Pandemi di Inggris Melonjak Tajam, Lebih dari 95% Kasus yang Dikonfirmasi Terinfeksi Varian Delta

Li Yun

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada (19/6/2021) mengumumkan bahwa Virus Komunis Tiongkok (COVID-19) varian India Delta sudah menjadi epidemi global utama, menimbulkan sorotan berbagai negara.

Jumlah kasus yang dikonfirmasi di Inggris kembali melonjak dikarenakan virus varian Delta. Selama 3 hari ini, angkanya memecahkan rekor baru hingga 10.000 kasus, rekor tertinggi sejak Februari tahun ini.

Menurut data yang dirilis Department of Public Health of the United Kingdom (PHE), hitungan sepekan sampai pada (8/6/2021), terdapat 33.000 kasus baru terkonfirmasi virus varian Delta. 

Jumlah ini melonjak 79% dari pekan sebelumnya. Di antara kasus dikonfirmasi, 95% dari kasus yang dikonfirmasi terinfeksi virus Delta; dengan pengecualian wilayah barat daya, lebih dari 99% kasus terinfeksi dengan strain virus varian Delta.

Menurut Biro Statistik Nasional Inggris, 119.000 orang telah didiagnosis di Inggris dalam satu minggu hingga (12/6/2021) dan jumlah diagnosis dalam satu hari juga melonjak dalam beberapa hari terakhir. 

Menurut statistik terbaru dari Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris, jumlah kasus yang dikonfirmasi dari virus varian Delta dalam satu minggu yang dari 33.000 kasus pada minggu sebelumnya meningkat menjadi hampir 76.000 pada minggu ini.

Pada (16/6/2021), 9.055 kasus lainnya dikonfirmasi di Inggris, tertinggi sejak 25 Februari tahun ini; jumlah rata-rata dalam seminggu terakhir juga setinggi 7.888 kasus, 32% lebih tinggi dari rata-rata 5.980 kasus dari minggu sebelumnya. dan itu juga menjadi tertinggi sejak 1 Maret tahun ini.

Pihak berwenang Inggris mengatakan ini disebabkan oleh virus varian delta India yang mengamuk. Kongres berencana untuk membahas apakah akan membatalkan tindakan pencegahan epidemi, dan karena itu ditunda lagi, saat ini diperkirakan akan ditunda hingga (19/6/2021).

Selain lonjakan jumlah kasus yang dikonfirmasi, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit juga meningkat.

Menurut Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock, virus varian Delta menyumbang 96% dari kasus baru yang dikonfirmasi, dan jumlah kasus terus berlanjut. Peningkatan dalam seminggu terakhir, jumlah rawat inap tembus 48%.

Chief Medical Officer Inggris, Chris Whitty mengatakan bahwa lonjakan jumlah kasus diagnosis  masih dalam ketidakpastian, tetapi pasti akan menjadi parah dan menyebabkan kematian.

Selain Inggris, virus varian Delta India yang sangat menular semakin menggila di banyak negara. Penyebaran ini membuat infeksi serius. Efektivitas vaksin terhadap virus varian Delta berkurang. 

Hampir 90% kasus di Moskow terkait dengan varian Delta

Dari 18-19 Juni, Rusia menambahkan masing-masing 17.262 kasus baru dan 17.906 kasus yang di diagnosis. Rusia mencatatkan angka tertinggi terbaru. 

Dilaporkan bahwa jumlah harian rata-rata kasus yang dikonfirmasi di Rusia dua minggu lalu adalah sekitar 3.000 kasus. Jumlah kasus yang dikonfirmasi di Rusia meningkat tajam pada awal Juni. Sedangkan jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat lebih dari 14.700 kasus pada (13/6/2021), tertinggi dalam sehari sejak Februari tahun ini. Patogen yang menyebabkan epidemi di Rusia memanas adalah strain virus varian Delta.

Pihak berwenang Rusia menyatakan, hampir 90% dari kasus saat ini di Moskow terkait dengan jenis virus varian Delta.

Strain virus varian Delta juga ditemukan di Guangdong, Tiongkok. Pada (19/6) pukul 20.00 waktu setempat, Wakil Walikota Shenzhen Tao Yongxin mengatakan, semua kasus yang dikonfirmasi di Shenzhen adalah strain varian Delta.

Gara-gara Komunis Tiongkok terbiasa menyembunyikan epidemi, dunia luar tidak jelas tentang data terkini tentang infeksi di Tiongkok dengan virus varian Delta.

Varian virus Delta menyebar di lebih dari 80 negara

Pejabat WHO mengatakan pada (16/6), bahwa varian virus Delta, yang pertama kali ditemukan di India, kini telah menyebar ke lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Seiring penyebarannya secara global, varian virus tersebut terus bermutasi.

Maria Van Kerkhove, seorang ahli penyakit menular dari Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan bahwa virus varian India lebih menular daripada virus varian lainnya. Terkini, strain virus ini telah berevolusi dari Delta ke Delta+ juga telah ditemukan.

Pada (15/6), WHO juga menambahkan strain mutan lain, yakni virus Lambda. Organisasi ini memantau lebih dari 50 varian virus yang berbeda. Para ilmuwan di negara-negara Amerika Selatan termasuk Chili, Peru, Ekuador dan Argentina semuanya telah menemukan virus varian Lambda.

Wabah virus Komunis Tiongkok meledak di Wuhan, Provinsi Hubei pada Desember 2019. Akan tetapi, sebelum pertengahan Januari 2020. Komunis Tiongkok berulang kali berbohong bahwa epidemi itu dapat dicegah dan dikendalikan. Bahkan, disebut tidak akan menyebar dari orang ke orang. Akibatnya, epidemi menjadi tak terkendali dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.

Sejak Oktober 2020, virus Komunis Tiongkok telah berubah menjadi wabah yang lebih menular dan terus mengamuk di seluruh dunia. 

Pada (20/6/2021), virus Komunis Tiongkok  menginfeksi lebih dari 179 juta orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 3,9 juta jiwa. Jumlah ini tak termasuk penyembunyian data Komunis Tiongkok terkait kasus yang di diagnosis dan angka kematian.  (hui)