Perspektif Pandemi: Hubungan Antara Elite Kanada yang Berkuasa dengan Rezim Komunis Tiongkok

Theepochtimes, oleh Yao Liang dan Tanya Du- Pada pertengahan bulan Juni 2020 lalu, Kanada memiliki sekitar 100.000 kasus infeksiĀ  virus Komunis Tiongkok dan lebih dari 8.000 kasus kematian. Dari jumlah tersebut, lebih dari setengah kasus infeksi dan 65 persen kasus kematian terjadi di Quebec, yang memiliki kurang dari seperempat populasi Kanada.

Artikel editorial The Epoch Times Amerika berjudul ā€œTempat Mana pun yang Terikat Erat dengan Partai Komunis Tiongkok, Maka Virus Partai Komunis Tiongkok Menyertaiā€ mencatat bahwa daerah terparah terkena dampak virus tersebut di luar Tiongkok semuanya memiliki kesamaan yakni memiliki  hubungan dekat atau menguntungkan dengan rezim  Komunis Tiongkok.

Selama beberapa dekade, para pemimpin tingkat-tinggi, elit yang terhubung dengan baik, dan perusahaan kuat di Kanada, banyak yang berbasis di Quebec. Hal itu telah mendorong ikatan yang lebih dekat antara Kanada dengan Tiongkok.

Kota Ottawa memainkan peran penting dalam memungkinkan rezim Tiongkok untuk memperoleh pengakuan dunia di masa-masa awalnya dan membantu rezim Komunis Tiongkok sepanjang perjalanannya menjadi salah satu negara adikuasa yang muncul di dunia. Rezim Komunis Tiongkok terus menindas rakyatnya sendiri di dalam negeri dan menyebarkan tentakel pengaruhnya di luar negeri. Sementara itu, para pemimpin Kanada sering menutup mata terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Beijing selama masa kritis.

Mengatur Perjalanan

Pada tahun 1970, pemerintahan Perdana Menteri Pierre Trudeau menjadi salah satu pemerintah Barat pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Partai Komunis Tiongkok. Pengakuan Kanada terhadap rezim Komunis Tiongkok membuka jalan bagi negara-negara Barat lainnya untuk mengikuti Kanada dan membuka jalan bagi Partai Komunis Tiongkok untuk bergabung dengan badan-badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Keterangan gambar : Perdana Menteri Kanada Pierre Trudeau berjabat tangan dengan Ketua Mao Zedong di Beijing pada tanggal 13 Oktober 1973. (Foto CP)

Membangun hubungan dengan Tiongkok komunis dan membawa Tiongkok komunis bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah salah satu tujuan kebijakan luar negeri utama Pierre Trudeau setelah ia menjadi Perdana Menteri Kanada pada tahun 1968 silam.

Menurut buku tahun 2013 ā€œThe Truth About Trudeauā€ oleh Bob Plamondon, jauh sebelum menjadi Perdana Menteri Kanada, saat berkunjung ke Moskow untuk menghadiri konferensi propaganda pada tahun 1950-an, Pierre Trudeau, saat itu adalah seorang aktivis politik dari Quebec. Dilaporkan memberitahu istri seorang seorang diplomat Amerika Serikat yang mengepalai sebuah kedutaan besar atau kantor diplomatik lainnya saat duta besar atau jabatan lain yang setara sedang vakum bahwa Pierre Trudeau adalah seorang komunis dan seorang Katolik dan datang ke Moskow untuk mengkritik Amerika Serikat dan memuji Uni Soviet. 

Pierre Trudeau melakukan perjalanan ke Tiongkok pada tahun 1949 silam sebagai seorang pemuda. Perjalanan dilakukan sekali lagi pada tahun 1960 dalam perjalanan yang disponsori oleh rezim Komunis Tiongkok. Pierre Trudeau  mencatat perjalanan terakhir dengan co-penulis Jacques HĆ©bert dalam buku mereka berjudul “Two Innocents in Red China.”

Selama kunjungan tersebut, mereka berdua menyaksikan adegan salah satu periode rezim Komunis Tiongkok yang paling gelap, yaitu ā€œLompatan Jauh ke Depan,ā€ sebagaimana disebutkan dalam sebuah artikel di The Globe dan Mail. 

