Formasi Kapal Induk Tiongkok Melintasi Selat Miyako, Jepang yang Jarang Berkomentar Akhirnya Merespon

Li Lan – NTDTV.com

Formasi kapal induk Komunis Tiongkok “Liaoning”, termasuk dikawal sebuah kapal perusak, dalam perjalanan ke selatan antara pulau utama Okinawa dan Pulau Miyako menuju Samudra Pasifik pada (3/4/2021)

Media resmi Tiongkok Kantor Berita Xinhua mengklaim bahwa, angkatan lautnya hanya menggelar latihan rutin di perairan sekitar Taiwan.

Sebagai tanggapan, Jepang  mengirim kapal perusak JS Suzutsuki, pesawat patroli maritim P-1 dan pesawat patroli anti-kapal selam P-3C untuk “mengumpulkan informasi dan memantau pergerakan kapal-kapal Tiongkok” kata Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Minggu (4/4/2021).

Richard Fisher, peneliti senior di Center for International Assessment and Strategy kepada NTD menilai : “Pengerahan ini dimaksudkan untuk mengancam Jepang dan menekan Jepang. Tujuannya, agar tidak mendukung Taiwan, karena Tiongkok ingin menyerang Taiwan, mengambil alih Taiwan dan menghancurkan budaya demokrasi Taiwan. “

Langkah Tiongkok direspon Jepang, sebuah langkah yang jarang dilakukan sebelumnya.  Pada 5 April, Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi dan Menteri Luar Negeri Komunis Tiongkok Wang Yi menggelar percakapan via telepon selama sekitar 90 menit. 

Pihak Jepang mengungkapkan “keprihatinan yang kuat” tentang tindakan Komunis Tiongkok di Laut Cina Timur. Ia menyatakan,  “sangat menuntut” agar Komunis Tiongkok mengambil alih tindakan nyata untuk memecahkan masalah.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Kato Katsunobu juga menyatakan pada konferensi pers bahwa semua kemungkinan tindakan pencegahan dan pengawasan, akan diambil terhadap tindakan Angkatan Laut Komunis Tiongkok.

Para pakar percaya, suatu hal yang positif bagi Jepang mengungkapkan sikapnya secara terbuka. Akan tetapi, jika merujuk kepada pengalaman sesudahnya,  ketika hanya semata menyampaikan pernyataan, tidak dapat mengubah Komunis Tiongkok.

Richard Fisher, peneliti senior di Pusat Evaluasi dan Strategi Internasional mengatakan : “Selama Komunis Tiongkok ingin menjadi pemimpin nomor satu di Asia Timur, atau bahkan pemimpin global. Komunis Tiongkok tidak hanya akan mengabaikan Jepang, tetapi juga keinginan dari semua negara lain. “

Pada saat yang sama, USS Roosevelt Strike Group  telah memasuki Laut Cina Selatan, dan ini adalah ketiga kalinya mereka aktif di Laut Cina Selatan tahun ini. 

Hu Bo, lembaga semi-resmi Komunis Tiongkok dan direktur South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI) dari Institut Oseanografi di Universitas Peking, percaya bahwa pentingnya penempatan militer AS yang sebenarnya telah diperkuat secara signifikan. Namun, masih harus dilihat apakah Liaoning akan memasuki Laut Cina Selatan dari Laut Filipina dan secara langsung menantang Roosevelt.

Pada 16 April ini, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan mengunjungi Amerika Serikat dan bertemu dengan Presiden AS Biden.

Para ahli berharap pemerintahan Biden dapat melanjutkan fondasi aliansi AS-Jepang yang dibangun selama era Trump. Selain itu, memperkuat penjualan senjata ke Jepang, termasuk penerapan pesanan pesawat tempur F-35. Pada saat yang sama, juga akan memajukan penyebaran rudal dan mempertahankan wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Richard Fisher, peneliti senior di Center for International Assessment and Strategy mengatakan: “Amerika Serikat sangat tertarik untuk mengerahkan rudal jarak menengah dan bahkan antarbenua baru di pangkalan Jepang. Jepang mengizinkan penyebaran rudal ini untuk mencegah serangan oleh Tiongkok. Ini juga paling bermanfaat bagi Jepang. ” (hui)

Video Rekomendasi :