Pakar Masalah Bendungan Tiga Ngarai: Banjir Disebabkan Ulah Komunis Tiongkok

Ntdtv.com- Citra satelit menunjukkan Bendungan Tiga Ngarai baru-baru ini dibuka untuk melepaskan banjir, sehingga memperburuk banjir di hilir. Petugas pengendalian banjir mengungkapkan kepada media asing bahwa Bendungan Tiga Ngarai mulai “melepaskan air banjir”, namun pejabat setempat melarang membahas atau membocorkan informasi apa pun tentang banjir. 

Misteri dalam pelepasan air banjir di Bendungan Tiga Ngarai

Konsultan “India Today” dan pensiunan kolonel Angkatan Udara India, Kolonel (Purnawirawan) Vinayak Bhat memposting serangkaian foto di twitter yang diambil via satelit. 

Citra satelit menangkap Bendungan Tiga Ngarai sudah mulai melepaskan air banjir sejak 24 Juni 2020 lalu. 

Bhat memperkirakan setidaknya lima pintu besar dan lima pintu kecil di Bendungan Tiga Ngarai itu dibuka untuk melepaskan banjir pada saat itu.

Tiga hari kemudian, pada 27 Juni lalu, Kota Yichang, provinsi Hubei, yang terletak tepat di bawah Bendungan Tiga Ngarai, diterjang banjir. Pada saat itu, masyarakat setempat curiga banjir disebabkan oleh bendungan raksasa yang dibuka secara diam-diam oleh otoritas setempat.

Namun, pejabat Partai Komunis Tiongkok baru mengumumkan pelepasan air banjir Bendungan Tiga Ngarai itu pada 29 Jun. Pejabat mengakui telah membuka dua pintu air. Dilihat dari “schedule file” yang bocor, volume pembuangan air banjir meningkat hingga 35.000 meter kubik per detik.

Keterangan dari pejabat setempat pada 4 Juli lalu, kembali mengatakan, bahwa laju aliran banjir mencapai 53.000 meter kubik per detik, dan terjadi “Banjir No. 1 Sungai Yangtze pada tahun 2020”. 

Bendungan Tiga Ngarai membuka tiga lubang yang dalam untuk pembuangan air banjir dan terus meningkatkan volume aliran banjir. Namun, laporan resmi pejabat pemda setempat tidak menyebutkan data tentang volume pembuangan air banjir.

Seorang netizen memposting artikel di twitter, mengatakan bahwa pelepasan air banjir di Bendungan Tiga Ngarai telah berlangsung tujuh hari, dari sebelumnya 25.000 meter kubik per detik, kini telah mencapai hingga 55.000 meter kubik per detik. 

Pelepasan air banjir di bendungan dan hujan lebat di bagian tengah dan hilir menyebabkan banjir di seluruh daerah aliran sungai Sungai Yangtze.

Namun, dari gambar yang ditangkap satelit pada 9 Juli, pintu air di Bendungan Tiga Ngarai dibuka sepenuhnya dan sedang melepaskan banjir. Menurut citra satelit dari penyedia gambar Sentinel pada 9 Juli, Bendungan Tiga Ngarai tampaknya telah membuka semua pintu pencegahan banjir.

Diketahui dari gambar satelit tampak panjang horisontal area pembuangan air banjir itu pada dasarnya sama dengan panjang area tumpahan air banjir di Bendungan Tiga Ngarai.

Bhat mengatakan, bahwa dilihat dari gambar satelit, setidaknya gerbang pengendali banjir utama Bendungan Tiga Ngarai pernah dibuka sepenuhnya untuk pelepasan air banjir pada 9 Juli.

Sejak 9 Juli, Jiangxi, Anhui dan daerah-daerah lain di hulu Tiga Ngarai diterjang banjir historis. Tingkat air di Hankou, Wuhan telah jauh lebih tinggi daripada di daerah perkotaan Wuhan, dan batasnya hanya kurang dari 1 meter di atas bendungan.

Partai Komunis Tiongkok larang informasi tentang banjir ke dunia luar

Satu hal yang perlu disebutkan bahwa informasi pemantauan air dari Bendungan Tiga Ngarai di Sungai Yangtze tiba-tiba berhenti diperbarui pada malam 13 Juli dan baru normal kembali pukul 2 dini hari 14 Juli. Waktu penangguhan selama 6 jam itu, memicu kecurigaan dari dunia luar.

Menurut seorang petugas pengendalian banjir garis depan, bernama samaran Jin Ming, mengungkapkan kepada media Sound of Hope pada 14 Juli lalu, ada penangguhan memperbarui informasi pemantauan air di Sungai Yangtze mungkin ada hubungannya dengan pembuangan air banjir. 

Situasi pengendalian banjir di daerah aliran Sungai  Yangtze sangat kritis. Jin Ming menuturkan bahwa puncak banjir 29 meter pada 14 Juli yang disebabkan oleh pembuangan air banjir super dari Bendungan Tiga Ngarai ketika itu, melewati Wuhan.

Jin Ming menginformasikan bahwa pucuk pimpinan Partai Komunis Tiongkok mengeluarkan perintah tutup mulut. Sementara departemen propaganda tingkat tinggi mengeluarkan pemberitahuan yang menyatakan bahwa semua petugas pengendalian banjir tidak diperbolehkan membicarakan atau membocorkan informasi tentang banjir. Para petugas pengendalian banjir antara hilir dan hulu dilarang bicara apa pun terkait banjir Bendungan Tiga Ngarai.

