Kemungkinan Kebijakan AS Lepas Kaitan HKD dengan USD

oleh Frank Tian Xie, Ph.D.

Pada Juni lalu penulis pernah memublikasikan sebuah artikel berjudul “Akankah Hong Kong Dollar Mati Dengan Tragis & Khidmat?”, yang membahas akibat rezim Komunis Tiongkok memaksakan penerapan UU Keamanan Nasional di Hong Kong.  Pada akhirnya akan menyebabkan Hong Kong kehilangan kemakmurannya, mata uang HKD atau Hong Kong Dollar akan hancur.

Masuk bulan Juli, pemerintah AS masih mempertimbangkan kebijakan apa yang akan dikeluarkan untuk menghadapi kejahatan Komunis Tiongkok.

Banyak kalangan yang mungkin akan mempertanyakan, mematahkan keterkaitan mata uang HKD dengan USD, apakah merupakan jurus yang dapat digunakan AS untuk menghancurkan Komunis Tiongkok?

Sepertinya, masyarakat sudah tidak sabar, ingin melihat Partai Komunis Tiongkok segera runtuh. Masyarakat berharap Hong Kong dapat terbebas dari kekuasaan partai komunis, kemudian situasi menjadi stabil dan kembali ke masa kejayaannya dulu.

Jadi, banyak yang berharap tim yang dipimpin Trump, dapat mengeluarkan jurus yang memaksa HKD lepas kaitan dengan USD untuk menghantam kepentingan Komunis Tiongkok di Hong Kong, tanpa berimbas pada reputasi AS. 

Lalu, apakah AS memiliki jurus pamungkas, yang dapat mencapai tujuan tersebut?

 “Jurus” yang bisa dikeluarkan oleh pihak AS tentu saja ada, persoalannya adalah apakah pemerintah AS akan melakukannya, dan bagaimana mereka akan memper-timbangkan akibatnya.

 Karena jurus di bidang moneter ini begitu dikerahkan, maka akan benar-benar terjadi perang finansial. Itu sama saja dengan benar-benar telah mengobarkan perang terhadap Komunis Tiongkok! Sama dengan senjata nuklir yang dimiliki AS yang dapat menghancurkan negara mana pun (lebih dari sepuluh negara di dunia juga memilikinya). Akan tetapi dalam kondisi pada umumnya tidak akan menggunakan senjata nuklir, dalam hal ini berlaku prinsip yang sama.

 Mata uang Hong Kong yakni Hong Kong  Dollar telah memiliki sejarah 175 tahun. Dulu pernah tergantung pada perak, lalu tergantung pada Poundsterling Inggris, kemudian tergantung pada USD.

 HKD diedarkan oleh Badan Pengawas Finansial Hong Kong lewat tiga bank, yakni HSBC, Standard Chartered (Hong Kong), serta Bank of China (Hong Kong).

Hong Kong membangun sistem nilai tukar terkait atau Linked Exchange Rate System, antara HKD dengan USD telah dimulai sejak 1983.

Bank pengedar setiap kali mengedarkan HKD dalam jumlah tertentu wajib menyetorkan USD kepada Badan Pengawas Finansial  Hong  Kong  dengan  nilai tukar 7,8 dolar Hong Kong terhadap 1 dolar AS.

Dengan demikian, mata uang USD milik cadangan devisa akan dapat memberikan dukungan yang stabil terhadap HKD.

Sejak Mei 2005, Badan Pengawas Finansial Hong Kong telah mengetatkan pengendalian nilai tukar, nilai tukar HKD terhadap USD dibatasi bergerak antara 7,75~7,85.

 Pada saat nilai tukar mendekati batas atas atau batas bawah, maka Badan Pengawas Finansial Hong Kong pun akan melakukan intervensi dengan membeli HKD dan melepas USD, atau membeli USD dan melepas HKD.

Saat ini di Hong Kong, uang yang beredar adalah sebanyak HKD 460 miliar, setara dengan sekitar USD 60 miliar atau 874 triliun Rupiah, sementara skala ekonomi Hong Kong setiap tahunnya sekitar USD 360 miliar atau 5.242 triliun Rupiah.

Dibandingkan dengan Amerika, mata uang USD yang beredar di AS sekitar USD 2 triliun, sementara skala ekonomi AS setiap tahun adalah USD 20 trilyun. 

