‘Institut Virologi’ Mengungkapkan Argumen Baru Tentang Virus, Pompeo: Komunis Tiongkok Harus Bertanggung Jawab

Li Lan – NTD

Mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Robert Redfield sekali lagi secara terbuka menyatakan, dirinya mendukung pandangan bahwa virus Corona mungkin bocor dari laboratorium virus Wuhan. Sedangkan Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa AS memiliki cukup bukti bahwa Komunis Tiongkok harus bertanggung jawab

Pompeo pada 13 Juni mengatakan : “Telah terjadi kebocoran di Institut Virologi Wuhan, dan bukti dokumen setinggi 100 kaki.” (sekitar 30 meter)

Hal demikian disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan FOX News. Ia  yakin Institut Virologi Wuhan telah membocorkan virus tersebut.

Sementara itu, Mantan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Robert Redfield juga mendukung pandangan ini. Dia memiliki otorisasi kerahasiaan yang sangat tinggi di Tim Pencegahan Epidemi Federal dari pemerintah AS terakhir. Ia dapat mengakses sejumlah besar informasi terkait virus.

Dalam sebuah wawancara yang dirilis oleh FOX News pada 15 Juni, Redfield juga memberikan analisis profesional, menunjukkan bahwa asumsi bahwa virus itu berasal dari alam tidak masuk akal.  Dikarenakan, jika virus COVID-19 (virus Komunis Tiongkok) ditularkan oleh hewan yaitu dari kelelawar ke kelelawar lain, kemudian manusia  terinfeksi, jadi tidak seperti coronavirus lainnya, virus menyebar terlalu cepat dari manusia ke manusia. Dikarenakan, secara biologis tidak masuk akal, dan tidak diketahui bahwa antara kelelawar dan manusia ada binatang apalagi sebagai media.

Robert Redfield berkata : “Ada hipotesis alternatif.  Virus itu berasal dari yang dibawa oleh kelelawar dan kemudian masuk ke laboratorium. Di laboratorium, ia dimodifikasi dan berevolusi menjadi sejenis dari virus yang menyebar dari manusia ke manusia.”

Dia percaya bahwa virus itu tidak sengaja bocor, tetapi itu sengaja dibudidayakan sebelum bocor.

The Australian Sky News merilis sebuah video pada tanggal 13 Juni, yang menunjukkan bahwa kelelawar hidup diberi makan di Institut Virologi Wuhan.

Saat ini, Amerika Serikat, Australia, India, dan negara-negara lainnya, mendesak WHO untuk melakukan penyelidikan sumber virus putaran kedua. Desakan tersebut  juga mengemuka dalam Komunike Bersama G7 yang baru saja dirilis.

Mantan Menteri Luar Negeri AS Pompeo pada 13 Juni berkata : “Kami (pemerintahan Trump) memberikan tekanan besar kepada Komunis Tiongkok, sangat dekat untuk dapat memberikan bukti yang dapat diandalkan tentang apa  sebenarnya terjadi? Bagaimana virus ini menginfeksi Orang-orang di seluruh dunia?”

Pompeo menegaskan,  sudah waktunya bagi Komunis Tiongkok untuk bertanggung jawab. (hui)