Polisi Hong Kong Menangkap 289 Orang Saat Protes Atas Penundaan Pemilihan Umum

The Associated Press

Setidaknya 289 orang ditangkap pada hari Minggu (06/09/2020) saat protes terhadap keputusan pemerintah untuk menunda pemilihan legislatif Hong Kong, polisi dan laporan berita mengatakan.

Pemilihan umum tersebut akan berlangsung pada hari Minggu tetapi Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam pada tanggal 31 Juli menunda pemilihan umum tersebut selama satu tahun.

Carrie Lam menyalahkan penundaan tersebut akibat meningkatnya kasus Coronavirus, tetapi para kritikus mengatakan pemerintahan Carrie Lam khawatir pihak oposisi akan mendapatkan kursi jika pemungutan suara berjalan sesuai jadwal.

Polisi mengatakan bahwa 289 orang telah ditangkap, sebagian besar dicurigai telah melanggar hukum.

Seorang wanita ditangkap di distrik Kowloon di Yau Ma Tei atas tuduhan penyerangan dan penyebaran slogan pro-kemerdekaan, kata departemen kepolisian di halaman Facebook-nya. Dikatakan slogan semacam itu adalah ilegal di bawah undang-undang keamanan nasional yang baru diberlakukan.

Protes anti-pemerintah telah diadakan di Hong Kong hampir setiap akhir pekan sejak bulan Juni 2019. Protes anti-pemerintah meledak karena undang-undang ekstradisi yang diusulkan dan

menyebar untuk memasukkan tuntutan untuk demokrasi yang lebih besar dan kritik terhadap  upaya Beijing untuk memperketat kendali atas bekas jajahan Inggris tersebut.

Keputusan Komunis Tiongkok yang berkuasa untuk memberlakukan hukum tersebut pada bulan Mei mendorong keluhan bahwa hukum tersebut  melanggar otonomi yang dijanjikan bagi Hong Kong saat Hong Kong dikembalikan ke Tiongkok pada tahun 1997.

Washington mencabut hak istimewa perdagangan yang diberikan kepada Hong Kong dan pemerintah lain menangguhkan ekstradisi dan perjanjian lain dengan alasan Hong Kong dengan penduduk 7 juta orang tidak memiliki hak otonom lagi.

Pada hari Minggu itu, polisi menembakkan bola merica ke pengunjuk rasa di Mong Kok, lingkungan Kowloon, surat kabar South China Morning Post melaporkan.

Di lingkungan dekat Jordan, pengunjuk rasa mengangkat spanduk yang mengkritik penundaan pemilihan umum, kata South China Morning Post.

“Saya ingin hak saya untuk memilih!” aktivis Leung Kwok-hung, yang lebih dikenal sebagai si Rambut Panjang, seperti dikutip. South China Morning Post melaporkan Leung Kwok-hung kemudian ditangkap. (Vv/asr)

Keterangan Foto : Warga Hong Kong sedang duduk. Mereka ditangkap oleh petugas polisi di jalan pusat kota di Hong Kong, pada Minggu, 6 September 2020. (Vincent Yu / AP Photo)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=Z7-sF2E1zhk