Jurnal Partai Komunis Tiongkok Mengungkapkan Keputusan Xi Jinping, ‘Waktu dan Momentum’ di Sisi Beijing

Yang Wei

Pada 30 April 2021, jurnal resmi Partai Komunis Tiongkok yang terbit setiap dua bulan sekali, Qiushi (yang diterjemahkan menjadi Mencari Kebenaran), menerbitkan pidato Xi Jinping mengenai cetak biru pembangunan Tiongkok, yang disampaikan pada sebuah seminar untuk para pejabat tinggi pada 11 Januari 2021.

Isinya tentang pandangan-pandangan Xi Jinping saat ini, terungkap dalam artikel tersebut yang menjelaskan mengapa Partai Komunis Tiongkok mengambil sikap konfrontatif habis-habisan beberapa bulan terakhir.

Majalah dua bulanan partai Komunis Tiongkok mengungkapkan tentang pidato Xi Jinping yang menyatakan, “Waktu dan momentum ada di pihak kita, di mana kekuatan dan kepercayaan diri kita berada.”

Xi Jinping menekankan kemandirian ekonomi Tiongkok melalui sirkulasi internalnya yang “dapat meredakan gangguan-gangguan internasional dan selalu memungkinkan Tiongkok, untuk bertahan dan mempertahankan pertumbuhannya di tengah-tengah semua jenis badai dan gelombang. Yang mana bergolak  dapat diramalkan dan yang tidak dapat diperkirakan.”

Sangat jelas bahwa kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok, sangat menyadari kesulitan yang dihadapinya di dalam negeri dan dunia internasional. Akan tetapi, agak sulit untuk melihat logika di balik klaim Xi Jinping bahwa “waktu dan momentum” ada di pihak mereka. Apalagi “kepercayaan” yang dimiliki Partai Komunis Tiongkok seperti yang diklaim Xi Jinping.

Pada 25 Februari, kabupaten Qilian di Provinsi Qinghai, menerbitkan sebuah pidato oleh Sekretaris Partai Komunis Tiongkok Kabupaten Qilian, He Bin, yang berbicara mengenai dua pendapat Xi Jinping. Itu mengenai lanskap dinamis global, Xi Jinping melihat tren besar bahwa Timur sedang naik dan Barat sedang menurun; mengenai hubungan-hubungan strategis antara Tiongkok dengan Amerika Serikat, Xi Jinping memandang Amerika Serikat sebagai sumber kekacauan terbesar di dunia saat ini, dan sebagai ancaman terbesar bagi pembangunan dan keamanan Tiongkok.

Menurut He Bin, Xi Jinping yakin bahwa Amerika Serikat pasti akan jatuh dan bahwa Partai Komunis Tiongkok cepat atau lambat akan menggantikan posisi Amerika Serikat. Jadi, Partai Komunis Tiongkok harus menantang Amerika Serikat.

Pada 15 Januari, situs web Tiongkok Guancha (yang diterjemahkan menjadi Sang Pengamat) juga melaporkan bahwa Chen Yixin, seorang anak didik Xi Jinping dan seorang Sekretaris Jenderal Komite Urusan Politik dan Hukum Partai Komunis Tiongkok, menyampaikan sebuah pesan serupa dari pidato Xi Jinping yang berbunyi: 

“Dengan sebuah pandemi yang hanya terlihat sekali dalam satu abad, dunia telah memasuki sebuah periode perubahan yang bergejolak yang hanya terlihat sekali dalam satu abad… Sementara lanskap internasional sedang bergeser sesuai keinginan Tiongkok, pengendalian dan penindasan oleh Amerika Serikat adalah sebuah ancaman utama, menjadi sebuah pertemuan tidak terduga dan sebuah pertempuran yang berlarut-larut. Pandemi COVID-19 menyajikan tantangan maupun peluang dalam krisis, dan amukan lanjutan pandemi global akan berdampak secara bermakna pada semua aspek dunia,” demikian seperti diberitakan di tajuk utama.

Artikel yang diterbitkan di Jurnal Qiushi pada dasarnya memastikan hal di atas, yang mengungkapkan pendapat-pendapat utama Xi Jinping mengenai situasi saat ini baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Dunia Sedang Berada Dalam Kekacauan

Xi Jinping mengatakan bahwa Tiongkok adalah “ekonomi terbesar kedua di dunia, negara industri terbesar, dengan perdagangan barang luar negeri terbesar dan cadangan devisa terbesar.” Ternyata, Xi Jinping melihat hal tersebut sebagai modal untuk menguasai dunia.

