Wanita Ahli Medis Militer Komunis Tiongkok Ditangkap FBI Karena Memalsukan Identitas

Epochtimes, oleh Song Tang- Kementerian Kehakiman AS pada 23 Juli mengeluarkan pengumuman bahwa 4 orang personil militer Tiongkok yang masih aktif, memasuki AS dengan menggunakan visa J-1 atau mengikuti program exchange ke Amerika Serikat. Mereka dituduh melakukan penipuan visa. Salah satu kasusnya adalah dokter wanita yang menyembunyikan identitasnya sebagai dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Tiongkok dengan rumah sakit di Barat Diaoyitai, Beijing.

Wanita  bernama Song Chen adalah seorang neurologis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara. Saat ia mengajukan visa J-1, ia menggunakan rumah sakit di Barat Daiyitai untuk menyembunyikan identitasnya. Ketika identitasnya terbongkar, ia pun masih terus menyangkal dengan segala cara yang dimungkinkan. Ia  tegas membantah memiliki hubungan dengan militer Tiongkok.

Dalam surat dakwaan yang dikeluarkan pada 17 Juli 2020, disebutkan bahwa Song Chen yang melakukan penipuan visa besar kemungkinan akan menghadapi 10 tahun hukuman penjara, setelah itu 3 tahun bebas bersyarat dan denda uang sebesar USD. 250.000,- 

Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara “Disulap” menjadi Rumah Sakit Barat Daiyitai

Menurut surat dakwaan FBI, Song Chen yang ketika mengajukan permohonan visa non-imigran (NIV) pada sekitar 10 November 2018, mengaku adalah seorang dokter neurolog yang ingin datang ke Universitas Stanford untuk tugas penelitian. Pada 23 November 2018, ia memperoleh visa J-1 untuk pertukaran studi-kunjungan. Dan pada 23 Desember 2018, Song Chen tiba di AS melalui Bandara Internasional San Francisco.

Disebutkan dalam surat dakwaan FBI, bahwa Song Chen pada kolom isian tentang mengikuti kegiatan pekerjaan/pendidikan/latihan yang menanyakan soal apakah pemohon visa pernah bertugas pada dinas militer ? dijawab oleh Song Chen dengan ‘Ya’ dan ‘Sejak 1 September 2000 hingga 30 Juni 2011’.

Pada kolom pemberi kerja, Song Chen mengisi bahwa sejak 30 Juni 2011 hingga saat ini, ia telah dipekerjakan di Rumah Sakit Barat Diaoyutai yang terletak di Jalan Fucheng No. 30, Beijing, kode pos 100142.

Dari Universitas Stanford FBI mendapat informasi bahwa sejak awal tahun 2019, Song Chen bekerja di laboratorium universitas tersebut selama 1 tahun di bawah bimbingan seorang dosen. Namun, program yang berakhir pada bulan Januari tahun ini telah diperpanjang 1 tahun lagi, sehingga baru akan berakhir pada 6 Januari 2021.

Namun baru-baru ini, akibat AS melarang para peneliti yang berasal dari pihak militer komunis Tiongkok masuk wilayah AS), Song Chen kemudian memberitahu dosen di Universitas Stanford bahwa dirinya bermaksud pulang ke daratan Tiongkok demi pendidikan putrinya. Dan, ia terus mencari tiket penerbangan untuk pulang.

Universitas Stanford juga menyediakan resume terbaru Song Chen pada tahun 2019. Di antara 4 makalah yang ditulis oleh Song Chen bersama ahli lainnya, ada 2 makalah yang ditandatangani oleh penulis dengan mengatasnamakan Departemen Neurologi Rumah Sakit Tangdu Universitas Kedokteran Militer Keempat. Sedangkan 2 makalah lainnya ditandatangani dengan mengatasnamakan Departemen Neurologi Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.

Pada 13 Juli 2020, FBI menemukan informasi di situs : 

http://www.cnkang.com/yyk/docindex/356749/ mengenai resume Song Chen : Doctor of Medicine, Dokter praktek di Departemen Neurologi Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara. Ia adalah dokter ahli dalam diagnosis dan pengobatan gangguan miastenia gravis. Di situs juga terlampir fotonya yang mengenakan seragam militer. Foto yang sama juga muncul di situs web youlai.cn. FBI menggunakan ExifTool untuk menganalisisnya, menemukan bahwa foto tersebut diambil pada tahun 2017.

FBI juga mencari di situs web Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Tiongkok. Menurut pengantarnya, Rumah Sakit tersebut berlokasi di Jalan Fucheng No. 30, Distrik Haidian, Barat Diaoyutai, Beijing, kode pos 100142 yang sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Song Chen ketika mengajukan permohonan visa. Namun, Song Chen tidak menyebutkan nama resmi rumah sakit ini atau afiliasinya dengan Angkatan Udara Tiongkok.

Selain itu, FBI juga mengetahui bahwa pada bulan Januari 2015, Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara menerbitkan sebuah artikel yang mengumumkan tentang meninggalnya mantan dokter kepala Departemen MRI dari rumah sakit tersebut. Song Chen dari Departemen Neurologi yang melakukan otopsi pada mendiang.

