Filipina Kembalikan Vaksin Sinopharm, Dubes Tiongkok Klaim Hanya Fiksi

Zhu Ying

Duta Besar Komunis Tiongkok untuk Filipina, Huang Xilian pada (9/5/2021) diwawancarai oleh juru bicara Komunis Tiongkok program khusus Voice of Tiongkok “Great Power Diplomacy”. Ia mengklaim bahwa pada akhir Februari tahun ini, Tiongkok membantu pengiriman Batch pertama vaksin virus Komunis Tiongkok kepada Filipina.  Ia menyebutkan, Filipina menerima atau membeli 5 juta dosis vaksin Tiongkok, terhitung 90% dari vaksin yang diperoleh di Filipina.

Huang selanjutnya mengklaim, laporan bahwa Duterte mengembalikan vaksin ke Tiongkok adalah “murni fiktif dan palsu”. Dia bersikeras: “Faktanya, Filipina tidak hanya tidak mengembalikan vaksin Tiongkok, tetapi mereka juga menghargai vaksin Tiongkok dan berharap untuk membeli lebih banyak vaksin Tiongkok.”

Setelah Kedutaan Besar Komunis Tiongkok di Filipina merilis konten wawancara ini pada tanggal 9, beberapa media Taiwan segera menunjukkan faktanya.  Ketika Huangxi diwawancarai oleh media resmi Komunis Tiongkok, ia terus memuji bagaimana “vaksin Tiongkok” dikenali oleh orang-orang Filipina. Ia sengaja menggabungkan vaksin Kexing dengan vaksin Sinopharm. Memainkan permainan kata-kata dan menolak untuk mengakui bahwa Filipina mengembalikan vaksin Sinopharm.

Faktanya, menurut Philippine News Agency, media resmi Filipina, Badan Pengawas Obat dan Makanan Filipina (FDA) telah menyetujui vaksin Tiongkok Coxing untuk penggunaan darurat. Sedangkan vaksin China National Pharmaceutical Group belum secara resmi diizinkan untuk digunakan di negara tersebut.

Menurut informasi publik, jajak pendapat yang dilakukan di Filipina dari Februari hingga Maret tahun ini, menunjukkan bahwa 6 dari 10 warga Filipina enggan melakukan vaksinasi karena khawatir dengan vaksin yang tidak aman.

Filipina saat ini memiliki lebih dari 1 juta kasus pneumonia Komunis Tiongkok yang dikonfirmasi dan hampir 18.000 kasus kematian. Filipina merupakan negara Asia Tenggara dengan epidemi terparah setelah Indonesia.

BBC melaporkan pada 6 Mei,  Duterte dikritik oleh publik domestik karena divaksin dengan  China Sinopharm Group dan disiarkan secara langsung di TV. Pasalnya, vaksin tersebut masih belum disetujui. 

Duterte secara terbuka meminta maaf atas masalah tersebut. Ia menjelaskan, bahwa dirinya divaksinasi dengan vaksin Sinopharm atas anjuran dokter.  Sehingga diberikan keleluasaan dan tak melanggar hukum. Namun demikian, dia mengimbau masyarakat untuk tidak belajar darinya. Duterte memutuskan untuk mengembalikan kepada Kedutaan Besar Tiongkok 1.000 dosis vaksin yang semula disumbangkan ke Filipina.

“Ini sangat berbahaya, karena belum diteliti dan mungkin tidak baik untuk tubuh. Kami mengembalikan(vaksin), jadi tidak ada masalah lagi,” ujar Duterte. 

Kantor Berita Filipina juga melaporkan, permintaan Duterte untuk mengembalikan vaksin Sinopharm. Menurut laporan tersebut, juru bicara pemerintah menyatakan bahwa Duterte telah memutuskan untuk mengembalikan vaksin Sinopharm kecuali jika vaksin tersebut disetujui untuk penggunaan darurat. (hui)