“Dunia saat ini, yang ditandai dengan kekacauan, sedang mengalami perubahan hebat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad. Seberapa baik pandemi COVID-19 global dikendalikan oleh suatu negara merupakan indikasi seberapa baik atau seberapa hebatnya kepemimpinan dan sistem negara tersebut. Waktu dan momentum berada di pihak kita, dan di situlah letak kekuatan dan kepercayaan diri kita,” kata Xi Jinping.

Kata-kata Xi Jinping di atas, sepenuhnya mengungkapkan niat Partai Komunis Tiongkok yang sebenarnya untuk menggunakan pandemi untuk mencari hegemoni. Faktanya, Partai Komunis Tiongkok dengan sengaja merahasiakan informasi yang kritis mengenai asal mula virus Partai Komunis Tiongkok di awal pandemi dan membiarkan virus tersebut menyebar ke luar wilayah Tiongkok. Tetapi, bagi Partai Komunis Tiongkok, pandemi global yang terjadi selanjutnya bahkan dianggap sebagai sebuah alat. Tak lain, untuk menghadirkan apa yang disebut “waktu dan momentum” di menurut keinginannya  dan “kekuatannya.”

Xi Jinping yakin bahwa “demokrasi tidak dapat bersaing [dengan kediktatoran] di abad ke-21 karena [demokrasi] membutuhkan terlalu banyak waktu untuk mencapai konsensus.”

Joe Biden juga menyadari ambisi Xi Jinping untuk menguasai dunia, seperti yang dikatakan Joe Biden dalam pidatonya baru-baru ini pada Kongres: Xi Jinping “sangat bersungguh-sungguh untuk menjadi bangsa yang paling signifikan dan penting di dunia.”

Joe Biden dengan segera menanggapi ambisi global Xi Jinping, tetapi salah salah menanggapi apa yang harus dilakukan untuk melawan ambisi tersebut. Mengenai Xi Jinping, ia yakin kini adalah sebuah kesempatan bagus untuk menghadapi Amerika Serikat untuk supremasi. 

Xi Jinping yakin bahwa Tiongkok, secara strategis, memiliki peluang-peluang belum pernah terjadi sebelumnya yang lebih besar daripada tantangannya. Ia mendesak semua pejabat Partai Komunis Tiongkok, untuk “mengerahkan semua faktor positif yang dapat dimobilisasi, menyatukan semua kekuatan yang dapat disatukan, dan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan kita dan untuk mencapai tujuan kita tetapkan dengan ketekunan.”

‘Peningkatan Risiko Internal dan Eksternal yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya’

Partai Komunis Tiongkok telah merugikan dunia dengan mencari hegemoni saat pandemi, yang juga telah sangat merugikan Tiongkok pada saat yang sama.

Saat Xi Jinping memberikan ceramah yang arogan mengenai “waktu dan momentum,” “kepercayaan” dan “peluang-peluang strategis yang penting,” ia harus menetapkan otoritasnya dan menenangkan para pejabat Partai Komunis Tiongkok. 

Sementara itu, Xi Jinping menghindari menerima serangkaian kesalahan serius yang dibuatnya. Hal-hal ini mencakup diplomasi masker oleh  Komunis Tiongkok, diplomasi “prajurit serigala,” dan kampanye informasi sesat global Partai Komunis Tiongkok untuk menangkis celaan atas kesalahannya dalam menangani awal wabah pandemi. Yang mana, semuanya menyebabkan isolasi Partai Komunis Tiongkok dan masalah-masalah Partai Komunis Tiongkok di mata internasional, terutama kerusakan hubungan-hubungan Tiongkok-Amerika Serikat yang cepat.

Sementara menolak untuk mengakui banyak kesalahan pengambilan keputusannya, Xi Jinping harus mengakui adanya kesulitan-kesulitan internal dan eksternal saat ini yang ia hadapi.

Seperti yang ia ungkapkan dalam pidatonya, dengan “masalah-masalah utama di dalam negeri dan perubahan-perubahan yang mendalam dalam keseimbangan kekuatan internasional” dan “peningkatan risiko-risiko internal dan eksternal yang belum pernah terjadi sebelumnya, kita harus memiliki kesadaran yang tinggi akan krisis-krisis di masa depan, memperhatikan skenario-skenario yang terburuk, dan bersiap untuk menghadapi situasi-situasi yang lebih rumit dan sulit.”

