Komunis Tiongkok Larang Media Mempublikasikan Surat Permintaan Bantuan Warga Wuhan, Warga Mengeluh Agar Lebih Efisien

Yi Ru – Epochtimes.com

Wabah pneumonia Wuhan terus berkembang tanpa terkendali. Semakin banyak warga Wuhan mengirim pesan lewat platform sosial selain untuk mengungkap situasi aktual di Wuhan, juga pesan permintaan bantuan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pihak luar. 

Di satu sisi, komunis Tiongkok mensyaratkan warga yang hendak mencari bantuan harus mendaftar dengan nama asli. Akan tetapi pada saat yang sama menghapus banyak postingan dari platform sosial. Di sisi lain, komunis Tiongkok melarang media memberikan laporan secara bebas.

“Saya khawatir efek pengiriman ulang saya kurang baik. Akan saya kirim ulang, sejujurnya adalah permintaan bantuan. Saya berharap pihak pemerintah tidak memblokir pesan saya minta bantuan. ….permintaan pasien pneumonia Wuhan tidak sulit ditebak, mereka hanya meminta alat tes, dan tempat pembaringan (di rumah sakit) ! Di mana pemerintah berada sekarang ? Siapa yang seharusnya memberikan bantuan, pasien yang cukup lama dibiarkan begitu saja sudah hampir mati ???

Itu adalah salah satu pesan permintaan bantuan warga yang diposting di Weibo pada 2 Februari 2020. 

Keesokan harinya, Mr. Rao yang memposting pesan tersebut memberitahu reporter Epoch Times bahwa ia tinggal di Distrik Jianrong Jiayuan, Wuhan. Ayahnya mulai demam pada 26 Januari 2020, tetapi terus tidak kebagian giliran untuk diperiksa termasuk bangsal untuk diopname di rumah sakit Hankou. 

Sampai 29 Januari baru diperiksa dokter dan diobservasi dalam ruang isolasi di Rumah Sakit Ketujuh Kota Wuchang. 

“Sekarang dia tidak bisa makan apa pun dan tidak punya tenaga untuk berbicara. Rumah sakit tidak memiliki perawatan medis yang baik, tidak ada nutrisi, kecuali memberikan beberapa suntikan anti-radang”.

Mr. Rao mengatakan, ayahnya baru menjalani tes virus pagi ini pada 5 Februari, Karena Rumah Sakit Ketujuh Kota Wuchang tidak memiliki laboratorium sendiri, jadi sampel dikirim ke rumah sakit lain, tunggu 4 sampai 5 hari baru ada kabar. Karena itu Mr Rao khawatir, “Kondisi pasien sekarang memburuk, apakah ia sanggup bertahan ? Tetapi pihak rumah sakit mengatakan bahwa tiada jalan lain kecuali menunggu. Apa boleh buat, meskipun seorang pasien yang berada dalam ruang observasi yang sama sampai mati dalam penantian.”

Ia mengatakan bahwa dirinya baru saja mendapat kabar bahwa tempat pembaringan baru agak longgar pada 3 Februari.

“Tempat pembaringan mungkin sedikit dilonggarkan pada 3 Februari, sebelumnya penuh dan berebut”. Untuk lebih jelasnya, Mr. Rao mengatakan karena panggilan telepon dari luar negeri, ia tidak nyaman untuk berbicara lebih banyak, “Saya hanya bisa memberitahu Anda ini saja. Sekarang seluruh kota Wuhan telah memasuki periode puncak (wabah), dan situasinya sangat serius dan sangat buruk”.

Mr. Rao berharap pemerintah bekerja lebih efisien. “Supaya laporan pengujian ini bisa diperoleh lebih cepat agar bisa digunakan untuk memesan ruang opname”.

Mr. Wu juga mengatakan bahwa ia tidak berani memastikan jika posting pesannya bisa lolos inspeksi petugas pengawas jaringan internet. Ia mengatakan : “Saya berharap Anda bisa membantu menyebarkan agar pemerintah dan unit terkait tahu bahwa masalahnya dapat diselesaikan sesegera mungkin”.

Pesan minta bantuan seperti yang diposting Mr. Rao muncul dalam jumlah besar di Weibo dan Baidu Bar setiap hari.

Ada netizen menyatakan bahwa pada 28 Januari, Weibo Server mengumumkan aturan bagi netizen yang ingin menyampaikan surat permintaan bantuan melalui Weibo, agar menggunakan nama asli. Jika tidak pesannya tidak dapat diunggah secara online.

Mr. Xiao, seorang jurnalis mengatakan bahwa ini adalah cara pemerintah untuk mengontrol aliran informasi dan mengintimidasi warga.

“Di Tiongkok, hanya bisa menggunakan nama asli. Sangat mudah bagi pemerintah untuk melacak informasi yang dikirim melalui ponsel menggunakan WeChat dan Weibo. Hanya cara ini untuk mengintimidasi semua warga. “Namun intimidasi ini tidak efektif”, karena orang yang terinfeksi penyakit ini akan sangat takut, nyawa lebih penting, jadi tidak ada orang yang peduli dengan sistem nama asli”.

Hingga saat ini, lebih dari 100.000 orang yang terinfeksi belum diobati secara efektif, sedangkan data aktual terus disembunyikan komunis Tiongkok.

Baru-baru ini, menurut laporan media, Departemen Propaganda Partai Komunis Tiongkok bahkan mengeluarkan pemberitahuan internal yang isinya melarang media lokal mengungkap kebenaran dari wabah yang sedang berkecamuk. (Sin/asr)

Video Rekomendasi :