Remaja AS Meninggal Dunia Setelah Disuntik dengan Vaksin Pfizer, Otopsi Mengungkapkan Jantungnya Membesar

Liming

Beberapa hari yang lalu, banyak media Amerika Serikat mengungkapkan tentang seorang warga Amerika berusia 13 tahun bernama Jacob Clynick mengalami demam dan kelelahan setelah menerima dosis kedua vaksin Pfizer pada 13 Juni. Tiga hari kemudian, remaja itu mengalami sakit maag, tetapi gejalanya relatif ringan. Akan tetapi, orangtuanya tidak membawanya ke dokter. Tanpa diduga, anak itu meninggal dunia secara mendadak dalam tidurnya di malam hari itu.

Keluarga Clynick  kepada media mengatakan, bahwa anak itu dalam kesehatan yang baik sebelum kematian. Setelah kematian, otopsi awal dari dokter forensik mengungkapkan bahwa jantung anak itu membesar dan ada cairan di sekitar jantung.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan, akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan apakah penyebab kematian remaja tersebut terkait dengan vaksinasi.

Kantor medis forensik yang bertanggung jawab atas otopsi Clynick juga menyatakan bahw,a semuanya masih dalam penyelidikan.  Diperkirakan akan memakan waktu tiga hingga lima bulan untuk menerbitkan laporan secara lengkap.

Menurut informasi publik, ditemukan di Amerika Serikat, Israel dan negara-negara lain bahwa beberapa orang yang telah divaksinasi dengan vaksin Pfizer, Modena, dan CureVac Jerman akan memiliki gejala “miokarditis” atau perikarditis. Gejala ini biasanya terjadi pada pria muda. Semua vaksin COVID-19 ini dikembangkan menggunakan teknologi mRNA.

Pada 25 Juni, Badan Pengawas Obat dan Makanan Federal AS (FDA) telah mengeluarkan peringatan bahwa vaksin Modena dan Pfizer-BioNTech dapat menyebabkan miokarditis dan perikarditis pada orang muda. Kedua vaksin tersebut telah menambahkan peringatan efek sampingnya.

 FDA juga menyarankan orang-orang untuk mencari perawatan medis sesegera mungkin, jika mereka mengalami “nyeri dada, sesak napas, atau detak jantung yang cepat” setelah vaksinasi.

Menurut informasi yang dikeluarkan oleh FDA, total 300 juta dosis kedua vaksin ini telah disuntikkan.  Sebanyak 1.226 kasus miokarditis atau perikarditis telah dilaporkan. Nyeri dada adalah gejala yang paling umum, dan sebagian besar pasien pria berusia 12 hingga 39 tahun. Dikatakan, sebagian besar pasien dalam kasus ini memiliki gejala ringan dan pulih dengan cepat.

FDA AS juga menyatakan, badan tersebut akan bekerja dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Federal (CDC) untuk memantau laporan reaksi merugikan dari vaksin. Mereka menyatakan  akan terus menindaklanjuti di masa depan untuk mengevaluasi hasil jangka panjang.

CDC AS, Kementerian Kesehatan dan 15 organisasi kesehatan masyarakat di Amerika Serikat baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bersama, menegaskan kembali bahwa risiko tidak divaksinasi dengan vaksin pneumonia Komunis Tiongkok lebih besar daripada efek samping vaksin yang diketahui. Lembaga-lembaga itu merekomendasikan agar warga yang berusia di atas 12 tahun mendapatkan vaksin. (sin)