Dibandingkan dengan kesengsaraan-kesengsaraan eksternal, Xi Jinping lebih mengkhawatirkan krisis-krisis internal yang sebenarnya, seperti yang ia katakan, “Jika fondasi keamanan tidak kokoh, bangunan dari pembangunan akan runtuh.” 

Xi Jinping menekankan bahwa para pejabat harus melakukan hal-hal berikut: “Berani bertarung serta menjadi ahli dalam bertarung, dan memperkuat diri kita sendiri secara komprehensif, terutama untuk meningkatkan kekuatan pencegahan”. Selain itu, “mencegah pasang surut yang besar”; “memastikan stabilitas dan keamanan rantai pasokan industri, dan mencegah ekspansi yang tidak teratur dan pertumbuhan pasar modal dan perusahaan-perusahaan yang biadab”. “Mencegah risiko pengangguran berskala-besar, dan secara efektif menyelesaikan semua jenis insiden massal”. Bahkan, “menerapkan langkah-langkah pengendalian yang berbeda pada tahap-tahap yang berbeda, dan menangani semua jenis masalah yang berkaitan dengan keamanan nasional secara efektif.”

Pernyataan-pernyataan ini sebenarnya mengenai masalah-masalah keamanan internal. Saat Partai Komunis Tiongkok menghadap tekanan eksternal yang sangat besar, hal pertama yang dikhawatirkan Partai Komunis Tiongkok adalah apakah rezim tersebut akan runtuh dan apakah para pemimpinnya masih dapat mempertahankan kekuasaannya.

Xi Jinping menambahkan, “Uni Soviet adalah negara sosialis pertama di dunia dan mencapai kesuksesan-kesuksesan yang cemerlang, tetapi kemudian Uni Soviet gagal dan hancur. Salah satu alasan utamanya adalah bahwa Partai Komunis Uni Soviet memisahkan diri dari rakyat dan menjadi sebuah kelompok birokrasi yang istimewa yang hanya membela kepentingan-kepentingannya sendiri.”

Ironisnya, siapa elit-elit Partai Komunis Tiongkok yang kuat saat ini yang percaya apa yang disebut sosialisme?

Para pejabat Partai Komunis Tiongkok semuanya telah menjadi apa yang disebut Karl Marx sebagai para kapitalis yang berkuasa dan memiliki hak istimewa, hanya saja mereka telah melangkah lebih jauh dari para pendahulu Partai Komunis Uni Soviet. 

Namun, dalam kasus ini, Partai Komunis Tiongkok memberikan contoh lain dari kegagalan total teori Karl Marx, yang, digunakan untuk mempertahankan kekuasaan Partai Komunis Tiongkok dan kepentingan Partai Komunis Tiongkok itu sendiri. 

Partai Komunis Tiongkok mengikuti jejak-jejak bekas Uni Soviet, dan apa yang dilakukan kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok saat ini adalah mempercepat proses sejarah kejatuhannya.

Kebenaran di Balik ‘Sirkulasi Domestik’

Xi Jinping berkata, “Globalisasi ekonomi telah mengalami kebalikan penyesuaian mendalam. Pandemi COVID-19 juga memperburuk tren tersebut melawan globalisasi, mendorong setiap negara untuk lebih fokus pada  pasar dalam negerinya.” 

Akibatnya, rantai pasokan industri global telah rusak sebagian, dan banyak perusahaan Tiongkok tidak dapat mendapatkan  personel dan bahan mentah dari luar negeri yang dibutuhkannya, tidak dapat mengekspor barang-barang yang dibuatnya, dan harus menghentikan produksi. 

“Saya merasa kini situasi tersebut adalah sangat berbeda, lingkungan yang dulu mendukung perdagangan barang dalam jumlah besar antar negara telah berubah. Bulan April lalu, saya mengusulkan untuk mendirikan sebuah perusahaan sirkulasi dalam negeri yang besar sebagai penggerak utama [ekonomi],” tambah Xi Jinping.

Pernyataan-pernyataan Xi Jinping itu, menunjukkan bahwa para pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok sangat menyadari hari-hari baik itu karena dominasi mereka atas rantai pasokan global telah hilang dan mereka tidak memiliki pilihan selain bertaruh pada “sirkulasi domestik”.

