Warga yang Memprotes Proyek Pabrik Limbah Termasuk Bumil Dipukuli oleh Aparat

The Epoch Times

Baru-baru ini penduduk distrik Shuangliu di Chengdu, ibukota Provinsi Sichuan, barat daya Tiongkok, berkumpul untuk berunjuk rasa. Mereka bergerak karena sebuah pabrik pengolahan air limbah kontroversial yang masih dalam proses pembangunan.

Para pengunjuk rasa memberitahukan kepada Epoch Times berbahasa Mandarin, bahwa fasilitas yang sedang dibangun itu berada sekitar 200 meter dari kompleks pemukiman Danau Yixin. Penduduk yang tidak puas melancarkan demonstrasi pada (23/1/2021) meneriaki tuntutannya.

Segera, sejumlah besar petugas polisi tiba di tempat kejadian dan mulai memukuli, menendang, dan menyeret para pengunjuk rasa dengan ganas.

Warga Danau Yixin memprotes pabrik limbah kontroversial yang sedang dibangun di dekat lingkungan mereka, pada 23 Januari. Disediakan oleh orang dalam The Epoch Times.

Foto-foto yang diambil dari tempat kejadian menunjukkan para pengunjuk rasa dipukuli dan dibanting ke tanah. Salah satu pengunjuk rasa adalah seorang wanita yang dipiting oleh tiga pria petugas polisi. Salah satu dari polisi itu meletakkan lututnya di leher wanita hamil tersebut.

Seorang wanita hamil juga dipukuli oleh polisi. Sebuah foto menunjukkan wanita hamil itu jatuh ke tanah, di mana   wajah meringis kesakitan dan tangan kanannya memegang bagian bawah perutnya.

Seorang wanita direktur dari pihak berwenang air setempat bermarga Luo kemudian muncul di lokasi unjuk rasa itu. Ia mengklaim bahwa pabrik pengolahan air limbah tersebut adalah sebuah proyek sementara selama satu tahun dan akan dihancurkan sesudahnya. Ia menambahkan konstruksi sementara itu, tidak memerlukan persetujuan resmi. Tetapi, para penduduk merasa ragu.

Salah seorang penduduk mempertanyakan: “Ia juga pernah mengatakan proyek tersebut mempunyai anggaran sebesar 80 juta yuan. Jadi, apakah anda yakin ia adalah serius bahwa proyek senilai 80 juta yuan itu akan dihancurkan setelah beroperasi hanya dalam waktu satu tahun?”

Pada satu titik, unjuk rasa itu menjadi salah satu topik yang paling dicari di media sosial Tiongkok Weibo. Namun segera, komentar dan like dihapus dari Weibo. Outlet media setempat tidak melaporkan kejadian tersebut. Penduduk memberitahukan kepada The Epoch Times bahasa Mandarin bahwa mereka mengajukan keluhan mereka ke Walikota, tetapi tidak berhasil.

Taman Olahraga Memberikan Jalan ke Pabrik Pembuangan

Seorang penduduk bermarga Chen (samaran) mengatakan kepada The Epoch Times bahasa Mandarin, bahwa fasilitas tersebut masih sedang dibangun dan dijadwalkan mulai beroperasi pada bulan Februari.

Tangkapan layar video online yang menunjukkan seorang wanita hamil di lokasi protes runtuh setelah dipukuli oleh polisi.

Chen mengungkapkan bahwa penduduk sekitar, memprotes pembangunan fasilitas tersebut karena fasilitas tersebut  terletak sangat dekat dengan lingkungan sekitar, dan pihak berwenang belum merilis sebuah laporan penilaian dampak lingkungan. 

Mengingat ada beberapa taman kanak-kanak di dekat fasilitas tersebut, Chen mengatakan, penduduk merasa khawatir limbah sampingan mungkin beracun dan mengganggu kesehatan masyarakat penduduk.

Penduduk percaya fasilitas tersebut adalah sebuah proyek ilegal. Pasalnya, juga tidak ada izin penggunaan lahan, izin perencanaan, atau izin konstruksi tersedia untuk umum.

Penduduk melaporkan proyek ini ke pihak berwenang penegak administrasi distrik Shuangliu. 

Pihak berwenang tersebut menjawab bahwa masalah apa pun yang terkait dengan pabrik pembuangan itu haruslah di bawah yurisdiksi otoritas air.

Foto menunjukkan dua pemberitahuan resmi yang sifatnya serupa. Yang kiri tertanggal 13 November 2018, mengklaim pabrik limbah tersebut akan dihapus pada 31 Desember 2020, yang, bagaimanapun, masih ada. Dan kanan tertanggal 19 Januari 2021 menunjukkan fasilitas pembuangan limbah darurat akan diambil pada Maret 2022.

Penduduk juga menuduh pemerintah setempat mengubah penggunaan lahan yang dimaksudkan, dengan menggantikan rencana awal untuk membangun sebuah taman olahraga dengan sebuah fasilitas pembuangan limbah. 

Proyek baru tersebut tidak pernah muncul di  perencanaan pemerintah setempat, juga tidak disebutkan oleh pengembang, kata penduduk.

Pada tanggal 19 Januari, otoritas air mengeluarkan sebuah pemberitahuan, mengklaim bahwa  pabrik limbah darurat tersebut adalah sebuah bangunan sementara, yang mana akan dibongkar di paling lambat pada Februari 2022.

Namun demikian, penduduk masyarakat tidak mempercayai pernyataan tersebut.

Penduduk mengutip sebuah contoh pabrik limbah serupa yang terletak di seberang pemukiman Semenanjung Tianfu, yang tetap berada di sana setelah beroperasi selama tiga tahun, meskipun pihak berwenang setempat juga awalnya mengklaim pabrik limbah tersebut hanyalah sebuah  fasilitas sementara. (Vv)

Keterangan Foto : Seorang pengunjuk rasa wanita mengalami penggunaan kekuatan yang berlebihan, dengan lehernya ditekan oleh kaki dan lutut seorang polisi. Disediakan oleh orang dalam The Epoch Times.