Pasar Reproduksi Berbantuan Tiongkok Berkembang Pesat, Ibu Pengganti Menjadi Paten Bagi Orang Kaya

Wen Ni

Data sensus terbaru dari Komunis Tiongkok soal penurunan tingkat kesuburan di daratan Tiongkok. Alasannya dikarenakan penurunan angka wanita usia subur. Alasan penting lainnya adalah tingginya tingkat infertilitas atau ketidakmampuan hamil. Di antara mereka, 20% pasien memilih  Assisted Reproductive Technology (ART) atau reproduksi berbantuan.  

Menurut laporan, sejak kelahiran bayi tabung pertama di dunia di Inggris pada 25 Juli 1978, sekitar 6 juta orang di seluruh dunia telah lahir melalui teknologi In Vitro fertilization (IVF) atau disebut bayi tabung. 

Di antaranya, Tiongkok memiliki jumlah IVF terbesar, dengan lebih dari 200.000 bayi lahir menjalani teknologi IVF setiap tahun. 

Menurut Survei Kesehatan Reproduksi Nasional yang dilakukan oleh Qiao Jie, presiden Rumah Sakit Ketiga Universitas Peking -disebut juga sebagai Rumah Sakit Ketiga Universitas Kedokteran Beijing- tingkat infertilitas di Tiongkok meningkat dari 12% pada tahun 2007 menjadi 18% pada tahun 2020. Artinya 1 dari 5,6 pasangan usia subur menghadapi dilema infertilitas.

Pusat Pengobatan Reproduksi Rumah Sakit Ketiga Universitas Kedokteran Beijing memiliki volume rawat jalan tahunan hampir 600.000 orang. Rumah sakit tersebut menyelesaikan lebih dari 10.000 pemeriksaan infertilitas dan operasi pengobatan setiap tahun. Bayi tabung pertama Tiongkok lahir di sini pada 10 Maret 1988.

Menurut perhitungan, saat ini ada lebih dari 50 juta pasien infertilitas di Tiongkok. Sedangkan 20% di antaranya membutuhkan intervensi reproduksi berbantuan. Semakin besarnya permintaan mendorong pesatnya pasar reproduksi berbantuan Tiongkok. Bahkan, pangsa pasar global juga meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2020, pangsa pasar reproduksi berbantuan Tiongkok  mencapai sekitar 18,12% dari pasar global.

Hal-hal yang perlu diketahui untuk memastikan ketidaksuburan

Jiang Hui, presiden Chinese Society of Sexology dan direktur Departemen Andrologi Rumah Sakit Ketiga Universitas Kedokteran Beijing, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media Tiongkok, pada umumnya  jika pasangan usia subur hidup bersama tanpa kontrasepsi dan mencoba untuk hamil selama enam bulan atau bahkan lebih dari setahun, tetapi tidak hamil. Maka akan didiagnosis sebagai infertilitas.

Mengenai penyebab ketidaksuburan, Jiang Hui mengatakan bahwa kesuburan berkaitan dengan banyak faktor. Akan tetapi, usia wanita adalah faktor yang menentukan. Usia subur terbaik untuk wanita adalah 22-28 tahun, dan untuk pria berusia 25-35 tahun. 

Dia percaya, banyak pasangan usia subur kehilangan usia subur secara optimal karena peningkatan tingkat pendidikan secara keseluruhan, tekanan kerja, dan kehidupan yang serba cepat.

Menurut analisis Mayo Clinic di Amerika Serikat, sekitar 1/3 penyebab infertilitas adalah faktor pria, 1/3 adalah faktor wanita, dan sisanya merupakan faktor umum atau tak diketahui kedua pihak. 

Faktor infertilitas pria terutama meliputi produksi sperma abnormal atau fungsi abnormal, serta gangguan pengiriman sperma. Faktor infertilitas wanita termasuk gangguan ovulasi, dan kelainan rahim atau leher rahim.

Masalah ketidaksuburan

Menanggapi penurunan angka kelahiran penduduk di Tiongkok, Komisi Kesehatan Nasional Komunis Tiongkok menanggapi bahwa salah satu alasannya, dikarenakan berkurangnya jumlah wanita yang melahirkan dan penundaan usia menikah dan melahirkan. 

