Virus Komunis Tiongkok dengan Mutasi Baru Menyebar di Inggris, Ini yang Kita Ketahui

Andrew Chen

Sebuah daftar negara-negara yang banyak memberlakukan pembatasan perjalanan di Inggris, di mana sebuah mutasi Coronavirus Partai Komunis Tiongkok telah terdeteksi. Varian baru tersebut adalah lebih menular, dan mungkin berkembang lebih jauh saat virus tersebut menyebar. Bagaimana asal mula virus itu diidentifikasi? 

Varian virus baru tersebut, bernama “VUI – 202012/01 ″ (the first Variant Under Investigation bulan pada Desember 2020) atau “garis keturunan B.1.1.7” oleh para ilmuwan Inggris, adalah pertama kali diidentifikasi pada pertengahan bulan September, itu setelah peningkatan kasus COVID-19 di Kent dan London.

Hingga tanggal 13 Desember, pemerintah Inggris telah mencatat 1.108 kasus COVID-19 terkait dengan garis keturunan B.1.1.7.

BACA JUGA:  Pakar : Gunakan Nama ‘Virus Komunis Tiongkok’ untuk Menuntut Tanggung Jawab Rezim Komunis Tiongkok atas Krisis Global

Meskipun adalah hal yang biasa untuk virus-virus mengalami mutasi, para ilmuwan menemukan bahwa garis keturunan B.1.1.7 “membawa jumlah perubahan genetik virus yang lebih besar daripada perubahan genetik virus biasanya.” 

Varian baru tersebut mencakup sebuah mutasi pada “protein tonjolan.” Mutasi pada bagian virus ini dapat meningkatkan kemampuan virus untuk menyebar di antara orang dan lebih mudah menyebabkan infeksi.

Menurut data dari pemerintah Inggris, reproduksi virus “R rate” meningkat sebesar 0,4, dari 1,1 menjadi 1,5. “R number,” digunakan untuk mengukur kemampuan penyebaran Coronavirus dan penyakit lain. “R” mengacu pada jumlah orang yang mungkin ditularkan virus tersebut oleh satu orang yang terinfeksi, rata-rata.

Para pejabat WHO mengatakan dalam konferensi tanggal 21 Desember, bahwa sementara varian baru tersebut di Inggris lebih mudah ditularkan, namun belum tentu lebih mematikan.

“Informasi yang kami miliki sejauh ini adalah tidak ada perubahan secara keparahan presentasi klinis dari varian ini,” Maria DeJoseph Van Kerkhove, kepala teknis Program Kedaruratan WHO, mengatakan pada konferensi tersebut.

Sedangkan, Mike Ryan, kepala Kedaruratan WHO, mengatakan pada konferensi itu.“Kami telah melihat banyak varian yang muncul selama beberapa bulan terakhir, beberapa varian ada yang berhasil, beberapa varian ada yang tidak berhasil memantapkan dirinya sebagai bagian kekuatan pendorong COVID, tidak ada varian yang memantapkan dirinya yang memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi, atau menghindari diagnosis, atau bersembunyi dari vaksin.”

Namun demikian, para ahli mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak kehati-hatian, karena masih banyak yang harus dipelajari mengenai varian baru tersebut.

Ravindra Gupta, seorang profesor Mikrobiologi Klinis di Institut Cambridge untuk Imunologi Terapeutik dan Penyakit Infeksi, mengatakan kepada NBC News bahwa virus tersebut mungkin sedang dalam perjalanannya menjadi kebal terhadap vaksin.

“Meskipun mungkin tidak benar-benar tahan, mungkin tidak memerlukan banyak perubahan setelah ini untuk sampai di sana,” kata Ravindra Gupta.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada tanggal 20 Desember bahwa wilayah tenggara dan timur Inggris, akan memasuki tingkat empat yang lebih terbatas. Orang-orang tidak diperbolehkan masuk atau keluar dari wilayah ini tanpa

otorisasi.

Lebih dari 40 negara, termasuk Kanada, telah memberlakukan larangan perjalanan di Inggris. Saat ini, Kanada belum melaporkan kasus COVID-19 yang terkait dengan varian baru itu.

Maria DeJoseph Van Kerkhove mengatakan, para ilmuwan sedang mempelajari reaksi antibodi terhadap varian baru tersebut, dan hasilnya akan dikeluarkan dalam beberapa hari atau minggu mendatang. (vv)

Video Rekomendasi :