikat yang namanya dirahasiakan mengatakan kepada Washington Post bahwa seorang putri Baghdadi secara sukarela telah menyediakan sebelumnya.

“Mereka melakukan tes lapangan karena kita membutuhkan kepastian,” kata Trump.

Trump  menyatakan bahwa sekitar 15 menit setelah kematian Baghdadi, ia  menerima telepon dari militer Amerika Serikat dan diberitahu bahwa hasil tes membuktikan bahwa yang tewas adalah Baghdadi. Menurut Trump  panggilan telepon tersebut datang dengan sangat cepat.

Laporan Washington Post pada tahun 2013 silam yang mengutip dokumen rahasia Amerika Serikat menyebutkan bahwa Angkatan Laut Amerika Serikat SEAL membunuh pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden di Pakistan pada tahun 2011. Amerika Serikat menghabiskan 8 jam untuk menganalisa DNA jenazah guna mendapat kepastian. Sampel tubuh teroris itu harus dibawa ke laboratorium DNA militer Amerika Serikat di Afghanistan untuk mendapatkan hasil akhir.

Kemajuan teknologi telah memungkinkan pengujian DNA bisa dilakukan di tempat, dan sejak itu sangat mengurangi waktu pemrosesan.

Menurut laporan media ‘Defense News’ tahun 2015, Komando Operasi Khusus Amerika Serikat pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa mereka dapat menggunakan lab DNA portabel baru untuk mendapatkan hasil dalam 90 menit tanpa menunggu proses yang sebelumnya sampai berminggu-minggu. Pada saat itu, perangkat ini memiliki berat sekitar 120 hingga 200 pound, masing-masing unit berharga sekitar USD. 250.000.

Michael Fitz, manajer proyek untuk pengembangan situs sensitif di Komando Operasi Khusus AS pada saat itu mengatakan kepada media bahwa itu adalah teknologi yang inovatif. Ia berharap bahwa kemajuan teknologi akan memungkinkan peralatan dibuat lebih kecil, lebih ringan dan portable.

Tidak jelas peralatan apa yang digunakan militer Amerika Serikat pada 26 Oktober 2019 dalam penggerebekan Baghdadi dan berhasil mengidentifikasi jenazahnya dalam waktu singkat.