Kontroversi Email Hillary Clinton Ungkap Rahasia Obama Pernah Bantu Xi Jinping Naik Takhta

oleh Zhong Xuan – Sound of Hope

Pada 10 Oktober, situs web resmi Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat  mengumumkan kumpulan pertama dari 35.575 buah email yang dihapus oleh mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Banyak di antara email tersebut berisikan catatan mengenai kasus Bo Xilai dan Wang Lijun yang menghebohkan dunia pada tahun 2012..

Ada juga catatan mengenai upaya pembelotan Wang Lijun. Namun, hal yang paling menakjubkan adalah ada email yang dalam arti tertentu dapat diartikan sebagai pemerintahan Amerika Serikat masa Presiden Barack Obama telah memberikan bantuan demi penobatan  Xi Jinping.

Menurut informasi orang dalam Partai Komunis Tiongkok, sebelum Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-18 pada tahun 2012. Bo Xilai yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Komite Partai Kota Chongqing yang merupakan anggota dari faksi Jiang Zemin dan Zeng Qinghong sedang bersaing dengan Xi Jinping dalam perebutan takhta. 

Pada 2 Februari 2012, Wang Lijun dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Biro Keamanan Umum Kota Chongqing dan Sekretaris Partai. Pada 6 Februari, Wang Lijun tiba-tiba datang ke Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu untuk meminta suaka politik, yang kemudian menimbulkan sensasi internasional. 

Hampir tidak pernah terjadi seorang pejabat senior Partai Komunis Tiongkok mencari bantuan dari luar, terutama dengan lari masuk ke kedutaan dan konsulat asing di Tiongkok untuk meminta suaka politik. Sebagai wakil pejabat tingkat kementerian, Wang Lijun termasuk yang pertama melakukannya.

Menurut informasi resmi Partai Komunis Tiongkok, Wang Lijun awalnya ingin menyerahkan informasi tentang Bo Xilai yang menghendaki dirinya membantu merebut takhta kepada pihak Amerika Serikat.  

Akan tetapi kemudian Amerika Serikat menyerahkan informasi tersebut kepada Partai Komunis Tiongkok yang membuat terbongkarnya rencana dan tertangkapnya Bo Xilai dan Zhou Yongkang, pejabat level tinggi Partai Komunis Tiongkok saat itu. Karena itu Pemimpin Tiongkok saat ini, Xi Jinping berhasil mencapai puncak kedudukan.

Menurut analisis eksternal, kejadian ini membuat Xi Jinping berterima kasih kepada Presiden Amerika Serikat saat itu, Barack Obama dan wakil presidennya kala itu,  Joe Biden. 

Email Hillary Clinton yang menjadi diplomat tertinggi Amerika Serikat dari tahun 2009 sampai 2013, menjelaskan mengapa pemerintahan Obama tetap bungkam atas gejolak internal di Tiongkok itu, karena ia yakin kunjungan Xi Jinping ke Amerika Serikat  penting. 

Obama percaya bahwa menjalin hubungan yang baik dengan orang yang akan memimpin Tiongkok melewati satu dekade yang penuh gejolak adalah sangat penting. Obama percaya bahwa Tiongkok perlu membangun hubungan baik dengan Amerika Serikat. Adalah perbuatan bodoh untuk memperoleh keuntungan jangka pendek dari Tiongkok yang menderita. Apalagi Obama yakin bahwa komunis Tiongkok sedang dalam transisi menuju ke kepemimpinan yang baru dan lebih terbuka.

Para analis menunjukkan bahwa pemerintahan Presiden Amerika Serikat, saat ini yakni Donald Trump yang kemudian sadar atas kesalahan yang dibuat pemerintahan sebelumnya memiliki persepsi yang sangat berbeda tentang Partai Komunis Tiongkok jika dibandingkan dengan pemerintahan Obama dengan Biden. 

Rezim kekerasan Partai Komunis Tiongkok tidak pernah berhenti menindas rakyatnya, dan terus menerus menarik  keuntungan dari Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Hanya dengan memisahkan diri dari Partai Komunis Tiongkok, membuat pekerjaan kembali ke Amerika Serikat, menghentikan pencurian hak kekayaan intelektual milik Amerika Serikat, dan menghentikan tindakan Partai Komunis Tiongkok menggunakan 5G Huawei di seluruh dunia termasuk daratan Tiongkok, guna menyusup dan mencuri informasi pribadi, memberikan sanksi terhadap penganiayaan hak asasi manusia, atas agresi Partai Komunis Tiongkok terhadap negara-negara tetangga. 

