Gelombang Baru Wabah Demam Babi Afrika Melanda Tiongkok

Frank Yue

Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok mengumumkan dalam sebuah briefing berita pada 6 Maret 2021,  bahwa kasus-kasus baru demam babi Afrika dilaporkan di Provinsi Sichuan di barat daya Tiongkok dan Provinsi Hubei di tengah Tiongkok.

Menurut pengumuman tersebut, sebuah peternakan yang memiliki 127 ekor babi di daerah Xiaojin, Provinsi Sichuan, melaporkan pada 6 Maret bahwa 38 ekor babi mati karena demam babi Afrika. Sedangkan 38 ekor babi lainnya terinfeksi virus tersebut.

Di distrik Fancheng, kota Xiangyang, Provinsi Hubei, pihak berwenang menemukan bahwa 10 ekor babi yang diangkut secara ilegal dengan sebuah kendaraan, telah terinfeksi virus demam babi Afrika, menurut pengumuman itu.

Daerah tersebut, termasuk jalan dan kendaraan, tempat virus demam babi Afrika dilaporkan terdeteksi telah didesinfeksi secara menyeluruh, menurut berbagai laporan media Tiongkok.

Sebelum pengumuman rezim Tiongkok baru-baru ini, ada tiga kasus  sudah diberitakan sejak awal tahun.

Kasus pertama kali dilaporkan pada 21 Januari di kota Meizhou, selatan Provinsi Guangdong. Jenis baru strain virus demam babi Afrika  ditemukan di New Hope Liuhe, sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing yang memproduksi dan mendistribusikan hewan dan produk daging, termasuk babi. Akibatnya, lebih dari 1.000 babi terinfeksi, menurut laporan oleh Layanan Berita Tiongkok.

Kasus kedua demam babi Afrika terjadi pada awal Februari di Hong Kong, di mana sebagian besar babi berasal dari Daratan Tiongkok. 

Menurut Kementerian Pertanian, Perikanan dan Konservasi, sebuah peternakan babi di Yuen Long ditutup karena ditemukannya virus demam babi Afrika dan 3.000 ekor babi dimusnahkan.

Pada 2 Maret, Pusat Pengendalian Penyakit Hewan Tiongkok melaporkan bahwa virus demam babi Afrika terdeteksi di antara anak-anak babi yang diangkut. Kendaraan dihentikan secara acak untuk pemeriksaan di dekat pintu keluar jalan raya kabupaten Funing, di barat daya Provinsi Yunnan. Dari 36 anak babi yang anak babi diperiksa, enam anak babi mati karena virus tersebut. Sedangkan enam anak babi lainnya menunjukkan gejala, menurut Kementerian Pertanian dan Pedesaan.

Di beberapa bagian Tiongkok, strain yang terjadi secara alami dan kurang ganas virus demam babi Afrika muncul, menurut sebuah penelitian oleh Institut Penelitian Dokter Hewan Ilmu Pengetahuan Akademi Tiongkok, yang diterbitkan dalam jurnal akademik Science China Life Sciences pada tanggal 26 Februari.

Penelitian tersebut melibatkan sampel-sampel virus yang dikumpulkan dari Juni hingga Desember 2020, yang mencakup 3.522 sampel patogen yang dikumpulkan, diuji, dan dianalisis di daerah-daerah di Provinsi Heilongjiang, yaitu Jilin, Liaoning, Shannxi, dan wilayah Mongolia Dalam. Ditambah 138 sampel yang diduga terinfeksi dari bagian-bagian lain di Tiongkok.

Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa setidaknya ada empat jenis mutasi strain virus demam babi Afrika yang  muncul di negara itu. Meskipun sampel-sampel virus menunjukkan patogenisitas yang lebih rendah daripada strain-strain virus yang khas, sampel-sampel virus menunjukkan virulensi residu yang jelas dan kemampuan transmisi yang kuat.  Virus tersebut dengan mudah menyebar di antara  babi, yang menyebabkan infeksi terus-menerus, penyakit kronis, dan kematian, menurut penelitian tersebut.

Sebuah laporan Reuters mengklaim bahwa industri daging Tiongkok mengalami kehancuran selama wabah demam babi Afrika yang terjadi dari tahun 2018 hingga 2019. Lebih dari separuh babi di Tiongkok yang berjumlah 440 juta babi, telah dimusnahkan pada saat itu. Adapun penyakit tersebut telah mematikan seperempat ekor babi di pasar dunia, menyebabkan harga daging melonjak di seluruh dunia, kata laporan itu. (Vv)

Video Rekomendasi :