FBI Ungkap Konsulat Tiongkok di San Francisco Menyembunyikan Buronan Peneliti Militer Tiongkok

Frank Fang

Konsulat Tiongkok di San Francisco disebut menampung seorang wanita peneliti Tiongkok yang berkunjung. Itu setelah seorang wanita diwawancarai oleh Biro Investigasi Federal (FBI) untuk menyembunyikan hubungannya dengan militer Tiongkok untuk memperoleh visa. Laporan itu menurut dokumen pengadilan yang diajukan pada 20 Juli 2020.

Wanita itu, Tang Juan, seorang peneliti di Universitas California, Davis (UC Davis), didakwa pada tanggal 26 Juni dengan penipuan visa karena membuat pernyataan palsu pada aplikasi visa bagi dirinya untuk visa non-imigran J-1, yang dikeluarkan untuk perorangan yang berpartisipasi dalam program pertukaran pengunjung berbasis kerja dan studi.

Tang Juan menyatakan pada aplikasi visanya bahwa ia tidak pernah melayani militer Tiongkok, secara resmi dikenal sebagai Tentara Pembebasan Rakyat. Namun, pencarian sumber-terbuka FBI pada makalah ilmiah yang diterbitkan menunjukkan bahwa Tang Juan dipekerjakan sebagai peneliti di Universitas Medis Militer Angkatan Udara.

Universitas tersebut sebelumnya dikenal sebagai Universitas Medis Militer Keempat dan berada di bawah cabang Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat, menurut website Universitas Medis Militer Angkatan Udara. Universitas tersebut terletak di Xi’an, ibukota Provinsi Shaanxi, barat laut Tiongkok.

FBI juga menemukan foto-foto Tang Juan yang tersedia untuk umum dalam seragam kader sipil Tentara Pembebasan Rakyat.

Menurut Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, kader sipil adalah personil militer yang aktif tanpa pangkat militer. Kader sipil ditunjuk menjadi posisi teknis junior atau pangkat utama dan posisi yang lebih tinggi.

Tang Juan diwawancarai oleh FBI di kediamannya di Davis, California, pada tanggal 20 Juni di mana ia membantah bertugas di militer Tiongkok. Ia mengatakan mengenakan seragam militer karena itu adalah persyaratan untuk menghadiri Universitas Medis Militer Keempat. Tempat tinggalnya juga digeledah oleh FBI pada hari yang sama.

“FBI menilai bahwa, setelah pencarian dan wawancara Tang Juan pada tanggal 20 Juni 2020, Tang Juan pergi ke konsulat Tiongkok di San Francisco, tempat FBI menilai ia tetap berada,” menurut dokumen pengadilan tersebut.

Para jaksa mengatakan dalam dokumen pengadilan itu: “Seperti yang ditunjukkan kasus Tang Juan, Konsulat Tiongkok di San Francisco menyediakan penampungan yang potensial aman untuk tujuan resmi Tentara Pembebasan Rakyat untuk menghindari penuntutan di Amerika Serikat.”

Menanggapi keputusan konsulat Tiongkok untuk menerima Tang Juan, Senator Partai Republik 

Mark Green (R-Tenn.) menggunakan akun Twitternya untuk menjelaskan motivasi Beijing untuk melakukan hal tersebut.

“Sebagian besar negara akan bekerja sama dalam penuntutan pemerintah Amerika Serikat untuk kejahatan spionase kejam semacam itu. Mengapa Tiongkok tidak mau bekerja sama? Karena Partai Komunis Tiongkok ingin mencuri kekayaan intelektual dan keuntungan Amerika Serikat,” tulis Mark Green.

Berita itu pertama kali dilaporkan oleh Axios.

Kasus Terbaru Lainnya

“Kasus tergugat [Tang Juan] bukanlah kasus yang tersendiri, tetapi merupakan bagian program yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat — dan khususnya, Universitas Medis Militer Keempat atau institusi terkait — untuk mengirim para ilmuwan militer ke Amerika Serikat dengan kedok palsu atau pernyataan palsu mengenai pekerjaan para ilmuwan militer yang sebenarnya,” kata jaksa penuntut, sesuai dengan dokumen pengadilan tanggal 20 Juli.

