Tuberkulosis Merebak di Banyak Kampus Tiongkok, Pihak Berwenang Berusaha Merahasiakannya

Alex Wu

Saat pandemi COVID-19 masih melanda dunia, satu seri wabah tuberkulosis di sebuah universitas besar di Tiongkok terungkap melalui postingan media sosial dan laporan media setempat. Kasus ini diketahui dengan adanya sejumlah mahasiswa mengidap Tuberkulosis laten. The Epoch Times juga mewawancarai beberapa mahasiswa dan memperoleh dokumen internal pemerintah yang menunjukkan pihak berwenang setempat berusaha merahasiakan epidemi Tuberkulosis.

Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang biasanya menyebabkan infeksi paru. Sedangkan orang yang menderita infeksi Tuberkulosis Laten tidak memiliki gejala. Tanpa pengobatan yang tepat pada waktunya, 10 persen pasien dengan infeksi Tuberkulosis laten akan berkembang menjadi Tuberkulosis aktif, di mana angka kematian 50 persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Universitas Normal Jiangsu Menyembunyikan Kasus Tuberkulosis

Universitas Normal Jiangsu mengeluarkan pemberitahuan pada malam hari tanggal 14 Oktober, menyatakan bahwa dari tanggal 10 hingga 11 Oktober, 43 mahasiswa diisolasi untuk observasi medis setelah hasil CT scan mereka menunjukkan kelainan di dada. Pada tanggal 12 Oktober, 22 mahasiswa dinyatakan positif Tuberkulosis dan mengambil cuti kuliah.

Pemberitahuan tersebut juga menyebutkan bahwa sejak bulan Agustus 2019, mahasiswa telah terjangkit Tuberkulosis dan menunjukkan tanda-tanda infeksi, tetapi tidak ditentukan jumlah mahasiswa yang terjangkit.

Universitas Normal Jiangsu tidak menjelaskan bagaimana mahasiswanya menjadi terinfeksi, atau apakah universitas tersebut memberlakukan tindakan pencegahan dan pengendalian sejak kasus Tuberkulosis yang  muncul tahun lalu.

Mahasiswa mencurigai universitas tersebut menutupi kasus Tuberkulosis, sebagaimana dilaporkan oleh media Tiongkok.

Menurut laporan oleh Chongqing Morning Post, pada tanggal 14 Oktober 2020, seorang netizen memposting di media sosial Tiongkok Weibo, bahwa sejumlah mahasiswa di Kampus Pan’anhu dari Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Seni Universitas Normal Jiangsu terinfeksi Tuberkulosis. 

Laporan menyebutkan, Pada bulan September, banyak mahasiswa dinyatakan positif selama uji kulit turunan protein murni (PPD), tetapi kampus tersebut tidak memberi cukup perhatian.

Beijing News yang dikelola pemerintah mewawancarai tiga mahasiswa. Tiga mahasiswa tersebut mengatakan pada tahun 2018, seorang mahasiswa teknik perangkat lunak di Fakultas Teknik  didiagnosis dengan Tuberkulosis. 

Sejak saat itu, universitas tersebut menyelenggarakan uji PPD setiap tahun. Pada tahun 2019, tiga mahasiswa di Fakultas Teknik didiagnosis menderita Tuberkulosis.

Pada tanggal 29 September tahun ini, Universitas Normal Jiangsu menyelenggarakan pertemuan untuk mahasiswa yang diuji positif. Seorang mahasiswa bermarga Han dari program teknik perangkat lunak mengatakan kepada Beijing News, bahwa mahasiswa lain dari Fakultas Humaniora dan Bisnis, juga menghadiri pertemuan tersebut.

Mahasiswa lain bermarga Xiao berkata bahwa pihak berwenang kampus meremehkan parahnya situasi. Mahasiswa tersebut kepada Beijing News mengatakan, Pihak berwenang kampus tidak berbicara mengenai tindakan pencegahan. Mereka hanya memberitahu mahasiswa yang terinfeksi untuk mencari perawatan medis. 

