Senjata Hipersonik Jarak Jauh Militer AS, Siap Digunakan dalam Pertempuran Mulai 2023

oleh Chen Ting

Pihak militer Amerika Serikat  merilis sebuah prototipe senjata hipersonik jarak jauh, Long Range Hypersonic Weapon (LRHW) baru mereka yang dapat digunakan pada platform peluncuran yang lebih gesit (mobile).

Long Range Hypersonic Weapon (LRHW), sebuah prototipe senjata hipersonik jarak jauh, baru telah dirilis militer Amerika Serikat. Senjata itu dapat digunakan pada platform peluncuran yang lebih gesit (mobile). Senjata itu bisa dipasang pada truk taktis untuk mempermudah penyebaran dan penggunaannya. Setelah rudal diluncurkan, senjata itu dapat mencapai bagian atas atmosfer dan tetap berada dalam jangkauan sistem pertahanan udara dan sistem pertahanan rudal Amerika Serikat hingga perintah penyerangan diberikan.

Angkatan Darat Amerika Serikat menyatakan bahwa senjata baru tersebut diharapkan sudah dapat menjalani serangkaian uji terbang mulai tahun depan dan siap dilibatkan dalam pertempuran mulai tahun 2023.

Kris Osborn, seorang pakar militer Amerika Serikat menulis dalam media berita militer dan pertahanan Amerika Serikat ‘Warrior Maven’ pada hari Senin 12 Oktober. Menurutnya keberhasilan uji terbang itu selain akan membawa tampilan baru dalam peperangan, tetapi juga memastikan bahwa Amerika Serikat memiliki keunggulan dalam kekuatan tempur bila dibandingkan dengan negara musuh yang juga memiliki senjata hipersonik.

Gambar menunjukkan prototipe senjata hipersonik jarak jauh Angkatan Darat yang diharapkan penggunaannya mulai tahun 2023. (Foto : Angkatan Darat Amerika Serikat)

Perusahaan Lockheed Martin yang memimpin pengembangan senjata ini menyatakan bahwa sistem persenjataan tersebut terdiri dari 4 set transporter-erector-launcher (TEL) yang masing-masing dilengkapi dengan 2 senjata hipersonik standby yang dipasang pada trailer M870 berbobot 40-ton yang telah dimodifikasi. 

Selain itu kendaraan juga dilengkapi dengan sejumlah rudal dan memiliki fasilitas yang dapat digunakan sebagai pusat komando jarak jauh. Platform peluncuran ini dapat dihubungkan ke Truk Taktis Mobilitas Berat yang Diperluas (HEMTT) M983A4, sehingga dapat bergerak dengan cepat ke lokasi yang diperlukan.

Senjata ini bisa terbang dengan kecepatan melebihi Mach 5 yang setara dengan perjalanan lebih dari 60 mil per menit. Pada saat yang sama, senjata tersebut memiliki akurasi dan pengoperasian yang sangat tinggi, dan siap dalam beberapa menit untuk menyerang lokasi dimana pun di dunia.

Teknologi hipersonik sudah dikenal sejak awal tahun 2000-an. Saat ini, dalam menghadapi persaingan kekuatan besar dari Partai Komunis Tiongkok dan Rusia, teknologi ini menjadi semakin penting dan telah menjadi medan persaingan penting untuk perang di masa depan.

Menurut Kris Osborn,  kelebihan senjata ini sangat banyak dan terbukti dengan sendirinya. Kemampuan senjata mampu mencakup jarak serangan dan pertahanan yang lebih besar, dan sangat meningkatkan kemampuan untuk mengalahkan, menghindari, dan bahkan menghancurkan sistem pertahanan musuh.Kris Osborn mengutip ucapan mantan kepala ilmuwan Angkatan Udara yang mengatakan bahwa pengembangan senjata hipersonik dianggap berjenjang dan peningkatan teknologinya akan muncul secara bertahap. Yang pertama selesai adalah rudal hipersonik dan senjata lainnya, diikuti oleh drone hipersonik.

Menurut Kris Osborn, mungkin masih membutuhkan lebih dari sepuluh tahun untuk pengembangannya, namun drone pengintai berkecepatan tinggi ini dapat mengubah pola perang dalam skala besar. Drone hipersonik mungkin tiba di ujung lain bumi untuk memantau pasukan musuh dan mengirim kembali informasi secara real time dalam beberapa menit.

Pada saat yang sama, cara menghadapi dan mempertahankan senjata hipersonik juga akan menjadi penting.

Kris Osborn mengatakan bahwa para pengembang senjata Amerika Serikat sekarang sedang menjajaki perangkat sensor jarak jauh dengan ketelitian tinggi jenis baru yang dapat mengumpulkan data dan memungkinkan sistem radar cerobong asap untuk membangun lintasan terus menerus (continuous track) dari senjata musuh yang sedang meluncur di udara agar dapat diprediksi dan memudahkan langkah pertahanannya.

Situs web Lockheed Martin menyebutkan bahwa pencapaian kecepatan Mach 5 (atau lebih dari 60 mil per menit) akan membawa banyak tantangan teknik dan fisik yang kompleks.

Sesuai dengan rencana yang dibuat Angkatan Darat Amerika Serikat, selain pada tahun 2023 dapat melibatkan langsung senjata hipersonik jarak jauh dalam peperangan. Pada tahun 2022, sistem senjata laser pertama juga sudah dapat digunakan dalam pertempuran.

Sistem persenjataan tersebut dilengkapi dengan laser kelas 50 kilowatt (kW) yang dapat meningkatkan kemampuan pertahanan tentara Amerika Serikat terhadap serangan roket, artileri dan mortir, serta memiliki kemampuan menembak jatuh drone.

Keterangan Foto : Angkatan Darat Amerika Serikat sedang mempercepat proses pengadaan senjata laser, dan diharapkan senjata tersebut pada tahun 2022 sudah dapat dilibatkan dalam pertempuran. Gambar menunjukkan prototipe laser berenergi tinggi multi-misi (Multi-Mission High Energy Laser.  MMHEL) yang dipasang pada kendaraan Stryker. (Foto : Angkatan Darat AS)

sin