Namun demikian, menurut analisis Qiao Jie, Dekan Rumah Sakit Ketiga Beijing Medical College, masalah konsep kesuburan telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah orang yang “bisa melahirkan tetapi tidak ingin melahirkan” di usia kehamilan terbaik mengalami peningkatan. 

“Mengapa begitu sulit untuk hamil?” kata Zhang Fang, seorang pasien mandul berusia 31 tahun, bertanya kepada dirinya sendiri, dokter, dan orang-orang di sekitarnya lebih dari sekali.

Zhang Fang lulus dari pascasarjana pada usia 25 tahun, bertemu suaminya melalui kencan, dan menikah pada usia 28 tahun. Ia kemudian mulai membeli rumah, merenovasi, dan merencanakan kehidupannya. Walhasil, tidak menyangka akan didiagnosis sebagai “infertilitas sekunder” setelah anak pertama mengalami “janin gugur”.

Zhang Fang merasa bahwa dia berada dalam posisi yang sulit: “Di perusahaan, para pemimpin menganggap dirinya bukan karyawan yang baik. Dalam keluarga besar, mertuanya menganggap dirinya bukan istri yang baik. Dalam keluarga kecil, suaminya berpikir dirinya bukan istri yang baik.”  Hal demikian disampaikannya kepada  Reporter China Economic Weekly.

Ibu Pengganti atau Surogasi adalah Paten Orang Kaya di Tiongkok

Bagi keluarga yang membutuhkan bantuan reproduksi, ibu pengganti adalah anugerah. Biasanya disebut surogasi. Istilah ini mengacu pada transfer embrio yang terbuat dari sperma dan sel telur ke rahim ibu pengganti. Sedangkan ibu pengganti tak mewarisi sifat apa pun kepada bayi yang baru lahir.

Namun demikian, surogasi adalah jenis reproduksi berbantuan yang paling kontroversial. Pasalnya, melibatkan masalah hukum dan etika. Selain itu, membutuhkan kondisi ekonomi tertentu. Di Tiongkok, karena batasan hukum, biasanya perlu diselesaikan melalui “jaringan hitam ibu pengganti”. Jadi, ibu pengganti pada dasarnya hanyalah hak paten untuk orang kaya.

Misalnya, insiden surogasi yang paling menonjol di Tiongkok termasuk surogasi putra ketiga Li Jiajie, putra tertua dari pengusaha kaya Hong Kong, Lee Shau Kee, di Amerika Serikat pada tahun 2010. Lainnya surogasi delapan kelahiran oleh seorang pengusaha kaya di Guangzhou pada tahun 2010.  Bahkan, surogasi aktris pasca-90-an Zheng Shuang pada Januari tahun ini.

Keluarga taipan Hong Kong Lee Shau Kee adalah salah satu dari empat keluarga terbesar di Hong Kong, dikabarkan memiliki kekayaan bersihnya mencapai 200 miliar dolar Hong Kong (sekitar 26 miliar dolar AS). 

Li Zhaoji putra tertua Li Jiajie, belum pernah menikah. Akan tetapi pada tahun 2010, ia memperoleh 3 putra melalui agen surogasi Amerika pada usia 47 tahun. Sehingga ia dan saudaranya Li Jiacheng, yang memiliki 2 putri dan 2 anak, dapat untuk berbagi properti keluarga Li Zhaoji secara merata.

Kasus kedua adalah kasus seorang pengusaha kaya di Guangdong dengan anak kembar delapan. 

Awal tahun 2010, seorang pengusaha kaya di Guangzhou yang sudah lama menikah dan mengalami infertilitas, berhasil memperoleh 8 embrio melalui teknologi IVF. Pasutri itu memutuskan untuk menanamkan tiga embrio ke rahim istrinya, dan lima embrio lainnya ditanamkan ke dalam dua ibu pengganti. Antara September dan Oktober di tahun yang sama, ketiganya melahirkan 4 anak laki-laki, 4 anak perempuan. 

Kasus ketiga adalah surogasi dan pengabaian aktris populer Zheng Shuang. Untuk diketahui, Zheng Shuang terkenal karena membintangi drama idola kampus “Let’s Watch the Meteor Shower” pada tahun 2009. 