Selama periode ini, yang berlangsung dari tahun 1958 hingga 1962, Ketua Mao Zedong ingin cepat membawa industrialisasi ke Tiongkok dan memaksa petani untuk menghasilkan baja daripada tanaman, di mana petani yang dianggap tidak patuh akan menghadapi siksaan dan bahkan kematian. ā€œLompatan Jauh ke Depanā€ menyebabkan kelaparan yang kehancuran yang menewaskan puluhan juta orang Tiongkok.

Dalam buku mereka, Pierre Trudeau dan Jacques HĆ©bert menulis, ā€œKami yakin kami menyaksikan awal suatu revolusi industri.”

Selama kunjungan resminya ke Tiongkok sebagai Perdana Menteri Kanada pada tahun 1973, di mana ia bertemu dengan Mao Zedong dan Perdana Menteri Tiongkok Zhou Enlai, Pierre Trudeau memuji pemerintahan rezim Komunis Tiongkok. Piere Trudeau mengatakan sistem yang telah dikembangkan dibandingkan dengan semua sistem sosial Tiongkok sebelumnya, berusaha untuk memberikan martabat manusia dan kesetaraan kesempatan bagi rakyat Tiongkok.

Komentar Pierre Trudeau muncul saat Mao Zedong berada di tengah-tengah Revolusi Kebudayaan yang menghancurkan dan berdarah, yang diperkirakan mengakibatkan korban jiwa mulai dari ratusan ribu hingga 20 juta jiwa. Jutaan rakyat Tiongkok menderita akibat penyiksaan dan penghinaan, perampasan harta benda, serta kehancuran ekonomi dan kebudayaan tradisional.

Atas desakan Beijing, Pierre Trudeau menolak mengeluarkan izin untuk mengizinkan Taiwan ambil bagian dalam Pertandingan Olimpiade 1976 di Montreal, meskipun tim Taiwan diakui oleh Komite Olimpiade Internasional. Untuk menolak masuk suatu negara yang diakui oleh Komite Olimpiade Internasional belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat ditentang oleh Amerika Serikat.

Pierre Trudeau terhadap Partai Komunis Tiongkok memiliki implikasi jangka panjang dan menggerakkan beberapa dekade kebijakan yang menenangkan Tiongkok.

Pada tahun 2013, saat putra Pierre Trudeau, yaitu Justin Trudeau, pemimpin Partai Liberal yang mencari jalan untuk menjadi perdana menteri berikutnya, ditanya negara mana yang paling dikaguminya, Justin Trudeau menjawab: “Sebenarnya saya sangat mengagumi Tiongkok. Kediktatoran dasar Tiongkok sebenarnya memungkinkan Tiongkok dengan cepat mengubah perekonomiannya.”

Hubungan Perusahaan 

Di belakang beberapa upaya lobi paling agresif untuk hubungan Kanada dengan Tiongkok yang lebih kuat adalah segelintir perusahaan besar dengan operasi bisnis yang luas di Tiongkok. Banyak dari perusahaan besar tersebut yang berbasis di Quebec.

Power Corporation yang berbasis di Montreal, sebuah perusahaan jasa keuangan miliaran dolar, digambarkan sebagai “penjaga gerbang utama hubungan formal [Kanada] dengan Tiongkok” oleh penulis Jonathan Manthorpe dalam bukunya tahun 2019 “Cakar-Cakar Panda.”

Pada tahun 1968, Power Corporation berada di bawah kendali Paul Desmarais Sr. yang dijalankan oleh putra-putranya yaitu Paul Jr. Desmarais dan AndrƩ Desmarais menjabat sebagai co-CEO sampai tahun lalu, saat mereka mengumumkan bahwa mereka mengundurkan diri dari peran mereka sebagai CEO tetapi Paul Jr. Desmarais tetap sebagai ketua dan AndrƩ Desmarais sebagai wakil ketua Power Corporation.

Beberapa orang paling berpengaruh di Kanada memiliki tautan ke Power Corporation, termasuk empat mantan perdana menteri.

Putri mantan perdana menteri Jean ChrƩtien menikah dengan AndrƩ Desmarais. Mantan perdana menteri Jean ChrƩtien, Pierre Trudeau, dan Brian Mulroney semuanya menjabat sebagai anggota dewan penasihat Power Corporation setelah tidak menjabat sebagai perdana menteri. Mantan perdana menteri Paul Martin adalah presiden salah satu anak perusahaan Power Corporation, Canada Steamship Lines, dan kemudian bersama dengan seorang mitra membeli Canada Steamship Lines pada tahun 1980-an.