Kembali ke pertanyaan kita tadi, jurus apa yang dimiliki Trump untuk dapat “memaksa” USD lepas kaitan dengan HKD?

 Pertama, AS tidak ada cara untuk tidak membiarkan negara dan wilayah yang mengedarkan mata uangnya sendiri untuk mengaitkan mata uangnya dengan USD. Dikarenakan mereka sendiri bisa menentukan kaitan atau pegged, menetapkan pertukaran mata uangnya dengan USD pada harga tertentu.

Tiongkok dulunya juga juga demikian, karena mata uang RMB dengan USD bukan pertukaran bebas. Tapi perlu dipertukarkan, maka atas inisiatif sendiri diperkirakan sebuah nilai tukar yang sesuai menurut pemerintah untuk melakukan pertukaran. Maka juga sudah dianggap adanya keterkaitan.

 Amerika memang memiliki hukum yang memastikan kerjasama dengan Hong Kong, menjaga nilai tukar terkait dengan HKD.

 Tentunya, sebagai tindakan untuk menghukum Komunis Tiongkok. AS tidak mungkin melanjutkan janji ini, karena posisi dan sistem awal Hong Kong, telah dirusak oleh Komunis Tiongkok.

 Dengan kata lain, AS tidak bisa mencegah orang lain memaksakan nilai tukar tertentu dengan USD, atau AS tidak bisa memaksakan untuk “lepas keterkaitan”, karena negara seluruh dunia bisa memperoleh USD di pasar internasional. Hanya masalah sedikit atau banyak saja.

Tapi AS bisa mengambil sikap tertentu, memilih apakah akan bekerjasama dengan negara atau wilayah tersebut, untuk membuat keterkaitan tetap terjaga.

 Jika AS mau, maka bisa membuat keterkaitan negara atau wilayah sasaran menjadi sangat sulit, atau biayanya menjadi tinggi. Maka negara atau wilayah tersebut dengan sendirinya akan melepaskan keterkaitannya.

 Dengan begitu, yang disebut dengan lepas kaitan (pegging) menjadi tidak eksis lagi.

 Inilah penyebab mengapa AS memang memiliki “jurus pamungkas”, untuk bisa melepaskan keterkaitan. Apalagi baik dalam pertimbangan hukum internasional atau strategi internasional, hanya dari segi teknis saja, apa yang bisa dilakukan Amerika?

 Jurus pertama, AS bisa membeli HKD; bisa membeli dalam jumlah besar secara terbuka, atau pun diam-diam membeli, sedikit demi sedikit sampai akhirnya secara akumulatif membeli dalam jumlah besar.

 Sebagai contoh, menginvestasikan USD 200 milyar membeli HKD. Membeli dalam jumlah besar untuk menaikkan harga HKD, membuat HKD naik dengan cepat mendekati level “nilai tukar jaminan pihak yang kuat” yakni 7,75.

Bagaimana dengan pemerintah Hong Kong? Untuk menjaga nilai tukar keterkaitan, maka Badan Pengawas Finansial akan melakukan intervensi menggunakan cadangan devisa untuk membeli USD dan melepaskan HKD.

 Jika AS terus membeli, pemerintah Hong Kong tidak kuasa menahan, Beijing akan ditarik masuk, tapi HKD di tangan Beijing juga sangat terbatas.

 Apa yang terjadi kalau HKD telah habis, terus mencetak uang? Biaya mencetak uang, adalah dengan ketiga bank pengedar harus menyediakan mata uang USA sebagai jaminan. 

Jika AS membatasi bank-bank tersebut menggunakan USD, pemerintah Hong Kong terpaksa harus melepaskan jaminan USD untuk mencetak uang. Dengan demikian HKD akan lepas kaitan dengan USD!

 Tentunya jurus ini merupakan jurus jahat sekelas “Sembilan Cakar Tengkorak”, tidak bermoral, hanya Komunis Tiongkok yang akan menggunakannya. AS juga tidak perlu sampai harus menggunakan kekuatan negara untuk menghadapi Hong Kong.

 Dengan kata lain, jurus itu ada, tapi tidak begitu besar peluangnya akan dipergunakan.

Jurus kedua, yakni melarang bank Hong Kong, atau bank modal Tiongkok atau bank modal asing yang beroperasi di Hong Kong untuk menggunakan sistem kliring SWIFT dengan USD. Melarang mereka melakukan transfer antar rekening dan pembayaran dengan USD. Ini juga merupakan jurus setingkat senjata nuklir. Meski bukan jurus licik, dan bisa digunakan dengan penuh martabat. Tapi, sepertinya baru akan digunakan pada saat AS berperang melawan Komunis Tiongkok. Sekarang belum bisa.