Pada tahun 2018, dia dan Zhang Heng jatuh cinta karena seorang kenalan di sebuah variety show. Mereka putus pada paruh kedua tahun 2019. Namun, pada Januari tahun ini, dilaporkan bahwa Zheng Shuang melahirkan dua anak melalui ibu pengganti di Amerika Serikat dan menelantarkan anak-anak tersebut setelah putus dengan Zhang Heng.

Insiden ibu pengganti dan pengabaian Zheng Shuang menjadi sorotan skala luas di Tiongkok. Di satu sisi, mayoritas netizen mengutuknya dan tidak berprikemanusiaan dari Zheng Shuang. Di lain pihak , media resmi Komunis Tiongkok mengkritik keras perilaku ibu pengganti dan menekankan bahwa hukum Komunis Tiongkok melarang ibu pengganti.

Pasar Surogasi Merebak di Tiongkok

Menurut “Tindakan Administratif untuk Teknologi Reproduksi Berbantuan Manusia” saat itu (tahun 2001) dari Komunis Tiongkok, penjualan gamet, zigot, dan embrio dalam bentuk apa pun dilarang. Sedangkan institusi medis serta tenaga medis, tidak diizinkan untuk menerapkannya untuk teknologi surogasi. 

Namun demikian, menurut interpretasi Guo Xiaoming, seorang pengacara dari Firma Hukum Sichuan Juheng, surogasi ilegal terutama menghukum institusi medis, dan tidak ada tanggung jawab khusus bagi mereka yang memerlukan surogasi.

Menurut survei lain, orang-orang di Tiongkok umumnya tidak menerima ibu pengganti. Menurut jajak pendapat “mendukung legalisasi surogasi” yang dilakukan pada Februari 2017 oleh media resmi Komunis Tiongkok “People’s Daily”, 81,5% orang mengatakan mereka tidak mendukungnya, hanya 13% yang mendukung, dan 5,5% tidak mengatakan mendukung atau tidak setuju.

Meski demikian, banyak orang kaya di Tiongkok memilih ibu pengganti. Menurut Liu Changqiu, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial Shanghai dan seorang profesor di Institut Ilmu Politik dan Hukum Shanghai, yang terlibat dalam penelitian surogasi, mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Sixth Tone, edisi internasional The Paper. Disebutkan tak jarang orang Tiongkok mencari surogasi di luar negeri. Terutama kalangan selebritis dan kalangan orang kaya.

Dalam bukunya “Research on Legal Issues of Surrogacy Regulations”, Liu Changqiu mengatakan bahwa sejak kelahiran bayi tabung pertama di Inggris pada tahun 1978, hingga tahun 2010, pengusaha kaya di Guangdong membesarkan delapan kelahiran melalui ibu pengganti. Kemudian di Wuhan pada tahun 2014. 

Insiden surogasi dan kasus pertama perselisihan perwalian yang disebabkan oleh surogasi di Tiongkok pada tahun 2015. Selama lebih dari 30 tahun, perkembangan teknologi reproduksi berbantuan dan tingkat infertilitas meningkat 15% hingga 20%. Angka ini  membuat pasar surogasi Tiongkok berkembang pesat.

Buku tersebut mengungkapkan bahwa surogasi  tersebar luas di Tiongkok. Selama Anda memiliki uang, Anda dapat menghabiskan ratusan ribu remimbi, di bawah pengaturan agen surogasi.  Yang mana mampu melewati peraturan yang berlaku di Tiongkok dan menikmati layanan surogasi. Mereka bisa mendapatkan, mulai dari memilih ibu pengganti, pemeriksaan fisik, rumah sakit hingga akta kelahiran. Bahkan, green card di negara kelahiran.

Menurut wawancara tertutup oleh media, proses dasar ibu pengganti adalah  suami dan istri mengambil sperma dan telur untuk membuat embrio, yang kemudian ditransplantasikan ke ibu pengganti untuk produksi. Biayanya sekitar 450.000 yuan, pemilihan kromosom untuk anak laki-laki yang lahir adalah 1,2 juta yuan. Ketika anak  mau dilahirkan di Amerika membutuhkan pelanggan untuk terbang ke luar negeri untuk mengambil sperma dan telur.  Kemudian menemukan ibu pengganti Amerika untuk melahirkannya. Biaya yang dipatok sebesar 1,8 juta yuan. (hui)