Dia Kehilangan Istri dalam Waktu Semalam Hanya Karena Satu Hal

ETIndonesia-Orang-orang sekarang selalu sibuk sepanjang hari, hampir selalu fokus pada urusan masing-masing, dan karen terlalu sibuknya hingga tidak ada waktu untuk memberikan perhatian pada orang-orang terkasih, dan imbasnya meninggalkan penyesalan yang tak bisa ditebus.

Karena merasa memiliki, jadi tidak peduli, dan selalu menunggu sampai setelah kehilangan baru menyesal, dan ini merupakan kesalahan manusia yang paling umum.

Dua cerita ini, mengingatkan orang-orang untuk memanfaatkan setiap momen bersama dengan orang-orang tercinta, jangan sampai semuanya sudah terlambat baru menyesalinya, tapi entahalah sejak zaman dulu sampai sekarang orang-orang selalu baru merasa menyesal setelah semuanya sudah terlambat.

Cerita pertama:

Istrinya seperti seekor lalat yang membaui makanan, selalu mengikutinya kemana pun. Dia merasa jengkel, sementara istrinya justru bukan main senangnya.

Namun, suatu hari, istrinya yang selalu mengikutinya itu tiba-tiba lenyap dan tak pernah bisa kembali lagi di tengah malam yang sepi dan hujan lebat kala itu….

… dia merasa sedih dan sangat menyesal setelahnya, dan dia tidak bisa memaafkan kesalahannya.

Pada hari pernikahannya saat itu, istrinya membeli sebuah ponsel. Malam itu, mereka berdua sedang sibuk mangutak-atik nada dering ponsel di kamar pengantin. Mereka merasa hidup itu seperti nada ponsel, nyaring, merdu, penuh dengan keindahan dan harapan.

Sejak hari itu, dia sering menerima telepon dari istrinya : “Suamiku, nanti pulang kerja, jangan lupa sekalian beli lauk ya,” “Sayang, aku rindu dan sayang kamu.” “Sayangku, nanti malam kita ke rumah ibu dan makan malam disana ya.” Ujarnya manja di ujung telepon.

Hatinya terasa hangat mendengar nada manja istrinya.

Suatu ketika, dia lupa mengisi baterai ponselnya, dan kebetulan saat itu menemani atasannya menemui klien sampai tengah malam baru pulang.

Saat dia membuka pintu, dia melihat mata istrinya yang sembab dan bengkak bekas tangisan, ternyata sejak pulang kerja sampai malam sebelum pulang, istrinya menelenponnya setiap 15 menit sekali, tapi selalu tak tersambung.

Istrinya gelisah, mengira dia mengalami kecelakaan, kemudian istrinya menghubunginya setiap 10 menit, sampai dia baru pulang dan membuka pintu, dia baru menutup teleponnya.

Sementara itu, dia menganggap kecemasan istrinya terlalu berlebihan.”Aku kan bukan anak kecil, masa sih bisa hilang ?”katanya menghibur istrinya.

Namun, firasat istrinya mengatakan bahwa suaminya tidak akan pulang kalau dia tidak menjawab panggilan teleponnya.

Mendengar itu, dia pun menepuk-nepuk kepala istrinya sambil tertawa : “O’on juga ya kamu” celutuknya dengan nada canda.”

Namun, sejak itu, dia pun tak pernah lupa untuk mengisi penuh ponselnya. Belakangan, dia dipromosikan sebagai manajer, sehingga otomatis pendapatannya naik, dan dia pun mulai gonta-ganti ponsel.

Tiba-tiba suatu hari, dia teringat masih berutang cincin pada istrinya, kemudian dia segera mengajak istrinya ke mal. Tapi dia ragu-ragu, dan berkata, “Apa gunanya pakai cincin emas putih ?”

“Bagaimana kalau kamu belikan ponsel untukku saja? Dengan begitu aku bisa sering-sering berbicara denganmu.”kata istrinya.

Dia pun membelikan ponsel untuk isterinya. Hari itu, mereka berdua pun sibuk ber-SMS ria, satunya di ruangan tamu, satunya di kamar, keduanya pun saling mengirim SMS dengan ceria.