Keterangan gambar : AndrƩ Desmarais, putra pendiri Power Corporation Paul Desmarais Sr., menghadiri sebuah acara di Sun Valley, Idaho, pada tanggal 6 Juli 2016. Drew Angerer / Getty Images)

Pada tahun 2019, Jean ChrĆ©tien mengatakan Menteri Kehakiman Kanada harus menggunakan kewenangannya untuk menghentikan ekstradisi eksekutif Huawei Meng Wanzhou, yang ditangkap di Vancouver pada bulan Desember 2018 atas permintaan ekstradisi Amerika Serikat. 

Mulroney menyarankan agar Jean ChrƩtien dan AndrƩ Desmarais dikirim ke Tiongkok atas nama pemerintah Kanada guna merundingkan pembebasan dua orang Kanada yang ditangkap oleh Beijing sebagai tindakan pembalasan atas penangkapan Meng Wanzhou.

Beberapa politisi Kanada terkemuka lainnya, termasuk mantan menteri kabinet, juga bekerja untuk Power Corporation. 

Eksekutif berpengaruh lainnya di Power Corporation adalah Maurice Strong, yang kemudian menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Maurice Strong adalah keponakan laki-laki reporter pro-komunis terkemuka Anna Louise Strong. 

Menurut seri The Epoch Times Amerika berjudul “Bagaimana Hantu Komunisme Menguasai Dunia Kita,ā€ Maurice Strong sangat terpengaruh oleh bibinya dan menggambarkan dirinya sebagai seorang sosialis dalam ideologi dan seorang kapitalis dalam metodologi. Setelah pensiun, Maurice Strong pindah ke Beijing, tempat ia tinggal selama sisa hidupnya.Ā 

Dalam sebuah wawancara pada tahun 2010 dengan Guardian, Maurice Strong mengatakan ia masih mempertahankan beberapa kerjasama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa khususnya untuk Tiongkok dan kawasan tersebut. Power Corporation adalah anggota pendiri Dewan Bisnis Kanada Tiongkok, yang dipelopori oleh Paul Desmarais Sr.

Dewan Bisnis Kanada Tiongkok

Dewan Bisnis Kanada Tiongkok mendukung hubungan yang kuat dengan Tiongkok dan termasuk di dalam peringkatnya adalah mantan politisi atau individu yang kemudian menjadi politisi.

Paul Desmarais Sr. adalah ketua pendiri Dewan Bisnis Kanada Tiongkok. Putra Paul Desmarais Sr. yaitu AndrƩ Desmarais adalah seorang ketua kehormatan Dewan Bisnis Kanada Tiongkok, dan ketua Dewan Bisnis Kanada Tiongkok saat ini adalah putra AndrƩ Desmarais, yaitu Olivier.

Dewan Bisnis Kanada Tiongkok, sebelumnya bernama Dewan Perdagangan Kanada Tiongkok, didirikan pada tahun 1978 oleh delapan perusahaan besar Kanada dan CITIC, yaitu perusahaan milik negara Tiongkok.

Setengah dari anggota pendiri dari Kanada  yaitu Power Corporation, BMO Financial Group, Bombardier, dan SNC-Lavalin  berbasis di Montreal. Anggota pendiri lainnya adalah Barrick Gold Corp, Pengembangan Ekspor Kanada, Manulife Financial, dan Sun Life Financial, yang berbasis di Montreal sampai tahun 1978.

Buku “Cakar-Cakar Panda” mengatakan para anggota pendiri Dewan Bisnis Kanada Tiongkok menjadi lobi persuasif untuk meningkatkan hubungan dengan Tiongkok, di mana manfaat perdagangan dianggap sangat penting.

Masyarakat bisnis Kanada-Tiongkok memiliki hubungan yang kuat dengan pejabat Tiongkok yang berkuasa, Bo Xilai.

