Usai Swab Anal, Benarkah Begini Jalannya Warga Daratan Tiongkok, “Aduh Ampun !”

oleh Yue Wenxiao

Ada media Tiongkok yang merilis video postingan yang memberi gambaran mengenai warga Kota Shijiazhuang, Tiongkok  usai menjalani swab anal. Video tersebut membuat sejumlah netizen daratan Tiongkok  ketakutan, ada juga yang menepis kebenarannya

Epidemi yang disebabkan oleh virus komunis Tiongkok atau COVID-19 masih terus berkecamuk. Di banyak tempat di Tiongkok telah mulai melakukan pengujian dengan cara swab anal. Masyarakat menyebut itu adalah cara yang sangat merendahkan martabat orang, atau pelecehan yang tidak diharapkan setiap orang. 

Ada media Tiongkok yang merilis video postingan yang memberi gambaran mengenai warga Kota Shijiazhuang usai menjalani swab anal. Video tersebut membuat sejumlah netizen daratan Tiongkok berteriak ketakutan. Namun, ada juga netizen berpendapat bahwa itu mungkin bukan disebabkan oleh tes COVID-19 dengan swab anal.

Menurut laporan Radio Free Asia, saat ini di dunia hanya daratan Tiongkok saja yang memaksa warganya untuk melakukan tes COVID-19 dengan swab anal. Media corong komunis Tiongkok “China Central Television” mengutip ucapan ahli yang berdasarkan hasil penelitian melaporkan, bahwa durasi reaksi positif virus dari uji feses atau swab anal pada beberapa orang yang terinfeksi akan bertahan lebih lama dari saluran pernapasan bagian atas. 

Oleh karena itu pengambilan sampel melalui anus dapat meningkatkan laju deteksi dan mengurangi kelalaian.

Pada 29 Januari, media Tiongkok ‘Sina News’ merilis sebuah video rekaman cara berjalannya warga Kota Shijiazhuang yang baru menyelesaikan swab anal pada 29 Januari. Video itu menunjukkan sejumlah warga laki dan wanita dari segala usia yang berjalan tertatih-tatih dengan kedua kakinya terbuka lebar. Video tersebut juga menekankan bahwa metode swab anal saat ini hanya diterapkan kepada warga yang menjalani isolasi atau mereka yang diduga merupakan kelompok kunci terinfeksi.

Banyak netizen daratan Tiongkok yang terkejut melihat video ini dan berkomentar : “Ini sangat mengerikan. Seperti kena colok  besi panas ?”

Namun, ada juga netizen yang menyebut, “Jangan-jangan adegan orang tua membawa anaknya ke rumah sakit untuk menjalani khitanan. “Penipuan Sina.com !”

Sebelumnya, karena tingkat akurasi yang rendah dari deteksi asam nukleat, pihak berwenang Beijing pada 20 Januari mengumumkan  tes selain dilakukan melalui swab nasofaring dan orofaring, juga melalui cara pengambilan sampel dengan swab anal, yaitu pengambilan sampel tinja. 

Dalam beberapa hari terakhir, berita tersebut telah menyebabkan komplain sejumlah netizen Tiongkok. Komentar mereka antara lain : “Itu sangat merendahkan martabat orang. Oleh karena itu, beberapa orang memilih untuk mengurungkan niat pulang ke Beijing merayakan Tahun Baru Imlek.”

Radio Free Asia mengutip ucapan Zhou Shunwu, seorang murid lulusan Universitas Peking yang diwawancarai, memberitakan bahwa ada orang yang mengatakan : “Setelah produksi massal tahun lalu, persediaan swab sangat besar, dan sekarang luar negeri tidak mau lagi mengimpornya, karena kualitas dari produk Tiongkok  terlalu buruk. Agar dapat lebih cepat menghabiskan stoknya, kemudian muncul ide berupa pengujian lewat anus”.

Pada akhir bulan Maret tahun lalu, sejumlah alat tes asam nukleat yang dikirim oleh Tiongkok ke negara-negara Barat dianggap gagal karena tidak memenuhi syarat. Maria Rosario Vergeire, Wakil Menteri Kesehatan Filipina saat itu dalam jumpa pers mengatakan bahwa keakuratan beberapa alat tes buatan Tiongkok hanya mencapai 40%. (hui)