Seorang mahasiswa dari program teknik perangkat lunak bermarga Wang mengatakan bahwa, beberapa di antara mahasiswa membayar untuk pemeriksaan CT mereka sendiri. Saat ini, 11 mahasiswa dalam satu dari kelas rekayasa perangkat lunak, terbukti positif Tuberkulosis dan sedang dirawat di rumah sakit.

Wang mengatakan bahwa pada tanggal 14 Oktober, sebuah fakultas di universitas tersebut menghentikan kelas kuliahnya dan memberi kuliah umum mengenai Tuberkulosis. Kemudian, anggota fakultas mengumumkan bahwa semua kelas kuliah ditangguhkan sore itu dan akan dilanjutkan keesokan harinya, demikian Beijing News melaporkan.

Menurut data publik, Universitas Normal Jiangsu memiliki lebih dari 8.600 mahasiswa.

The Epoch Times memperoleh pemberitahuan Universitas Normal Jiangsu yang baru-baru ini dikirim ke semua mahasiswa sekitar waktu wabah Tuberkulosis terpapar di media sosial.

Dalam pemberitahuan tersebut, Universitas Normal Jiangsu memperingatkan mahasiswa, agar tidak memposting komentar mengenai wabah Tuberkulosis di universitas tersebut di internet dan untuk menghapus semua posting yang terkait: “hapus dan hapus semua posting secepat mungkin. Jika tidak, anda harus bertanggung jawab dan menghadapi konsekuensinya.”

Mahasiswa yang membocorkan dokumen untuk publikasi ini mengatakan bahwa, saat ini sekitar 50 orang di Universitas Normal Jiangsu yang sedang dalam observasi untuk  infeksi Tuberkulosis, tetapi ia tidak dapat membocorkan informasi lebih lanjut. 

“Maaf saya hanya dapat mengatakan sebanyak itu. Kampus telah melakukan penyelidikan yang sangat ketat, dan saya sungguh tidak boleh membicarakannya,” katanya.

The Epoch Times juga mewawancarai seorang mahasiswa dari kampus Pan’an Lake Akademi Ilmu Pengetahuan dan Seni, yang mengatakan bahwa kampus tersebut memiliki kasus Tuberkulosis. Semua mahasiswa yang diuji positif telah diterima di pusat setempat untuk

pengendalian penyakit, sedangkan mahasiswa yang tersisa akan melanjutkan kelas kuliah seperti biasa. 

Wabah Tuberkulosis Masa Lalu di Kampus

Dalam beberapa tahun terakhir, wabah Tuberkulosis sering terjadi di sekolah-sekolah di seluruh Tiongkok Daratan, menurut berbagai media Tiongkok. Tetapi pihak berwenang setempat dan pengelola kampus  berupaya menutupi informasi.

Pada awal bulan Januari, media Tiongkok Red Star News melaporkan wabah Tuberkulosis di kampus Slender West Lake dari Universitas Jiangsu Yangzhou — yang dulu dipaparkan oleh siswa di media sosial. 

Red Star News memperoleh kepastian dari Komite Liga Pemuda Universitas Jiangsu Yangzhou, di mana banyak mahasiswa di kampus tersebut terinfeksi. Namun demikian, pihak universitas tidak mengungkapkan jumlah mahasiswa yang tertular dan mengaku situasi terkendali.

Pada awal bulan November 2018, The Epoch Times melaporkan wabah Tuberkulosis di Universitas Shangluo di Provinsi Shaanxi. Universitas dan  pihak berwenang setempat merahasiakan epidemi itu, selama lebih dari sebulan sampai seorang mahasiswa berbagi

informasi dengan The Paper, outlet yang dikelola pemerintah Tiongkok yang berbasis di Shanghai.

Pada bulan September 2018, 28 anak muda dan empat anggota fakultas di Taman Kanak-kanak Eksperimental (cabang Nijiaxiang) di kota Zhouzhuang, kota Jiangyin, Provinsi Jiangsu ditemukan terinfeksi Tuberkulosis,  sebagaimana dikutip portal web Tiongkok Sina melaporkan. Orang tua marah dan mempertanyakan mengapa  pihak berwenang setempat gagal menghentikan penyebaran penyakit secara tepat waktu.