Pemerintahan Trump yakin bahwa inilah yang benar-benar baik buat rakyat Amerika Serikat, dunia juga Tiongkok.

Dilaporkan bahwa Wang Lijun waktu itu masuk ke konsulat Amerika Serikat akibat tamparan bosnya Bo Xilai. Dalam persidangan, Bo Xilai mengatakan bahwa Wang Lijun diam-diam jatuh cinta kepada istrinya Gu Kailai.

Pada 6 Februari itu, Wang Lijun masuk ke gedung konsulat Amerika Serikat  dengan membawa serta materi yang menuduh Bo Xilai dan keluarganya melakukan kejahatan. Insiden Wang Lijun masuk ke gedung konsulat Amerika Serikat di Chengdu meninggalkan beban noda bagi pemerintahan Obama yang sesungguhnya tidak ingin menanggungnya. 

Dalam kecemasan, Wang Lijun yang berada dalam Konsulat Amerika Serikat di Chengdu menceritakan tentang korupsi dan pembunuhan. Setelah Bo Xilai mengetahuinya, ia mencoba untuk masuk secara paksa ke dalam gedung konsulat untuk membawa keluar Wang Lijun. 

Namun, Korps Marinir Amerika Serikat  yang berada dalam konsulat Amerika telah bersiap menghadang masuknya Bo Xilai dengan memasang senjata lengkap yang sarat peluru di dinding tembok gedung.

Liu Qibao, sekretaris Komite Partai Provinsi Sichuan pada saat itu yang memobilisasi Garnisun Chengdu untuk melawan balik pengepungan mobil polisi Chongqing Bo Xilai dan secara bertahap mengendalikan militer dan polisi Chongqing, akhirnya menghentikan langkah militer dan polisi Chongqing mendekati konsulat Amerika. 

Hu Jintao, Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok saat itu juga menelepon Bo Xilai, akhirnya Bo Xilai bersedia menarik rencana “menyerbu” gedung konsulat.

Namun, Wang Lijun akhirnya juga tidak mendapatkan suaka dari konsulat Amerika Serikat. Setelah keluar dari konsulat, dia dibawa pergi oleh pejabat Kementerian Keamanan Nasional Tiongkok, bukan kelompok dari Bo Xilai.

Menurut penuturan Hu Ping, pemimpin redaksi kehormatan media ‘Peking Spring’, dikatakan bahwa setelah Wang Lijun memasuki   Konsul Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, He Mengde langsung menghubungi Duta Besar Amerika Serikat untuk Tiongkok di Beijing Gary Faye Locke. 

Locke segera menghubungi pejabat senior Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan menyarankan agar Wang Lijun diberikan suaka dan izin berdiam sementara dalam gedung konsulat. Namun, Gedung Putih tidak menyetujui saran Locke karena khawatir akan mempengaruhi hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat.

Saat itu, pertimbangan Amerika Serikat adalah bahwa beberapa hari kemudian Wakil Ketua Sekjen Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping akan berkunjung ke Amerika Serikat, dan Xi Jinping yang akan segera menjadi pemimpin tertinggi Tiongkok pada Kongres Nasional ke-18 tahun itu.

Kemudian, pada bulan Maret 2012, Bo Xilai dicopot dari jabatannya dan ditempatkan di bawah tahanan rumah dan Wang Lijun dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

Pada bulan November 2012, Xi Jinping terpilih menjadi pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok menggantikan kedudukan Hu Jintao. 

Pada bulan September 2013, hukuman terhadap Bo Xilai diubah menjadi penjara seumur hidup. Pada bulan Oktober, ia ditetapkan sebagai konspirator yang berencana melakukan kudeta dengan Zhou Yongkang. (sin)

Keterangan Foto : Pada 24 September 2012, Wang Lijun muncul di Pengadilan Tingkat Menengah Rakyat Chengdu. (AP)

https://www.youtube.com/watch?v=eW-ZOC_IHTA