Jin Ming mengatakan bahwa semua petugas pengendalian banjir dilarang mengungkapkan fakta yang sebenarnya kepada dunia luar, tetapi Bendungan Tiga Ngarai memang telah “melepaskan air banjir super.” Pemerintah akan semaksimal mungkin melindungi keberadaan Bendungan Tiga Ngarai meski harus mengorbankan rakyat.

Wang Weiluo: Banjir di Sungai Yangtze adalah akibat ulah manusia

Sementara itu seorang ahli masalah bendungan Tiga Ngarai yang kini tinggal di Jerman bernama Wang Weiluo, mengatakan bahwa Proyek Tiga Ngarai dan semua waduk atau bendungan di daerah aliran sungai, Sungai Yangtze, semuanya itu dikendalikan oleh Partai Komunis Tiongkok. 

Misalnya bendungan di Danau Poyang yang telah runtuh, sehingga arus balik air sungai Yangtze mengalir ke Danau Poyang, semua itu adalah hasil dari pengaturan Komisi Sumber Daya Air Sungai Yangtze.

Lebih jauh Wang Weiluo mengungkapkan itu termasuk ketinggian air di Wuhan, ketinggian air di Jiujiang, dan ketinggian air di Shanghai, ketinggian air di mulut danau, dan ketinggian air di Chenglingji, reservoir atau waduk besar di Ganjiang (Sungai), waduk-waduk ini, dan empat waduk di hulu Tiga Ngarai, dimana volume buangan dari waduk-waduk itu semuanya dijadwalkan secara terpadu.

Oleh karena itu, banjir tahun ini di Sungai Yangtze semuanya akibat ulah manusia, dan tidak ada yang merupakan bencana alam, karena ulah Komunis Tiongkok yang menyebabkan semua bencana itu. 

“Banjir sungai di Tiongkok itu bukan lagi bencana alam, tetapi selalu merupakan proses yang dikendalikan manusia,” kata Wang Weiluo.

Partai Komunis Tiongkok menghancurkan bendungan, menenggelamkan desa, melindungi kota

Cheng Xiaotao, seorang ahli hidrolika, seperti dilansir dari media Partai Komunis Tiongkok pada 14 Juli, mengatakan bahwa pengalaman memerangi banjir tahun ini adalah tetap dilindungi jika memang masih bisa dilindungi, atau sebaliknya tinggalkan, dan sebaiknya biarkan saja lahan pertanian yang seharusnya dikembalikan ke danau itu digenangi banjir.

Menurut kalangan luar, bahwa itu sebenarnya adalah cara klasik yang selalu diterapkan otoritas Partai Komunis Tiongkok, yakni melepaskan, mengorbankan daerah pedesaan, melindungi kota.

Pada 15 Juli, sepenggal video tentang penghancuran waduk di Danau Poyang, Provinsi Jiangxi beredar luas di internet. Video itu menunjukkan sebuah ekskavator atau mesin pengeruk dengan bendera darah “Merah” Partai Komunis Tiongkok sedang menggali bendungan dan membiarkan air banjir mengalir ke lahan pertanian. Sementara di sampingnya ada yang diduga reporter media sedang mengambil gambar.

Beberapa netizen di Weibo mengatakan, Radio dan Televisi Leshan melaporkan peristiwa tersebut. Dilaporkan bahwa pejabat pemda provinsi Jiangxi menghancurkan waduk Danau Poyang untuk melindungi Kota Jiujiang.

Sementara itu, netizen lainnya mengatakan di twitter, “Penghancurkan waduk di Poyang murni hanya untuk membanjiri lahan pertanian? Lalu, selain jutaan hektar lahan pertanian, berapa banyak nyawa rakyat jelata di sana, siapa yang akan melindungi mereka?”

Terkuaknya rahasia terkait pembuangan air banjir tanpa peringatan

Selain penghancuran tanggul, pembuangan air banjir tanpa peringatan di berbagai daerah adalah sesuatu yang umum, membuat orang tidak siap, menyebabkan banyak korban dan kerugian harta benda. 

Video yang diunggah di internet menunjukkan toko-toko yang tergenang banjir, dengan kerugian lebih dari 20 juta yuan. Menyedihkan, entah apa yang harus dilakukan.

Beberapa netizen mengungkapkan rahasia di dalamnya. Pernah seorang pejabat Partai Komunis Tiongkok mengatakan hal yang sebenarnya, bahwa pembuangan air banjir tidak mungkin diberitahukan sebelumnya. 

Netizen berkomentar: “Apa masyarakat setempat akan setuju begitu ada yang memberitahu? Mereka akan menuntut kompensasi atas kerugian dari tanaman, ternak dan sebagainya, dan semua itu tidak akan pernah selesai jika tidak ada miliaran yuan. Lain halnya dengan “bencana alam. Mereka akan sangat bersyukur meski hanya memberi mereka beberapa paket mie instan.” 

Beberapa netizen menanggapi, “Memang benar. Pejabat-pejabat jahanam itu pasti akan melakukan apa pun yang terlintas dalam benak mereka. Itulah organisasi preman yang licik dan picik. Benar-benar jahat….!” 

Keterangan foto: Citra satelit menunjukkan Bendungan Tiga Ngarai baru-baru ini dibuka untuk melepaskan banjir, memperburuk banjir di hilir. Ilustrasi (AFP / AFP / Getty Images)

Reporter Luo Tingting / Editor : Fan Ming

Johny /rp

Video Rekomendasi