Keterangan gambar ; Mantan anggota Politbiro Bo Xilai yang tercela menghadiri sesi penutupan Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok di Aula Rakyat di Beijing pada tanggal 13 Maret 2012. (Lintao Zhang / Getty Images)

Bo Xilai adalah bintang yang sedang naik daun dari Partai Komunis Tiongkok sampai ia dipindahkan dari jabatannya sebagai Kepala Partai Komunis Tiongkok di kota besar Chongqing setelah skandal yang melibatkan pejabat Chongqing bernama Wang Lijun. Wang Lijun memberi laporan kepada Konsulat Amerika Serikat di Chengdu mengenai keterlibatan Bo Xilai dan istri Bo Xilai, Gu Kailai, dalam pembunuhan seorang pengusaha Inggris.

Bo Xilai adalah bagian sebuah faksi yang setia kepada mantan pemimpin Tiongkok Jiang Zemin, saingan pemimpin Tiongkok saat ini Xi Jinping. Menurut beberapa akun, Bo Xilai dan beberapa pejabat lainnya di faksi Jiang berencana untuk menggulingkan Xi Jinping, dan inilah salah satu alasan utama Bo Xilai dicopot dari kekuasaan.

Baik Bo Xilai dan istrinya Gu Kailai sangat terlibat dan mendapat untung dari  panen organ dari tahanan hati nurani Falun Dafa yang didukung negara Komunis Tiongkok.

Jean ChrĆ©tien pernah menyebut Bo Xilai sebagai “teman lama,” dan Bo Xilai disebut sebagai “salah satu jembatan yang penting bagi kunci kamiā€ oleh Sergio Marchi, mantan Menteri Perdagangan Kanada dari partai Liberal dan presiden Dewan Bisnis Kanada Tiongkok masa lalu, menurut The Globe and Mail.

Hubungan antara Bo Xilai dan masyarakat bisnis berakar pada hubungan dekat yang dimilikinya dengan keluarga Desmarais.

The Globe melaporkan tahun lalu bahwa putra Bo Xilai, Bo Guagua, bekerja untuk Power Corporation. Tetapi hubungan ini sebenarnya sudah terjadi antara Paulus Desmarais Sr dengan ayah Bo Xilai. 

Menurut Globe, ayah Bo Xilai, Bo Yibo, pada waktu adalah Wakil Perdana Menteri Partai Komunis Tiongkok, mengunjungi Paul Desmarais Sr. pada tahun 1970-an saat dalam perjalanan menuju Washington untuk meletakkan dasar bagi perjalanan Presiden Amerika Serikat Richard Nixon ke Tiongkok.

Tidak lama setelah Bo Xilai menjadi Menteri Perdagangan Tiongkok pada tahun 2004, Power Corporation adalah salah satu perusahaan asing pertama yang menerima penunjukan untuk membeli dan menjual saham berdenominasi yuan di bursa saham Tiongkok, menurut catatan Globe.

Ikatan CITIC-Power Corporation

CITIC Group Corporation, satu-satunya anggota pendiri Dewan Bisnis Kanada Tiongkok yang berbasis di Tiongkok, adalah salah satu entitas Tiongkok yang memiliki hubungan erat dengan Power Corporation. CITIC Group Corporation adalah perusahaan investasi milik negara yang didirikan untuk mendatangkan investasi Barat ke Tiongkok.

Dua pria mengobrol di sebelah kantor CITIC Pacific di Hong Kong dalam sebuah file foto. Power Corporation membeli saham bermakna di CITIC Pacific, anak perusahaan CITIC, pada tahun 1997, dan AndrƩ Desmarais adalah anggota dewan CITIC Pacific dari tahun 1997 hingga 2014. (Philippe Lopez / AFP via Getty Images)

CITIC didirikan dengan persetujuan pribadi Deng Xiaoping, pemimpin rezim Komunis Tiongkok setelah kematian Mao Zedong. Pendirinya, Rong Yiren, kemudian menjadi Wakil Presiden Republik Rakyat Tiongkok, dikenal sebagai “kapitalis merah.”

AndrĆ© Desmarais adalah anggota dewan CITIC Pacific, anak perusahaan  CITIC, dari tahun 1997 hingga 2014. Selama periode ini, Power Corporation membeli saham di CITIC Pacific.

Power Corporation juga memiliki 13,9 persen kepemilikan di China Asset Management, afiliasi CITIC. Mackenzie Financial Corporation, tidak langsung merupakan anak perusahaan Power Corporation, uga memiliki 13,9 persen saham di China Asset Management.

