Virus Varian Delta yang Memiliki Gejala Infeksi Mirip Influenza Telah Menyebar ke 74 Negara

NTDTV.com

Varian Delta dari virus komunis Tiongkok (COVID-19) yang pertama kalinya ditemukan di India telah menyebar ke setidaknya 74 negara di seluruh dunia. Virus varian tersebut dikabarkan memiliki daya penularan yang tinggi.

Media Inggris ‘The Guardian’ pada 14 Juni memberitakan, menurut informasi terkumpul oleh perangkat lunak ponsel Zoe Covid, menunjukkan bahwa gejala infeksi varian Delta terasa seperti orang kena influenza berat.

Timothy David Spector (Tim Spector), seorang profesor epidemiologi di King’s College London yang memimpin penelitian tersebut mengatakan, bahwa karakteristik virus varian Delta saat ini sedang berubah, menyebabkan gejala infeksi menjadi lebih seperti influenza berat, dan pasien mungkin merasa bahwa mereka sedang tertular oleh influenza musiman dan masih keluar rumah seperti biasanya. Inilah yang menyebabkan timbulnya banyak masalah.

Tim Spector mengatakan bahwa kelompok peneliti yang dipimpinnya, mulai mengumpulkan data dari pengguna perangkat lunak ponsel sejak bulan Mei. Hasilnya menemukan bahwa gejala utama infeksi varian Delta berbeda dari infeksi varian tersebut sebelumnya. 

Gejala yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, diikuti dengan sakit tenggorokan, ingusan dan demam. Sedangkan gejala infeksi virus komunis Tiongkok yang diketahui sebelumnya, termasuk batuk dan kehilangan penciuman, relatif tidak lagi menonjol pada pasien yang terinfeksi varian Delta.

Dengan mengutip data resmi yang dilaporkan, ‘The Guardian’ memberitakan bahwa, varian Delta setidaknya memiliki daya penularan 40% lebih tinggi daripada varian Alpha, dengan risiko rawat inap yang 2 kali lipat lebih besar. 

Selain itu, varian Delta lebih mampu memperkecil efektivitas vaksinnya. Kasus varian Delta di Amerika Serikat, tumbuh berlipat ganda setiap dua minggu. Sedangkan lebih dari 90% kasus terkonfirmasi baru di Inggris adalah terinfeksi varian Delta.

Kasus di Kota Guangzhou, Tiongkok menunjukkan bahwa 12% dari orang yang terinfeksi varian Delta, sakitnya menjadi parah atau berubah menjadi kritis dalam waktu 3 hingga 4 hari setelah timbulnya gejala. Gejala ini lebih tinggi sekitar 4 kali lipat daripada sebelumnya.

Karena kekhawatiran tentang varian Delta, Perdana Menteri Inggris mengumumkan penundaan selama sebulan rencana melonggarkan pembatasan sosial, yang semula dijadwalkan akan dilaksanakan pada 21 Juni menjadi 19 Juli.

Virus varian Delta pertama kali ditemukan di India dan kini telah menyebar ke daratan Tiongkok, Amerika Serikat, Afrika, Eropa Utara, dan negara-negara kepulauan Lingkar Pasifik. Sedikitnya ada penduduk dari 74 negara yang telah dideteksi terinfeksi virus varian Delta ini termasuk di Indonesia. (sin)