Pada bulan Desember 2017, ditemukan 13 kasus Tuberkulosis di Fakultas Kedokteran yang berafiliasi dengan Shanghai Medical College, seperti dilaporkan portal berita Tiongkok Sohu.

Pada bulan Agustus 2017, epidemi Tuberkulosis merebak di Sekolah Menengah Keempat di Kabupaten Taojiang, Provinsi Hunan. Lebih dari 300 siswa sekolah menengah umum dan guru terinfeksi. Epidemi tidak dilaporkan hingga tanggal 9 September 2018, saat seorang siswa sekolah menengah umum, yang sebelumnya bersekolah di sekolah menengah pertama dan dinyatakan positif menderita Tuberkulosis pada saat itu, berupaya bunuh diri dengan memotong pergelangan tangan. Karena penyakitnya, ia tidak dapat menyelesaikan tugas sekolah dan tertinggal secara akademis. Ia mengalami gangguan mental karena stres, menurut laporan oleh msguancha.com, portal berita Tiongkok yang mencakup pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi pemerintah.

Pada tahun 2016, pihak berwenang di kota Luoyang, Provinsi Henan merahasiakan wabah  penyakit Tuberkulosis yang terjadi di Institut Teknologi Luoyang. Penyakit Tuberkulosis telah menyebar setidaknya selama sembilan bulan, berdasarkan dokumen pemerintah Tiongkok yang baru-baru ini diperoleh The Epoch Times dari sumber tepercaya. 

Laporan rahasia tersebut, berjudul, “Tanggapan Terhadap Penyebaran Berita Oleh Netizen Secara Individual mengenai Infeksi Tuberkulosis di Institut Teknologi Luoyang” yang dikeluarkan pada tanggal 27 Desember 2016 oleh Komisi Perencanaan Kesehatan Kota Luoyang. Pemberitahuan internal menyatakan bahwa Institut Teknologi Luoyang, telah melaporkan kasus Tuberkulosis yang dipastikan secara berturut-turut sejak bulan Maret 2016.

Disebutkan juga bahwa mulai bulan Maret 2016, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kota Luoyang menyaring semua guru, siswa dan staf sekolah menjadi tiga batch. 

Lebih dari 20.000 orang diperiksa. Sejak publikasi pemberitahuan ini, total 26 kasus telah dipastikan: 19 kasus di Kampus Wangcheng di Institut Teknologi Luoyang , tiga kasus di kampus Kaiyuan, dan empat kasus di kampus Jiudu.

Namun demikian, wabah tersebut sempat ditutup-tutupi oleh pihak kampus hingga tanggal 26 Desember 2016, di mana  situasi tersebut dilaporkan secara online oleh netizen.

Dokumen internal pemerintah lainnya yang dikeluarkan pada tanggal 26 Desember 2016, berjudul, “Informasi Mengenai Stabilitas” mengungkapkan bahwa  Komisi Perencanaan Kesehatan Kota Luoyang prihatin dengan tanggapan siswa untuk pengujian massal. 

Netizen mulai menyebarkan informasi mengenai wabah Tuberkulosis, tetapi Komisi Perencanaan Kesehatan Kota Luoyang menyebut komentar online mereka adalah “tidak akurat” dan merupakan suatu “kesalahpahaman.”

Komisi Perencanaan Kesehatan Kota Luoyang kemudian mengirimkan pemberitahuan tersebut ke Kantor Informasi Internet Kota Luoyang dan Kantor Pemeliharaan Stabilitas Kota Luoyang  untuk memantau dan mengendalikan pembicaraan online dan opini publik mengenai wabah Tuberkulosis itu. (vv)

Keterangan Foto : Seorang siswi (kiri) diperiksa suhu tubuhnya sebelum memasuki sekolah untuk mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional (NCEE), yang dikenal sebagai Gaokao, di Nanjing, di Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur pada 7 Juli 2020. Hampir 11 juta siswa Tiongkok yang stres mengambil ujian masuk perguruan tinggi tahunan yang melelahkan di negara itu setelah penundaan virus korona selama sebulan, dengan para pengawas tahun ini memeriksa apakah ada yang curang dan demam. (STR / AFP melalui Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=EPyqoB4Ix-s