“Dengan saham langsung dalam petak ekonomi Tiongkok yang luas, keluarga Desmarais pasti akan mendapat manfaat dari hubungan Kanada yang semakin nyaman dengan komunis di Beijing,ā€ kata artikel Western Standard pada tahun 200 berjudul “Boneka Beijing.”

CITIC mencakup banyak “pangeran” Partai Komunis Tiongkok – anak-anak  pemimpin Partai Komunis Tiongkok – di jajaran kepemimpinannya, termasuk Wang Jun. Wang Jun merupakan putra dari salah satu dari delapan penatua Partai Komunis Tiongkok, dan Bo Xicheng, saudara lelaki Bo Xilai dan putra Bo Yibo, satu satu tokoh politik Partai Komunis Tiongkok yang paling senior.

Menurut La Presse, Paul Desmarais Sr. dan AndrƩ Desmarais pertama kali bertemu Rong Yiren selama misi bisnis ke Tiongkok atas undangan Perdana Menteri Pierre Trudeau. Sebelum Power Corporation membeli saham di CITIC, hubungan Desmarais-Rong Yiren telah menghasilkan usaha patungan lain pada tahun 1986: investasi dalam penggergajian kayu di British Columbia.

‘Memperluas Hubungan’

Mantan Perdana Menteri Kanada Brian Mulroney, yang memberikan layanan profesional kepada Power Corporation pada kesempatan yang berbeda, juga duduk di dewan CITIC sesudah tidak menjabat sebagai perdana menteri. 

Menurut sebuah artikel Globe, Paul Desmarais Sr. adalah salah satu dari dua mentor utama Brian Mulroney saat Brian Mulroney masih muda. Power Corporation sering menggunakan jasa Brian Mulroney sebagai pengacara buruh.

Keterangan foto: Mantan perdana menteri Brian Mulroney berbicara di Universitas Maine di Orono, Maine, pada tanggal 9 Mei 2003 (AP Photo / Joel Page)

Menurut buku tahun 2014 “Melibatkan Tiongkok,” setelah kunjungan resmi tahun 1986 ke Tiongkok sebagai perdana menteri. Brian Mulroney menulis, ā€œMasih banyak yang harus dilakukan dalam memperluas hubungan tetapi kerja terus-menerus oleh Perdana Menteri Kanada berturut-turut, terutama Pierre Trudeau, jelas membuahkan hasil.”

Menyusul pembantaian Lapangan Tiananmen pada tahun 1989, saat banyak orang dunia Barat  menghindari hubungan diplomatik dengan Beijing, Brian Mulroney mengatakan kepada Zhu Rongji, Wakil Perdana Menteri Tiongkok saat itu, bahwa Kanada akan siap sepenuhnya terlibat dengan Tiongkok di tahun-tahun mendatang tetapi perlu berhati-hati karena keprihatinan orang Kanada mengenai hak asasi manusia.

Brian Mulroney memainkan peran kunci dalam menjalin kemitraan antara Desmarais dengan pengusaha Peter Munk untuk berinvestasi di deposito emas di Tiongkok pada tahun 1994, setahun setelah akhir masa jabatannya sebagai  perdana menteri. 

Selama perjalanan ke Tiongkok, Peter Munk terkesan bahwa Brian Mulroney dapat mengatur makan malam dengan Zhu Rongji, saat itu menjabat sebagai Kepala Bank Sentral Tiongkok, yang tanpa Zhu Rongji, mustahil mereka mendapatkan akses ke deposit emas Tiongkok.

“Ini adalah contoh yang baik mengenai bagaimana Brian Mulroney menggunakan koneksi dan kontaknya dan mengubahnya menjadi peluang bisnis internasional untuk perusahaan tempat ia terlibat,” kata Peter Munk kepada Globe.

ā€˜Giliran Pro-Beijingā€™

Artikel ā€œBoneka Beijingā€ mencatat bahwa Ottawa mengambil tindakan ā€œpro Beijingā€ di bawah pemerintahan Jean ChrĆ©tien.

Jean ChrĆ©tien pernah mengatakan kepada jaringan berita milik pemerintah Tiongkok CGTN bahwa ia mengunjungi Tiongkok ā€œberkali-kaliā€ saat ia menjadi perdana menteri.

