Kota Lain di Tiongkok Melaporkan Pneumonia Misterius, Saat Thailand Memastikan Penyebaran Virus Wuhan

Nicole Hao – The Epochtimes

Seorang wisatawan Tiongkok yang berkunjung ke Thailand didiagnosis menderita jenis pneumonia baru yang merupakan kasus pertama yang dipastikan di luar kota Wuhan, Tiongkok. Sementara itu, di kota Shenzhen, selatan Tiongkok, seorang pasien dirawat di rumah sakit karena jenis misterius pneumonia berat lainnya.

Pihak berwenang Tiongkok pada (11/1/2020) secara terbuka merilis rangkaian genetik lengkap dari Coronavirus yang menyebabkan penyakit pernapasan. Rangkaian genetik itu memungkinkan para profesional kesehatan masyarakat untuk mendeteksi apakah seorang pasien menderita penyakit yang sama yang pertama kali dipastikan oleh pihak berwenang kesehatan Wuhan pada (31/12/2019).

“Organisasi Kesehatan Dunia menegaskan kembali bahwa adalah sangat penting investigasi terus dilakukan di Tiongkok untuk mengidentifikasi sumber wabah ini dan setiap reservoir hewan atau inang perantara,” sebut pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia pada  (13/1/2020) dalam menanggapi kasus Thailand.

Pihak berwenang Tiongkok belum mengidentifikasi penyebab penyakit tersebut, meskipun mereka mengatakan beberapa pasien telah mengunjungi atau bekerja di pasar makanan laut di Wuhan yang juga menjual binatang hasil perburuan. Pihak itu menegaskan belum ada kasus infeksi baru sejak tanggal 29 Desember 2020.

Hong Kong, Singapura, Taiwan, dan Korea Selatan semuanya telah mengidentifikasi orang-orang dengan gejala seperti pneumonia. Orang-orang itu  baru-baru ini bepergian ke Wuhan dan mengkarantina orang-orang tersebut di rumah sakit.

Kasus di Thailand, Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand pada tanggal 13 Januari 2020 mengatakan bahwa pasien tersebut adalah seorang wanita dari kota Wuhan di tengah Tiongkok. Setelah ia ditemukan menderita  gejala radang paru pada tanggal 8 Januari 2020, otoritas Thailand mengkarantina wanita itu di Institut Penyakit Menular Bamrasnaradura, di Nonthaburi.

Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand menambahkan bahwa wisatawan Tiongkok itu telah pulih dari penyakit dan dapat kembali ke Wuhan dengan menumpang pesawat terbang.

Di Tiongkok, Komisi Kesehatan kota Wuhan mengatakan 687 orang masih ada dalam daftar orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien yang didiagnosis dan dalam pengamatan.

Jumlah kasus tetap adalah 41, meskipun pihak berwenang awalnya melaporkan 59 kasus. Tidak jelas mengapa ada perbedaan tersebut.

Sementara itu, sebuah pernyataan tanggal 12 Januari yang diterbitkan oleh media pemerintah Tiongkok, mencatat bahwa Rumah Sakit Rakyat Distrik Nanshan di kota Shenzhen melaporkan  seorang pasien dirawat karena menderita pneumonia berat.

Pernyataan rumah sakit itu menyebutkan pasien  adalah seorang wanita guru di Shenzhen yang berkewarganegaraan India dan berusia 41 tahun. Ia tidak melakukan perjalanan ke kota-kota lainnya di Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir. Ia menderita batuk setelah tahun baru dan demam selama dua hari, tetapi tidak berobat ke dokter atau melaporkan sakit.

Pada tanggal 11 Januari, Guru itu pergi ke Rumah Sakit Rakyat Shekou di distrik Nanshan. Segera setelah itu, ia menderita gagal napas yang parah, dan dipindahkan ke Rumah Sakit Rakyat Distrik Nanshan.

Rumah sakit mengatakan pasien menderita pneumonia berat. Uji laboratorium mengesampingkan coronavirus SARS atau sindrom pernapasan akut yang parah, MERS atau sindrom pernapasan Timur Tengah, dan strain Wuhan. Uji laboratorium juga mengesampingkan influenza dan flu burung.

Sean Lin, seorang ahli mikrobiologi yang berbasis di Amerika Serikat dan mantan peneliti virologi untuk Angkatan Darat Amerika Serikat, adalah sangat tidak biasa bagi sebuah rumah sakit untuk menyingkirkan Coronavirus Wuhan dalam waktu 24 jam setelah seorang pasien dirawat.

Menurut Sean Lin, pengujian untuk Coronavirus biasanya memakan waktu lebih dari satu hari. Virus umum hanya membutuhkan beberapa jam untuk diuji, tetapi tidak mungkin bahwa rumah sakit perlu membuat pernyataan mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus biasa.

“Saya percaya kesimpulannya adalah terlalu dini,” kata Sean Lin.

Sean Lin juga menemukan bahwa adalah tidak biasa bahwa sementara negara-negara Asia dan daerah lain mencurigai kasus tersebut, baik Wuhan atau pun kota-kota lain di Tiongkok tidak melaporkan kasus yang diduga baru.

“Satu-satunya lalu lintas keluar dari Wuhan tidak hanya melalui penerbangan,” kata Sean Lin.

Sean Lin menambahkan bahwa pihak berwenang Tiongkok tidak bertanggung jawab untuk tidak mengeluarkan peringatan, atau pun memberikan informasi masyarakat  melalui konferensi pers atau wawancara media.

Sejak wabah tersebut, pihak berwenang Wuhan sangat menyensor diskusi mengenai penyakit tersebut. Delapan warga Wuhan ditahan setelah berbagi informasi di media sosial. (vv)

FOTO : Seorang perawat mengenakan masker, berjalan di lorong rumah sakit di Guangzhou, Tiongkok pada tanggal 13 Januari 2004. (Getty Images)