Beredar Percakapan Dokter di Lini Pertama Rumah Sakit Wuhan Bocor ke Publik Sebut “Klinik Rawat Jalan Seperti Kamar Jenazah”

Epochtimes.com

Dialog dari staf medis rumah sakit Wuhan bocor ke publik yang menyebutkan bahwa   sejumlah besar pasien telah meninggal di rumah sakit Wuhan, Tiongkok. Rumah duka tidak mampu menangani jenazah dan klinik itu pun berubah menjadi kamar jenazah.

Dalam rekaman percakapan bahasa Tionghoa dalam dialek lokal yang diduga dokter di lini pertama rumah sakit Wuhan itu, seorang staf medis perempuan mengatakan, bahwa banyak dari  pasien telah meninggal di klinik rawat jalan. Karena fasilitas di rumah duka setempat tidak memadai, klinik kwalahan dan seakan menjadi kamar jenazah.

Staf wanita itu mengatakan, “Di lingkungan hantu ini, jenazah-jenazah akan membusuk lebih cepat dan virus akan menyebar lebih cepat.” 

Menurutnya setidaknya satu atau dua orang meninggal dunia setiap hari di rumah sakit kecil itu, apalagi rumah sakit besar.

Sementara lawan bicara dengan suara pria itu mengatakan, apa yang dikatakan pemerintah lebih dari 40 orang meninggal itu sepenuhnya tidak benar.

Menurut laporan resmi Komunis Tongkok, pada 25 Januari 2020, Komite Kesehatan Komunis Tiongkok telah mengumumkan statistiknya, mengatakan bahwa 1287 kasus yang dikonfirmasi dan 41 kematian dilaporkan secara nasional.

Percakapan antara keduanya menunjukkan berlangsung sekitar 25 Januari 2020, banyak pasien yang sudah meninggal dunia ketika itu, namun otoritas setempat memblokir beritanya.

Keduanya juga mengeluh: “Walikota harus mengundurkan diri,sosok orang seperti itu tidak pantas menjadi pejabat, sampai mati pun tidak bisa menutupi kelalaiannya.” 

Staf medis wanita itu juga mengatakan dalam dialognya : “Alat tes Kit untuk mengkonfirmasikan diagnosis itu terbatas jumlahnya. Kit adalah perangkat atau alat untuk mendeteksi coronavirus baru (2019-nCoV). Hanya ada 2.000 kit per hari di kota. Hanya pasien rawat jalan di rumah sakit kami yang dapat diperiksa untuk asam nukleat.” 

Pemeriksaan asam nukleat dilarang untuk pasien klinik, tetapi berapa banyak pasien yang bisa rawat inap di rumah sakit? 

Jika pemeriksaan asam nukleat tidak memungkinkan, peraturan negara tidak boleh didiagnosis sebagai pneumonia parah, atau virus radang-paru-paru, jadi terpaksa bilang diduga sebagai pneumonia coronavirus baru.

Sejak pecahnya epidemi pneumonia dari virus korona baru, sejumlah besar warga minta tolong di Internet, sedangkan keluarga mereka terus bolak balik antara rumah sakit dan rumah, tetapi tidak bisa didiagnosis, atau dirawat inap di rumah sakit. Mereka dibiarkan  hanya menanti ajal dalam keadaan hidup.

Jenazah-jenazah di rumah sakit, rumah duka dan di jalanan yang direkam  terus diekspos ke publik, menunjukkan bahwa jumlah kematian dan kasus yang dikonfirmasi sebenarnya jauh melampaui data yang dilaporkan oleh otoritas komunis Tiongkok. (jon)

FOTO : Ilustrasi tak berkaitan dengan berita ini (Screenshoot NTDTV)

Video Rekomendasi :