Lebih 20 Juta Orang Terinfeksi di India, Pakar : Beberapa Minggu ke Depan akan Sangat Buruk

 Li Yan – Epochtimes.com

Jumlah total kasus virus Corona (virus Komunis Tiongkok) dalam statistik resmi India melebihi 20 juta orang pada Selasa (4/5/2021). Jumlah ini hampir dua kali lipat dalam tiga bulan terakhir. Sedangkan jumlah kematian resmi juga telah melebihi 220.000 kasus. Meski angka-angka ini mengejutkan, angka sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.

Menurut data yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan India pada hari Selasa 4 Mei saja, ada 357.229 kasus infeksi baru di India dalam 24 jam terakhir, dan tambahan 3.449 kasus kematian akibat COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Komunis Tiongkok.

Ashish Jha, dekan Brown University’s School of Public Health di Amerika Serikat, mengatakan bahwa pembuat kebijakan India yang telah menghubunginya, percaya bahwa situasinya akan membaik dalam beberapa hari ke depan, yang membuatnya khawatir.

Ashish Jha mengatakan, dirinya telah … mencoba mengatakan kepada mereka bahwa dalam beberapa minggu ke depan, semuanya akan menjadi buruk, mungkin lebih lama. 

Sehari sebelumnya, pada 3 Mei, ketika jumlah kasus virus Corona (virus Komunis Tiongkok) di India melebihi 300.000 selama 12 hari berturut-turut, para ahli memperkirakan  gelombang kedua epidemi di India ini mungkin mencapai puncaknya dalam beberapa hari ke depan.

Kementerian Kesehatan India menyatakan, ada 368.147 pasien baru terinfeksi dalam 24 jam terakhir. 

Sebuah pemodelan dari kelompok penasihat pemerintah menunjukkan bahwa, jumlah kasus virus Komunis Tiongkok di India dapat mencapai puncaknya pada hari Rabu 5 Mei, beberapa hari lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Pasalnya, virus menyebar lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Ketika mengalami terjangan hebat epidemi, rumah sakit India penuh. Pasokan oksigen medis tidak laig mencukupi. Orang-orang meninggal di tempat tidur rumah sakit, ambulans, atau tempat parkir. Kamar jenazah dan krematorium penuh dengan jenazah, dan nyala api untuk mengkremasi jenazah membara sepanjang waktu.。

Meskipun pasokan medis bantuan dari banyak negara seperti Eropa dan Amerika Serikat sudah diterima India, rumah sakit masih tidak dapat menangani banyak pasien yang kritis. 

Pihak berwenang berpacu dengan waktu untuk menambah jumlah tempat tidur di rumah sakit; melakukan lebih banyak tes, mengalokasikan kembali sumber oksigen, dan memperluas produksi obat antivirus.

Sebagai produsen vaksin terbesar di dunia, India sendiri mengalami kekurangan pasokan vaksin. Sekitar 2,1 juta orang divaksinasi di India setiap hari, yaitu sekitar 0,15% dari penduduknya. Pada hari Senin 3 Mei, partai oposisi mendesak pemerintah untuk memvaksinasi semua warga India secara gratis.

Dr. Ravi Gupta, pakar virus dari Universitas Cambridge, Inggris mengatakan, virus ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Sungguh, jiwa negara ini dalam bahaya sampai batas tertentu.” (hui)