Dokter Li Wenliang, Sosok Whistleblower Coronavirus yang Dibungkam Meninggal Dunia Setelah Terinfeksi

Nicole Hao – The Epochtimes

Li Wenliang, adalah salah satu dari delapan pelapor pelanggaran yang pertama kali mempublikasikan informasi mengenai wabah “mirip-SARS” pada bulan Desember 2019. Akan tetapi kemudian ditegur oleh pihak berwenang komunis Tiongkok. Ia meninggal dunia akibat Coronavirus pada tanggal 7 Februari 2020, menurut media pemerintah Tiongkok. Ia meninggal dunia dalam usia 34 tahun.

Li Wenliang dan beberapa dokter di Wuhan, pusat wabah Coronavirus, memberitahukan kepada masyarakat mengenai penyakit itu sebelum pihak berwenang komunis Tiongkok memastikannya.

Seperti dikutip oleh The Epochtimes dari Media pemerintah Tiongkok pada awalnya melaporkan sekitar pukul 21.30 hari Kamis Li Wenliang meninggal dunia. Namun, pada pukul 02.25 tanggal 7 Februari, Caixin, media Tiongkok menerbitkan kembali sebuah laporan, mengutip sumber-sumber di rumah sakit tempat Li Wenliang dirawat, bahwa Li Wenliang masih sedang diberi napas buatan. 

Laporan itu mengatakan pada pukul 21.00 hari Kamis, Li Wenliang menerima operasi oksigenasi membran ekstrakorporeal yang berfungsi sebagai pengganti jantung dan paru.

Pada tengah malam, perawat di rumah sakit mengatakan Li Wenliang masih hidup tetapi dalam situasi kritis.

Pada pukul 03.00, para netizen mulai mengeluh bahwa sensor Tiongkok menghapus artikel berita dan posting media sosial terkait kematian Li Wenliang. Dalam sebuah posting media sosial yang diterbitkan sesaat sebelum pukul 04.00, People’s Daily melaporkan bahwa Li Wenliang meninggal pada pukul 02.58 hari Jumat.

Mengungkap Kebenaran

Kembali pada akhir bulan Desember 2019, Li Wenliang memposting pesan di WeChat, platform media sosial populer, sekitar tujuh pasien di Rumah Sakit Pusat Wuhan, tempat ia bekerja, didiagnosis menderita penyakit mirip-pneumonia dan sedang dikarantina. Ia menerbitkan pesan di grup obrolan yang dibentuk untuk alumni fakultas kedokterannya.

Li Wenliang, seorang dokter mata, ingin memperingatkan mantan teman seangkatannya dan teman-temannya yang lain mengenai penyakit ini karena tujuh pasien tersebut semuanya telah mengunjungi Pasar Makanan Laut Huanan. Sejak itu, pemerintah Tiongkok mengatakan pasar tersebut mungkin menjadi sumber wabah, meskipun masih dalam penyelidikan.

Tangkapan layar dari pesan Li Wenliang  menjadi viral di internet Tiongkok dalam beberapa jam.

Menurut Beijing Youth Daily, media yang dikelola pemerintah, Li Wenliang dipanggil oleh para pejabat di rumah sakit tempat ia bekerja dan diminta untuk menjelaskan situasi tersebut pada tanggal 31 Desember 2019. Kemudian pada hari itu, pemerintah kota Wuhan mengumumkan bahwa ada wabah “pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.”

Pada tanggal 1 Januari 2020, pejabat Wuhan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Weibo, sebuah platform mirip Twitter, bahwa pihaknya telah “mengambil tindakan hukum” terhadap delapan orang, termasuk Li Wenliang, yang telah “menyebarkan desas-desus” mengenai penyakit ini, yang “menyebabkan berdampak merugikan masyarakat. “

Dua hari kemudian, polisi Wuhan memanggil Li Wenliang ke kantor polisi, di mana ia ditegur karena “menyebarkan desas-desus.” Li Wenliang dipaksa untuk menandatangani “pernyataan pengakuan,” bahwa ia berjanji tidak akan melakukan “tindakan melanggar hukum lebih lanjut.”

Setelah dibebaskan dari kantor polisi, Li Wenliang diizinkan kembali bekerja. Salah satu pasiennya yang terinfeksi Coronavirus, menularkan Coronavirus kepadanya.

Virus yang Menular

Pada tanggal 10 Januari 2020, Li Wenliang mulai batuk. Pada tanggal 12 Januari, Li Wenliang dirawat di rumah sakit. Kondisinya memburuk dengan cepat. Ia segera mendapat dukungan oksigen dan dikirim ke unit perawatan intensif untuk perawatan lebih lanjut.

Pada tanggal 31 Januari 2020, Li Wenliang memposting pesan pertamanya di Weibo sejak kembali dari kantor polisi. Ia menjelaskan bagaimana pihak berwenang Tiongkok menekannya untuk tetap bungkam.

Setelah itu, Li Wenliang yang muncul dalam beberapa wawancara media Tiongkok, berulang kali mengatakan, “Adalah sangat penting untuk membiarkan masyarakat mengetahui kebenaran,” untuk mencegah lebih banyak orang tertular Coronavirus.

Pada tanggal 1 Februari, ia didiagnosis menderita Coronavirus. Kedua orangtuanya juga terinfeksi Coronavirus.

Novel Coronavirus virus tahun 2019 (2019-nCoV) berada dalam keluarga patogen yang sama dengan virus sindrom pernapasan akut yang parah (SARS), penyakit menular yang merebak di Tiongkok dan menewaskan ratusan pada tahun 2003; dan virus sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), penyakit pernapasan yang menewaskan lebih dari 500 orang di seluruh dunia sejak tahun 2012.

Pasien pertama di Wuhan menunjukkan gejala pada awal bulan Desember. Beberapa minggu kemudian, ada kasus penularan dari manusia ke manusia.

Tetapi pihak berwenang Komunis Tiongkok tidak memberitahukan kepada masyarakat bahwa virus itu menular sampai tanggal 20 Januari 2020. 

Coronavirus menyebar ke seluruh Tiongkok dan ke puluhan negara, di mana banyak kematian dilaporkan di Tiongkok. Pakar kesehatan dan warga setempat memberikan kesaksian yang menunjukkan angka infeksi dan angka kematian yang sebenarnya adalah jauh lebih tinggi daripada yang dikatakan pihak berwenang Komunis Tiongkok. (Vivi/asr)