ā€œSelama 10 tahun sebagai perdana menteri, saya bertemu dengan Presiden Tiongkok 17 kali, jadi saya dekat dengan Tiongkok,ā€ kata Jean ChrĆ©tien kepada CGTN. 

Pemimpin Tiongkok selama masa kepemimpinan Jean ChrƩtien adalah Jiang Zemin, yang berkuasa menyertai Pembantaian Lapangan Tiananmen, seperti pemimpin sebelumnya, Zhao Ziyang, adalah dianggap terlalu simpatik pada gerakan protes. Jiang Zemin melanjutkan untuk meluncurkan kampanye penganiayaan brutal terhadap disiplin meditasi tradisional Falun Dafa pada tahun 1999 silam.

Setelah peristiwa berdarah Pembantaian Lapangan TiananmenĀ  tahun 1989, Jean ChrĆ©tien adalah salah satu para pemimpin dunia yang pertama yang membawa Tiongkok keluar dari isolasi. Memulai kembali hubungan dengan Beijing setelah Barat menjauhi rezimĀ  Komunis Tiongkok karenaĀ  membunuh demonstran yang tidak bersenjata.

Keterangan gambar ; Perdana Menteri Kanada Jean ChrƩtien bertemu dengan pemimpin Tiongkok Jiang Zemin sebelum pembicaraan bilateral mereka di Shanghai pada tanggal 20 Oktober 2001. (Foto AP / Andrew Wong, Pool)

Jean ChrƩtien melakukan kunjungan dagang ke Tiongkok pada tahun 1994, dengan membawa serta para pejabat penting, pejabat urusan luar negeri, dan sekitar 400 eksekutif bisnis. Delegasi tersebut menandatangani transaksi dagang senilai 9 miliar dolar saat berada di Tiongkok.

Menjelang perjalanan, Jean  ChrĆ©tien dan pejabat lainnya mengatakan mereka akan memanfaatkan kunjungan tersebut untuk membahas masalah hak asasi manusia. Namun menurut catatan artikel Maclean, masalah itu dikesampingkan.

ā€œKami tidak mempraktikkan diplomasi megafon, kami juga tidak mempraktikkan diplomasi keset,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri memberitahu Maclean saat itu.

Artikel itu mencatat bahwa Jean ChrƩtien membahas masalah hak asasi manusia saat pertemuan dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Peng.

ā€œJean Chretien mengangkat masalah hak asasi manusia begitu singkat sehingga  pejabat Kementerian Luar Negeri Tiongkok kemudian bersikeras bahwa pembahasan masalah hak asasi manusia belum muncul sama sekali, dan Nova Scotia Premier John Savage, yang hadir dalam pertemuan itu, pada awalnya tidak ingat penyebutan pembahasan masalah hak asasi manusia,” kata artikel Maclean.

Selama masa jabatan Jean ChrƩtien, Kanada menarik dukungannya untuk resolusi Amerika Serikat yang mengecam Tiongkok karena pelanggaran hak asasi manusia pada tahun 1997. Sebaliknya, ada pembicaraan mengenai hak asasi manusia dicadangkan untuk pertemuan pribadi, di mana perwakilan Tiongkok cukup menepis masalah.

Tahun 1997 juga merupakan tahun kunci bagi perebutan Power Corporation ke dalam CITIC, saat Power Corporation mengakuisisi saham bermakna di CITIC Pacific, anak perusahaan Power Corporation dan AndrƩ Desmarais menjadi anggota dewan CITIC Pacific.

Jean ChrƩtien juga mendukung masuknya Tiongkok ke Organisasi Perdagangan Dunia, yang berperan dalam memperkaya kas rezim Komunis Tiongkok.

Paul Martin, yang menggantikan Jean ChrĆ©tien sebagai perdana menteri, mempertahankan kebijakan pendahulunya terhadap Tiongkok. Selama perjalanan pada tahun 2005 oleh pemimpin Tiongkok Hu Jintao ke Kanada, Paul Martin dan Hu Jintao sepakat untuk membangun “kemitraan strategis” antara kedua negara.