Xi Jinping bahkan mengutip ucapan Mao Zedong, “Tidak peduli seberapa rumit, serius, dan menghancurkan keadaan-keadaan itu, hal pertama yang dibutuhkan seorang komandan militer adalah untuk mengatur dan menggunakan pasukannya secara mandiri. Adalah umum untuk dipaksakan musuh ke sebuah posisi yang tidak menguntungkan; yang penting adalah mendapatkan kembali posisi yang menguntungkan dengan cepat. Gagal melakukannya akan berarti kekalahan di depan mata.”

Baru-baru ini, ketika Xi Jinping mengunjungi Monumen Peringatan Pertempuran Sungai Xiangjiang di Provinsi Guangxi, ia memuji semangat mantan Tentara Merah Partai Komunis Tiongkok yang “tidak takut mati untuk maju,” dan “bertahan di saat-saat yang paling sulit.”

Jelas sekali, perilaku Partai Komunis Tiongkok yang terlalu agresif mengikuti logikanya dalam mengambil inisiatif, tetapi hal itu hanya akan mempercepat kejatuhannya. Adapun taruhannya pada sebuah “sirkulasi domestik,” sedikit di dalam Partai Komunis Tiongkok atau di antara rakyat biasa Tiongkok benar-benar berpikir bahwa hal itu akan berhasil. 

Selain itu, jika Xi Jinping mengambil jalan ini, maka akan terjadi sulit bagi Tiongkok untuk mempertahankan statusnya sebagai “ekonomi kedua terbesar di dunia, negara industri terbesar, dengan perdagangan luar negeri terbesar dan cadangan devisa terbesar,” apalagi untuk memperebutkan supremasi.

Meskipun demikian, Xi Jinping mengklaim bahwa “sirkulasi domestik” adalah sebuah langkah pencegahan dan sebuah pilihan strategis yang proaktif. Namun demikian, pada kenyataannya, hal ini lebih mengenai untuk meyakinkan para pejabat Partai Komunis Tiongkok di semua tingkatan untuk mendukung kepemimpinan Xi Jinping. Ditambah, untuk menunjukkan kesetiaan pada Xi Jinping. Tetapi, hal itu tidak dapat menipu kebanyakan pejabat Partai Komunis Tiongkok, terutama mereka yang telah menempatkan anggota keluarganya dan harta pribadinya di luar negeri.

Jurnal Qiushi mungkin telah menahan banyak konten yang tidak dapat diungkapkan, tetapi informasi yang diungkapkan sejauh ini menjelaskan langkah-langkah Partai Komunis Tiongkok baru-baru ini menuju konfrontasi skala-penuh dengan dunia luar. 

Petinggi Partai Komunis Tiongkok berupaya mengambil inisiatif dalam sebuah situasi yang sulit, untuk menunjukkan ketegasannya di panggung dunia untuk mempromosikan persatuan internal dan berpegang pada kekuasaan Partai Komunis Tiongkok. 

Lebih penting lagi, Partai Komunis Tiongkok menutupi serangkaian kesalahan yang telah dibuatnya, untuk mempertahankan popularitas dan kekuasaannya di tengah pertempuran internal.

Kata-kata Xi Jinping yang arogan, hampir tidak dapat meredakan kekhawatiran para pejabat Partai Komunis Tiongkok di semua tingkatan. 

Pada 30 April, Partai Komunis Tiongkok mengadakan pertemuan Politbiro untuk menilai keadaan ekonomi Tiongkok dan karya ekonomi saat ini, tetapi nada liputan media Partai Komunis Tiongkok  diturunkan secara signifikan, dan sekali lagi, Xi Jinping juga tidak memberikan pidato terpisah.

Mungkin Xi Jinping merasa sulit untuk meyakinkan para anggota Politbiro, jadi Jurnal Qiushi harus mempublikasikan pidato sebelumnya yang dibuat Xi Jinping pada 11 Januari.

Situasi politik Partai Komunis Tiongkok, tampaknya jauh lebih tenang dari yang terlihat. Tiga belas perusahaan keuangan online baru saja diawasi dengan cermat oleh rezim Tiongkok, mungkin menandakan awal gelombang perkelahian internal yang lain.

Masih harus dilihat, apakah Partai Komunis Tiongkok akan dapat memperoleh sebuah posisi yang menguntungkan dengan sikap tegasnya terhadap tetangga-tetangganya dan Barat. (Vv)