Tempat Perdagangan Daging Anjing dan Kucing Digerebek Setelah Pemiliknya Melacak Hewan Peliharaan yang Hilang dengan GPS

Kios di pasar hewan di Tiongkok selatan ditutup karena menjual ratusan kucing dan anjing setelah pemilik hewan peliharaan melacak kucing yang hilang di sana.

Pemerintah distrik Pengjiang di Jiangmen, Provinsi Guangdong, Tiongkok, menutup kios-kios di Pasar Perdagangan Peternakan Yuanhui setelah menerima laporan dari aktivis kekejaman terhadap hewan bahwa kucing curian sedang dijual.

Pihak berwenang menggerebek pasar, menyita 235 kucing, yang kemudian diperiksa kesehatannya oleh pusat pencegahan dan pengendalian penyakit hewan kota.

“Untuk menempatkan kucing dalam perawatan yang lebih baik, kami telah bernegosiasi dengan sukarelawan (aktivis kekejaman terhadap hewan) untuk memindahkan kucing ke organisasi profesional,” pihak berwenang mengumumkan di Weibo pada hari Selasa (9/3).

“Pada saat yang sama, departemen pengawas pasar kami sedang mengatur pemeriksaan di semua pasar di kota,” bunyi pemberitahuan itu.

Tidak ada informasi yang dirilis tentang nasib anjing-anjing itu yang dikeluarkan dari pasar selama penggerebekan.

Pihak berwenang diberi tahu setelah pemilik kucing di Shanghai menyadari hewan peliharaan mereka hilang, kata aktivis hewan Zhang Man kepada The Beijing News.

Pemiliknya menggunakan teknologi GPS untuk melacak kucing itu dan menemukannya sejauh 1.500 kilometer di Pasar Guangdong. Pasar mulai beroperasi pada bulan September dengan izin untuk menjual ternak termasuk ayam dan bebek.

Keesokan harinya para aktivis, Liu Ling dan Chen Yu, tiba di pasar untuk menyelidiki, diikuti oleh pejabat pemerintah pada hari itu juga.

Chen menemukan lima kandang di satu kios, dengan sekitar 300 kucing dan anjing, katanya kepada surat kabar tersebut.

Dia mengatakan bau busuk menyelimuti kios itu, di mana mereka juga menemukan peralatan yang biasa digunakan untuk menyembelih hewan. Beberapa kucing ditemukan masih memakai kalung.

Pemilik kios tidak ada di tempat saat penggerebekan.

Polisi Jiangmen mengatakan kepada The Beijing News bahwa penyelidikan terus berlanjut tetapi mereka belum dapat membuktikan hewan-hewan itu akan disembelih dan dijual sebagai daging hewan.(yn)

Sumber: Asiaone

Video Rekomendasi: