Ngotot Pakai Vaksin Buatan Tiongkok, Kematian di Hungaria Tertinggi di Dunia dari Jumlah Penduduknya

oleh Zhu Ying

Hungaria adalah salah satu negara pertama di Uni Eropa yang memulai vaksinasi massal untuk mencegah penularan virus komunis Tiongkok atau COVID-19. Sejauh ini, hampir satu juta orang telah disuntik dengan vaksin buatan China National Pharmaceutical Group. Namun, angka infeksi dan kematian akibat virus komunis Tiongkok masih tinggi, dan telah menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia.

Dalam beberapa pekan terakhir, tingkat kematian gara-gara virus komunis Tiongkok yang tinggi di Hungaria telah menarik perhatian komunitas internasional. 

Menurut proporsi kematian akibat epidemi terhadap penduduk, tercatat pada 1 Mei 2021 pukul 10:00, Hungaria memiliki angka kematian tertinggi di dunia, yakni 285 orang meninggal dari 100.000 orang penduduk.

Menurut statistik yang diterbitkan oleh publikasi jaringan ilmiah Inggris ‘Our World In Data’ yang prihatin terhadap krisis global besar, bahwa tercatat hingga 2 Mei 2021, sebanyak 4.073.149 orang di Hungaria atau 41,7% dari total populasi telah menerima satu dosis vaksin buatan komunis Tiongkok. 

Sedangkan sebanyak 1.552.685 orang atau  21,3% dari total populasi telah menerima vaksinasi lengkap. Saat ini tingkat vaksinasi nasional di Hungaria telah mencapai 30%, dan hampir satu juta orang telah disuntik dengan vaksin buatan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm).

Hungaria adalah negara Uni Eropa pertama yang menyetujui penggunaan vaksin buatan komunis Tiongkok. 

Pada 24 Februari tahun ini, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán mengumumkan bahwa Hungaria telah memulai melakukan vaksinasi dengan vaksin buatan Tiongkok. Pada saat yang sama Viktor Orbán mengklaim bahwa vaksin Tiongkok adalah yang paling dapat dipercaya, dengan alasan bahwa  para ahli di Tiongkok telah mengetahui virus ini sejak lama. 

Pada 26 Februari, Presiden Hungaria János Áder mendapat suntikan vaksin buatan komunis Tiongkok. 

Pada 28 Februari, Viktor Orbán juga divaksinasi dengan Sinopharm, ia kemudian memberikan pidato yang menyerukan kepada masyarakat agar segera mendaftarkan diri untuk menerima vaksin tersebut. 

Namun, setelah vaksinasi dengan vaksin buatan Tiongkok dalam skala besar terhadap populasi Hungaria, justru jumlah orang yang terinfeksi, termasuk yang meninggal dunia mengalami kenaikan yang enggan turun. Sekarang Hungaria malah menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia.

Media Taiwan ‘Liberty Times’ dalam laporan terkaitnya menunjukkan bahwa pemerintah Hungaria dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin pro-komunis Tiongkok. 

Negara tersebut pernah menggagalkan rencana Uni Eropa yang ingin mengutuk penindasan pemerintah komunis Tiongkok di Hongkong.

Saat ini, pemerintah di seluruh dunia mencoba yang terbaik untuk memperluas skala vaksinasi agar secepatnya mengurangi penyebaran virus komunis Tiongkok. Negara-negara seperti Israel, Inggris, dan Amerika Serikat yang sebagian besar penduduknya menerima suntikan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan Inggris dan Amerika Serikat telah mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam jumlah kasus baru harian. 

Tetapi negara-negara seperti Turki, Chili dan Brasil yang menggunakan vaksin buatan Tiongkok, jumlah kasus barunya tidak menurun malahan mengalami kenaikan.

Di antara negara-negara di atas yang mengutamakan penggunaan vaksin buatan Tiongkok, 39% dari populasi di Chili telah menerima sedikitnya 1 kali suntikan vaksin, dan 93% di antaranya telah divaksin dengan vaksin Sinovac. 

Namun, epidemi di negara itu sangat serius akhir-akhir ini sampai mendesak pihak berwenang untuk kembali memberlakukan lockdown nasional seperti waktu sebelumnya.

Hingga saat ini, negara yang jumlah penduduknya kurang dari 19 juta jiwa ini, jumlah warganya yang positif terinfeksi virus komunis Tiongkok telah mencapai 1.215.815 orang, di mana 26.659 orang telah meninggal dunia. (sin)

Video Rekomendasi :