Kota Emas Firaun yang Hilang 3.000 Tahun Silam Kini Muncul Setelah Terkubur di Padang Pasir Selama Berabad-abad

The Associated Press

Sempat terkubur berabad-abad lamanya, kota emas Firaun yang hilang kini kembali muncul. Arkeolog Mesir terkenal, Zahir Hawass pada Sabtu (10/4/2021), mengungkapkan rincian tentang kota Firaun yang baru-baru ini ditemukan di provinsi selatan Luxor, nama lokasi kota tertua Mesir.

Zahir Hawass kepada Associated Press mengatakan, para arkeolog menemukan rumah bata, artefak, dan tembikar dari zaman firaun di lokasi dari kota emas yang hilang berusia 3.000 tahun. Ini adalah peninggalan Raja Amenhotep III dari dinasti ke-18, yang mana dianggap sebagai Firaun terhebat di masa Mesir kuno.

Keberadaan kota ini, benar-benar sebuah kota besar yang hilang berabad-abad.  Kota ini bernama “The Rise of Aten”. 

Para arkeolog mulai menggali di daerah itu pada tahun lalu. Awalnya melakukan penggalian untuk temuan terkait Raja Tutankhamun. Namun demikian, dalam beberapa minggu mereka menemukan formasi batu bata lumpur. Tanpa dinyana, akhirnya berubah menjadi sebuah kota besar.

Terlihat juga tembok kota, ruangan yang diisi dengan oven, penyimpanan tembikar, dan perkakas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Arkeolog juga menemukan sisa-sisa kehidupan yang dapat dilihat oleh wartawan dan pengunjung.

Hawass menuturkan, para arkeolog juga menemukan area distrik administrasi dan perekonomian.  

Hawass percaya bahwa kota itu adalah “penemuan paling penting”, sejak makam Raja Tutankhamun digali di Lembah Para Raja di Luxor hampir utuh sepenuhnya pada tahun 1922.

Hawass juga menolak anggapan bahwa sisa-sisa kota itu, sejatinya telah ditemukan sebelumnya, seperti yang dikemukakan dalam postingan yang beredar di media sosial.

“Tidak mungkin saya menemukan sesuatu yang telah ditemukan sebelumnya,” katanya.

Paola Cartagena, seorang mahasiswa pascasarjana Egyptology di Universitas Manchester, mengatakan penemuan itu “sangat penting”.

“Arkeologi pemukiman sangat berharga untuk mempelajari fakta sejarah yang sebenarnya dan memperluas pemahaman kita tentang bagaimana orang Mesir kuno hidup,” tulisnya di Twitter.

Kota yang baru digali ini terletak di antara kuil Raja Rameses III dan  Amenhotep III di tepi barat Sungai Nil di Luxor. Kota ini terus digunakan oleh cucu Amenhotep III, Tutankhamun, dan kemudian penggantinya, Raja Ay.

Temuan lainnya, beberapa batu bata lumpur dengan segel Raja Amenhotep III.

Amenhotep III, adalah Firaun yang memerintah Mesir kuno antara 1391 SM dan 1353 SM. Ia membangun bagian utama kuil Luxor dan Karnak di kota kuno Thebes.

Mesir gencar meningkatkan keunggulan pariwisatanya dengan penemuan arkeologi. Harapannya menghidupkan kembali sektor pariwisatanya yang terpukul parah oleh gejolak setelah pemberontakan tahun 2011. Kini dihantam pandemi Corona.

Pengumuman penemuan kota emas itu, setelah Mesir memindahkan 22 mumi Firaun dari Kerajaan Mesir Kuno dalam parade Sabtu 3 April 2021,  ke tempat peristirahatan baru mereka — National Museum of Egyptian Civilization di Kairo. Mumi firaun yang dipindahkan diantaranya jenazah Raja Ramses II dan Ratu Ahmose-Nefertari. (asr)

Video Rekomendasi :