 Tidak bisa melakukan kliring dengan metode SWIFT, Hong Kong masih bisa menggunakan mata uang USD, masih bisa memiliki USD. Tapi Hong Kong hanya bisa melakukan transaksi tunai, bertransaksi dengan uang tunai dan uang kertas dolar AS. Hal ini sangat menyulitkan, juga sangat tidak efisien. Jika nilainya besar, maka akan sangat merepotkan.

 Jurus ketiga, AS bisa “menghantam HKD”, seperti dulu ketika Soros menghantam poundsterling Inggris (GBP) dan Baht Thailand (THB). Tentu saja ini hanya secara teori, pemerintah AS tentunya tidak akan melakukan aksi bejat seperti itu. Juga tidak diperbolehkan secara hukum internasional. Tapi pemerintah AS tidak melakukannya, bagaimana dengan swasta?

Toh, melakukan hal ini tidak melanggar hukum AS, juga tidak melanggar hukum di Hong Kong. Karena tidak bisa mencegah orang lain kehilangan kepercayaan terhadap Hong Kong! Masyarakat juga mempunyai banyak alasan untuk tidak memiliki keyakinan terhadap Hong Kong.

 Tanpa ada kepercayaan, tapi ada kemampuan, maka akan bisa melakukan “short selling”.

 Pada saat terjadi short selling, apa yang dapat dilakukan pemerintah Hong Kong dan Komunis Tiongkok, apakah mereka akan mengambil posisi “bullish”? Mungkin saja, tapi berapa banyak? Apakah mereka memiliki cukup banyak cadangan devisa dan emas untuk melakukannya?

 Jurus keempat, AS bisa menempuh berbagai pemberian sanksi kepada Komunis Tiongkok, untuk diberlakukan di Hong Kong seperti dengan menaikkan tarif masuk sama seperti Tiongkok. Maka perdagangan perantara di Hong Kong akan menjadi nol.

 AS tidak lagi menganggap Hong Kong sebagai zona tarif independen, melainkan disamakan dengan Shenzhen dan Shanghai, arus logistik Hong Kong, transportasi laut, transportasi udara, akan segera lenyap. Jika ekspor teknologi dibatasi, maka teknologi Hong Kong dan industri elektroniknya akan kehilangan daya saing.

 Jika ekspor teknologi dibatasi, maka teknologi Hong Kong dan industri elektroniknya akan kehilangan daya saing.

 Pada saat itu, siapa yang masih membutuhkan mata uang HKD? 

Posisi sebagai pusat finansial hilang, cadangan devisa akan habis, USD sangat minim, ditambah dengan gelombang penjualan aset besar-besaran. 

Saat seperti inilah pemerintah Hong Kong akan menghadapi pilihan yang sulit: Mencurahkan emas dan cadangan devisa dalam jumlah besar untuk menjaga HKD dan mempertahankan nilai tukar terhadap USD, atau melepaskan sistem nilai tukar terkait dan melepaskan keterkaitan dari USD?

 Pada saat itu, AS bahkan tidak perlu melakukan apa pun. HKD pasti akan lepas kaitannya dengan USD, kehancuran HKD juga tak terelakkan. Sebenarnya, semua ini adalah akibat ulah Komunis Tiongkok sendiri.

Mungkin ada yang akan bertanya, jurus yang mana yang akan digunakan AS? 

Menurut penulis, yang paling memungkinkan untuk dilakukan AS adalah jurus keempat yang bersifat bertahap. Lalu perlahan-lahan semakin diperkuat, sampai akhirnya tuntas, memojokkan Komunis Tiongkok menyerah tanpa syarat dan mencabut UU sesatnya itu.

 Tapi hal ini juga tidak besar kemungkinannya, karena komunis Tiongkok sudah di bawah kepemimpinan percepatan, tidak bisa kembali lagi. 

Dan, memburuknya hubungan AS-Tiongkok, bahkan jika terjadi perang, maka jurus kedua dipastikan akan diterapkan. Jika kedua jurus ini digunakan sampai tuntas, pada dasarnya Komunis Tiongkok secara bertahap menyongsong kematian. (hui)