Beberapa pesanan terbesar untuk bisnis pembuatan kapal oleh Paul Martin sebelum ia menjadi perdana menteri berasal dari Tiongkok. Menurut sebuah artikel yang diterbitkan di Walrus, pada tahun 1995 perusahaan Canada Steamship Lines milik Paul Martin menugaskan tiga kapal dengan kemampuan swa-bongkar muat yang tinggi yang baru dari galangan kapal Jiangnan milik negara Tiongkok.

Melanjutkan Ikatan yang Erat

Saat Stephen Harper menjadi Perdana Menteri Kanada pada tahun 2006, terjadi perubahan besar dalam kebijakan Kanada terhadap Tiongkok, dimana Stephen Harper lebih vokal menyerukan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh  Komunis Tiongkok. 

Stephen Harper juga menolak untuk menghadiri Olimpiade Beijing 2008, yang membuat marah Partai Komunis Tiongkok. Namun, pada tahun-tahun terakhir masa jabatannya, pemerintahan Stephen Harper mulai melunak terhadap Tiongkok.

Manthorpe menulis di ā€œCakar-Cakar Pandaā€ yang berada di balik pemanasan adalah operasi lobi utama dipasang menggunakan agen Partai Komunis Tiongkok yang berpengaruh dalam bisnis dan akademisi untuk membuat pemerintah Stephen Harper berubah sikapnya terhadap Tiongkok.

Setelah Partai Liberal memenangkan pemilihan federal 2015, hampir segera memulai kebijakan mencari hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok, bahkan pada satu titik mempertimbangkan perjanjian ekstradisi dengan rezim Tiongkok. Pemerintah Kanada juga menghabiskan uang untuk inisiatif hubungan masyarakat untuk memacu orang Kanada untuk memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok.

Justin Trudeau mengunjungi Tiongkok pada tahun 2016 dan 2017, melakukan pembicaraan pendahuluan menuju perjanjian perdagangan bebas, meskipun ada ketidakseimbangan senilai 50 miliar dolar dalam perdagangan antara dua negara yang menguntungkan Tiongkok. 

Pembicaraan gagal pada tahun 2017 setelah pihak Tiongkok sisi tidak ingin menuruti permintaan Justin Trudeau untuk mempertimbangkan nilai-nilai progresif dalam kesepakatan tersebut.

Pada tahun yang sama, Kanada berkomitmen ratusan juta dolar dalam investasi dalam inisiatif pembangunan prestise Beijing, Bank Investasi Infrastruktur Asia, dimaksudkan untuk menyaingi bank pembangunan multilateral lainnya seperti Bank Dunia.

Meskipun ada klausul dalam Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada untuk mencegah negara-negara anggota membentuk kesepakatan perdagangan bebas dengan ekonomi “non-pasar” yang jelas merujuk ke Tiongkok, Justin Trudeau mengatakan pada 2018 bahwa Ottawa bermaksud untuk melanjutkan hubungan dagang yang lebih dalam dengan rezim komunis Tiongkok.

Pemerintah Liberal dikritik oleh oposisi dan politisi Amerika Serikat karena memungkinkan pengambilalihan dua perusahaan teknologi canggih  yang peka terhadap keamanan oleh perusahaan Tiongkok. Salah satunya adalah Norsat, perusahaan komunikasi satelit yang berbasis di Vancouver, dan yang lainnya adalah ITF Technologies, sebuah perusahaan teknologi laser berbasis di Montreal.

Pada tahun 2016, kehadiran Justin Trudeau di acara cash-for-access menjadi sumber kontroversi setelah terungkap bahwa salah satu tamu adalah Zhang Bin, seorang penasihat rezim Tiongkok. Acara tersebut diadakan di mansion Benson Wong, Presiden Kamar Dagang Tiongkok Toronto. Biaya kehadiran adalah 1.500 dolar per orang. Zhang Bin menyumbangkan 1 juta dolar kepada Yayasan Pierre Elliott Trudeau dan Fakultas Hukum Universitas Montreal, tempat Pierre Trudeau mengajar.

Menurut Globe, hadir di salah satu acara adalah Liu Meng, Ketua Kamar Dagang Internasional Sungai Yangtze dan anggota Partai Komunis Tiongkok. Peserta lainnya adalah Shenglin Xian, pendiri dari Wealth One Bank of Canada, yang pada saat itu sedang menunggu persetujuan dari regulator federal untuk memulai operasi banknya di Kanada.