Selain Tang Juan, dokumen pengadilan tanggal 20 Juli juga menunjukkan kasus pidana serupa terhadap tiga warganegara Tiongkok lainnya: L.T., Wang Xin, dan Song Chen.

Hanya beberapa hari sebelumnya, Song Chen didakwa melakukan penipuan visa atas visa J-1 miliknya, setelah merahasiakan posisinya sebagai kader sipil Tentara Pembebasan Rakyat dan hubungan militernya dengan Universitas Medis Militer Keempat maupun Rumah Sakit Umum Angkatan Udara di Beijing. Song Chen adalah seorang wanita peneliti di Universitas Stanford yang melakukan penelitian terkait penyakit otak.

Saat ditangkap, Song Chen memberitahukan kepada bibinya, yang adalah walinya, bahwa Kedutaan Besar Tiongkok “akan merawatnya,” menurut dokumen pengadilan tanggal 20 Juli.

Wang Xin, seorang pria peneliti di Universitas California, San Francisco, tidak mengungkapkan pekerjaannya di Universitas Medis Militer Keempat pada aplikasi visa J-1 miliknya, menurut dokumen pengadilan tanggal 20 Juli. 

Wang Xin juga menyembunyikan bahwa ia aktif sebagai anggota Tentara Pembebasan Rakyat, menjabat posisi militer Tiongkok yang disamakan dengan pangkat mayor di militer Amerika Serikat.

Wang Xin diinstruksikan oleh atasannya di Fourth Military Medical University (FMMU) atau Universitas Medis Militer Keempat untuk “mengamati dan mendokumentasikan tata letak laboratorium Universitas California, San Francisco” dan menirunya saat ia kembali ke Tiongkok, menurut dokumen pengadilan tanggal 20 Juli 2020. 

Wang Xin ditangkap pada tanggal 7 Juni di Bandara Internasional Los Angeles sebelum ia naik pesawat terbang kembali ke Tiongkok dan sejak itu ia dituduh melakukan penipuan visa.

L.T., seorang wanita peneliti di Universitas Duke yang memasuki Amerika Serikat menggunakan visa J-1 pada bulan Februari 2019, mengungkapkan ia berafiliasi dengan Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat dan Akademi Medis Tentara Pembebasan Rakyat saat diwawancarai oleh Bea Cukai dan Pejabat Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat di Bandara Internasional Los Angeles pada tanggal 12 Juli.

Sebelum wawancara, L.T. diperintahkan oleh personel dari maskapai penerbangan tempat ia naik pesawat, Xiamen Airlines yang dikelola pemerintah Tiongkok, untuk “menghapus perangkat [elektronik] miliknya” karena ia akan diwawancarai oleh petugas bea cukai.

“L.T kemudian menggunakan [aplikasi pengiriman pesan] WeChat untuk memanggil kontaknya di Kedutaan Besar [Tiongkok], yang menyarankannya untuk tetap tenang, menghapus data-data di telepon genggamnya, dan menjawab pertanyaan Bea Cukai dan Pejabat Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat,” menurut dokumen pengadilan tanggal 20 Juli.

“Republik Rakyat Tiongkok menunjukkan setiap alasan untuk membantu para terdakwa melarikan diri dari Amerika Serikat dan memiliki cara penyelesaiannya seperti layanan konsuler dan intelijen aktif, kemampuan untuk mengeluarkan paspor, dan transportasi udara yang dikendalikan negara,” menurut dokumen pengadilan tanggal 20 Juli. 

Jaksa memperingatkan bahwa Keberhasilan apa pun yang mungkin dimiliki Beijing dalam membantu para terdakwa kembali ke Tiongkok “akan mendukung kegiatan pengumpulan informasi di Amerika Serikat untuk Partai Komunis Tiongkok, sementara merusak kemampuan sistem peradilan pidana Amerika Serikat untuk mencegah perilaku ilegal yang dilakukan pemerintah asing di Amerika Serikat. ” (Vv)

Keterangan Foto : Delegasi dari Angkatan Bersenjata Tiongkok mengenakan masker saat mereka tiba di pembukaan Kongres Rakyat Nasional di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 22 Mei 2020. (Kevin Frayer / Getty Images)

Video Rekomendasi :