Pada tahun 2015, Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Medis Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok mengadakan Konferensi Neurologi Profesional ke-16. Song Chen menghadiri dan memberikan nomor telepon yang sama dengan aplikasi visa.

Singkatnya, FBI menyimpulkan bahwa Song Chen bekerja untuk Angkatan Udara Tiongkok. Ia telah memegang berbagai posisi jauh sebelum ia mengaku berhenti pada bulan Juni 2011, sebagaimana yang tertera dalam permohonan visanya.

Informasi di website yang menyebutkan Song Chen adalah dokter neurolog di RS. Pusat Angkatan Udara. (foto internet.Epoch Times)

Identitas terbongkar, Song Chen berusaha menyangkal

Pada 13 Juli 2020, FBI melakukan wawancara tidak wajib dengan Song Chen. Selama wawancara, Song Chen dengan tegas menyangkal bahwa ia memiliki hubungan dengan Angkatan Udara Tiongkok, Rumah Sakit Militer Tiongkok atau Universitas Medis Militer Keempat.

Meskipun diberi banyak kesempatan untuk mengklarifikasi pernyataannya, Song Chen masih tetap teguh pada pendiriannya. Bahkan telah berulang kali dijelaskan bahwa berbohong kepada agen FBI merupakan kejahatan di Amerika Serikat.

Ketika dia melihat resume yang diajukan oleh Universitas Stanford, Song Chen mengkonfirmasi bahwa itu adalah miliknya dan isinya benar. Dia adalah salah satu dari 4 penulis makalah tersebut. Dia menjelaskan bahwa alasan mengapa dia mengatasnamakan militer Tiongkok adalah karena keterlambatan penerbitan makalah. Tetapi menolak untuk menjelaskan alasan dengan ketiga makalah lainnya, termasuk tentang hubungannya dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara atau Universitas Medis Militer Ke-4.

Saat ditunjukkan fotonya yang menggunakan kostum militer Song Chen mengatakan : “Saya pikir lebih baik saya memilih diam”, kemudian menolak untuk menjawab pertanyaan lebih lanjut.

Song Chen yang mengaku bahwa pengetahuan profesionalnya adalah di bidang miastenia gravis. Setelah meninggalkan Rumah Sakit Militer ke-4, lalu bekerja di rumah sakit yang berada di Barat Diaoyitai pada tahun 2011. Tetapi ketika ditanya tentang bagaimana alamatnya sama  dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Tiongkok di Beijing, Song Chen tidak menjawab.

Song Chen menyatakan bahwa dirinya memperoleh dana bantuan dari Dewan Beasiswa Tiongkok untuk mengikuti pendidikan melalui program sarjana tamu di Universitas Stanford selama 1 tahun yang berakhir pada awal tahun 2020. dan rumah sakit Barat Diaoyutai yang kemudian meneruskan bantuan untuk tahun keduanya.

FBI yang berhasil mengembalikan data dalam USB yang dihapus Song Chen, dimana merupakan surat yang ditulisnya dan ditujukan kepada Bagian Pendidikan dari Konsulat Jenderal Tiongkok di New York. Dalam surat itu, Song Chen menyebutkan bahwa ia akan memperpanjang waktu studinya di Amerika Serikat selama 1 tahun lagi yang permintaan tersebut telah disetujui oleh pihak Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Tiongkok dan Universitas Kedokteran Militer Ke-4.

Dia dalam surat menjelaskan soal mengapa ia menggunakan rumah sakit di Barat Diaoyitai sebagai pemberi kerja, itu hanya untuk kepentingan mengurus izin di imigrasi. FBI menyimpulkan bahwa Song Chen sengaja menyesatkan dan berbohong selama wawancara dan tidak dapat memberikan alasan yang tepat untuk menjelaskan hubungannya dengan militer Tiongkok.

Kasus Song Chen adalah salah satu kasus kriminal berupa penipuan visa yang dilakukan oleh empat orang anggota militer komunis Tiongkok baru-baru ini, John C. Demers, Asisten Jaksa Agung untuk Urusan Keamanan Nasional mengatakan : “Para anggota PLA (militer Tiongkok) ini telah mengajukan permohonan untuk berpartisipasi dalam penelitian ilmiah (di AS) dengan  menyembunyikan identitas mereka yang sebenarnya adalah anggota militer Tiongkok”.

“Ini adalah aspek lain dari komunis Tiongkok menyalahgunakan institusi sosial dan akademik terbuka kita. Kita akan terus melakukan kerjasama dengan FBI untuk menyelidiki kasus serupa”, katanya.

Baru-baru ini FBI juga mengajak wawancara sejumlah orang asal daratan Tiongkok yang dicurigai tidak menyatakan hubungan mereka dengan pihak militer Tiongkok. Orang-orang ini berpencar di 25 kota di Amerika Serikat. 

Keterangan Foto: Song Chen, seorang wanita dokter ahli saraf yang bertugas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Tiongkok, dalam mengajukan visa J-1 Amerika Serikat sebagai sarjana tamu di Universitas Stanford telah menyembunyikan identitasnya sebagai anggota militer dan mengubahnya sebagai dokter yang bertugas di rumah sakit di Barat Diaoyitai. Itu sebagai alasan ia ditangkap oleh FBI. (Ed Jones/AFP/Getty Images)

(Sin/asr)

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=yvL6jFVdp3s