Pemerintah Liberal belum mengesampingkan peralatan Huawei, raksasa telekomunikasi Tiongkok, di jaringan 5G Kanada, terlepas dari masalah keamanan dari komunitas intelijen dan Amerika Serikat, di manaĀ  Amerika Serikat telah memperingatkan Kanada akan membatasi pembagian intelijen dengan Kanada jika Kanada mengizinkan Huawei mengoperasikanĀ 5G di Kanada.

Quebec dan Tiongkok

Sebuah catatan di situs web pemerintah Quebec mengatakan, ā€œTiongkok adalah fokus hubungan internasional yang utama bagi Quebec.”

Provinsi Quebec membuka kantor di Beijing pada tahun 1998, dan setahun kemudian membuka kantor di Shanghai. Total volume perdagangan antara Quebec dengan Tiongkok hampir bernilai 13,8 miliar dolar pada tahun 2016, dimana impor dari Tiongkok hampir mendekati 11 miliar dolar dan ekspor ke Tiongkok China hanya 3 miliar dolar.

Keterangan gambar : Perdana Menteri Negara Bagian Quebec, Philippe Couillard menghadiri upacara penandatanganan antara perusahaan Kanada dengan mitra Tiongkok di Beijing pada tanggal 29 Oktober 2014 (AP Photo / Ng HanGuan)

Ada sembilan perjanjian kerja sama antara Tiongkok dengan Quebec dalamĀ berbagai bidang, seperti perdagangan dan pendidikan tinggi. Provinsi Quebec juga membanggakan bahwa selain hubungannya dengan rezim Beijing, Provinsi Quebec juga memiliki hubungan dekat dengan Provinsi Shandong dan kotamadya Shanghai. Kota Montreal dan Quebec sama-sama memiliki kota kembar di Tiongkok.

Perdana Menteri Negara Bagian Quebec berturut-turut memimpin banyak delegasi ke Tiongkok, dalam upaya memperdalam ikatan bisnis.

Selama perjalanan ke Tiongkok pada tahun 2014, Perdana Menteri Negara Bagian Quebec, Philippe Couillard dari Partai Liberal mengatakan ia tidak akan mengemukakan masalah hak asasi manusia, dengan mengatakan, “Anda harus mendengarkan sudut pandang tuan rumah anda mengenai pertanyaan-pertanyaan ini.”

Philippe Couillard kemudian memastikan bahwa ia tidak pernah membahas hak asasi manusia, mengatakan ia pergi ke Tiongkok hanya membahas “investasi dan pekerjaan.”

Setelah memimpin delegasi lain ke Tiongkok pada tahun 2018, dimana ia menandatangani 40 perjanjian senilai 262 juta dolar, Philippe Couillard mengatakan ia tidak ingin “mengorbankan” tujuan misi dengan “komentar sesat.” Menurut Philippe Couillard  pihak lain tidak boleh “mendikte Tiongkok mengenai bagaimana Tiongkok mengatur dalam negerinya.

Mantan Perdana Menteri Negara Bagian Jean Charest, yang menjadi perdana menteri dari tahun 2003 hingga 2012, mengkritik pemerintah Steven Harper pada tahun 2014 karena tidak mengejar ikatan dagang yang  agresif dengan Tiongkok.

ā€œApa yang kami dengar di sela-sela adalah bahwa mungkin ada beberapa kekhawatiran berurusan dengan Tiongkok karena masalah hak asasi manusia, karena masalah lain. Tetapi jika itu adalah masalahnya, anda akan berpikir hal tersebut akan dipertimbangkan sebelum menegosiasikan perjanjian,” kata Jean Charest dalam sebuah wawancara dengan CBC. Hal itu merujuk pada negosiasi promosi investasi asing perjanjian perlindungan.

Jean Charest, yang mengunjungi Tiongkok beberapa kali selama masa jabatannya sebagai perdana menteri, kini menyediakan layanan konsultasi untuk Huawei guna membantu Huawei dalam kasus ekstradisi Meng WanzhouĀ  dan dalam penawaran Huawei untuk terlibat dalam jaringan 5G Kanada.

Keterangan Gambar:Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang berbicara di sebuah konferensi Dewan Bisnis Kanada Kanada di Montreal pada 23 September 2016. (Clement Sabourin / AFP melalui Getty Images)

vivi/rp

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=Wi-8IjeYPUM