Stok Vaksin Habis, Mumbai, India Tangguhkan Vaksinasi

Li Yan

Dampak gelombang kedua epidemi virus Komunis Tiongkok (COVID-19) sistem perawatan kesehatan India lumpuh dan telah kehabisan vaksin. Pada hari Jumat 30 April, India memecahkan rekor kasus baru dalam sehari. 

Menurut data Kementerian Kesehatan India, negara itu menambahkan 386.452 kasus baru dalam 24 jam terakhir pada 30 April 2021. Angka tersebut menjadi peningkatan sehari terbesar di dunia. Dalam kurun waktu yang sama, sedikitnya 3.498 orang meninggal dunia. 

Pada September 2020, gelombang pertama epidemi di India mencapai puncaknya. Dalam setengah tahun, jumlah kasus di negara Asia Selatan ini meningkat dari sekitar 6 juta menjadi lebih dari 12 juta pada akhir Maret 2021. Hanya dalam sebulan di bulan April, negara tersebut melaporkan lebih dari 6,6 juta kasus. Secara total kasus kumulatif melonjak menjadi 18,76 juta kasus.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, India adalah negara yang terkena dampak terburuk kedua di dunia dalam hal jumlah total kasus yang dilaporkan. Namun demikian, laporan terbaru menunjukkan tidak semua angka kematian dilaporkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini mengatakan bahwa penyebaran beberapa varian virus Corona bermutasi di India, kemungkinan menjadi alasan lonjakan kasus di negara tersebut. Sistem medis India kewalahan. Tempat tidur dan pasokan medis sudah tidak mencukupi, termasuk oksigen dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan.

Para ahli mengatakan, cara terbaik India untuk melawan pandemi saat ini adalah dengan memvaksinasi sebagian besar penduduk negara tersebut. Diharapkan mampu mencapai herd immunity di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa. Diharapkan virus tidak dapat menyebar dengan cepat. Hingga saat ini, India telah menerima lebih dari 150 juta dosis vaksin, tetapi hanya sedikit orang yang telah menyelesaikan dua dosis vaksin tersebut.

Mulai 1 Mei, India mengizinkan orang berusia 18 hingga 45 tahun untuk divaksinasi.

India adalah produsen vaksin terbesar di dunia. Akan tetapi, saat ini India sedang menghadapi kekurangan vaksin akibat dampak epidemi. Karena semakin banyak orang yang mendaftar untuk vaksinasi, situasinya diperkirakan akan terus memburuk.

Gara-gara kehabisan stok vaksin, Mumbai, ibu kota keuangan India, berhenti memvaksinasi  dari 30 April hingga 2 Mei. 

Perusahaan di Mumbai menyatakan, “Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menyediakan lebih banyak inventaris dan melanjutkan vaksinasi.”  

Negara bagian Maharashtra, tempat di mana Mumbai berada, adalah pusat gelombang kedua epidemi di India.

Kantor berita Reuters melaporkan, gelombang pertama penerbangan AS  yang membawa bantuan medis seperti tabung oksigen, kit diagnostik dan masker N95 sudah tiba di Delhi pada hari Jumat 30 April. 

Pemerintahan Biden di Amerika Serikat mengatakan, akan memberikan lebih dari 100 juta dolar AS dalam bantuan medis ke India, termasuk menyediakan bahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi vaksin dan memproduksi lebih dari 20 juta dosis vaksin. (hui)