Suatu malam, dia ke rumah temannya bermain kartu bersama dengan rekan kerjanya, saat asyik membanting kartu, istrinya tiba-tiba menelepon :

“Kamu dimana ? kog gak pulang-pulang?”

“Aku sedang main kartu di rumah teman.”

“Kapan pulangnya ?”

“Nanti sebentar lagi ya …”

Namanya juga judi, tidak pasti, kadang kalah dan menang, sementara istrinya terus meneleponnya. Di luar sana, turun hujan lebat, dan telepon dari istrinya kembali brrdering.

“Sebenarnya kamu di mana sih ? Lagi ngapain ? Ayo cepat pulang!”

“Bukankah sudah kubilang sedang bermain kartu di rumah teman ? Lagipula sekarang hujan lebat, gimana pulangnya !”

“Kalau begitu, katakan di mana posisimu, aku akan menjemputmu!”

“Tidak usah!”

Teman-teman yang sedang bermain kartu dengannya menertawakannya punya “isteri yang super ketat”.

Mendengar itu, dia langsung emosi, dan mematikan ponselnya.

Menjelang pagi, dia pun kalah, dan diantar pulang oleh temannya. Tapi rumahnya terkunci, istrinya tidak berada di rumah.

Kebetulan pada saat itu, ponselnya berdering, ternyata dari mertuanya, tapi terdengar isak tangis dari ujung ponselnya.

Mertuanya berkata sambil menangis sesenggukan bahwa istrinya semalam keluar rumah dengan sepeda di saat hujan lebat, ia membawa payung bermaksud menjemputnya di rumah temannya, namun naas, istrinya mengalami kecelakaan lalu lintas di tengah jalan, dan tak kan pernah siuman lagi, ia langsung tewas di tempat.

Dia pun melihat-lihat pangilan atau pesan masuk di ponselnya, dia melihat satu pesan yang belum dibaca : “Apa kamu lupa? Hari ini adalah ulang tahun pernikahan kita ! sekarang aku ke rumah temanmu, jangan kemana-mana ya, aku membawa payung!”

Namun, tak disangka, kali ini istrinya pergi dan tak pernah bisa kembali lagi untuk selamanya…..

Cerita kedua:

Makan malam yang romantis diiringi temaran cahaya lilin. Di kedua sisi meja makan, tampak seorang pria dan wanita.

“Aku menyukaimu.” Kata si wanita lembut sambil memainkan gelas minuman dengan jari jemari halusnya.

“Aku punya istri!”Sahut pria itu sambil meraba cincin kawin di tangannya.

“Aku tidak peduli, aku hanya ingin tahu bagaimana perasaanmu terhadapku. Apa kamu juga menyukaiku ?” lanjutnya pelan..

Pria itu mendongak, menatap dan menaksir-naksir wanita di hadapannya. Usia 24 tahun, masih muda, dan energik, tampak anggun dan cantik.

Usia yang penuh gelora dan gejolak asmara. Kulitnya putih bersih, sepasang mata yang bening, dan tatapan mata yang seakan bisa berbicara. Benar-benar gadis cantik yang penuh pesona.

Sayangnya…

“Jika kamu juga menyukaiku, aku tidak keberatan menjadi kekasihmu.” Lanjut wanita itu tidak sabar.

“Aku mencintai istriku.” Sahut pria itu dengan tegas.

“Kamu mencintainya? Apa yang kamu cintai ? Istrimu sekarang, mungkin sudah layu dan pudar, hanya bikin malu kalau diajak keluar, bukan ?”

“Kalau tidak, mengapa tidak pernah melihatmu mengajaknya makan malam bersama dalam jamuan yang diadakan perusahaan setiap tahun…..”

Wanita itu ingin berkata lagi, tapi dia membatalkan ketika melihat tatapan dingin pria dihadapannya.

“Apa yang kamu sukai dariku ?” Tanya pria itu mulai berbicara.

“Kamu pria yang dewasa, berkharisma, gagah, dan sosok pria yang menarik, baik sikap maupun prilaku dan daya tarik lainnya. Intinya tidak seperti yang pernah kulihat sebelumnya, kamu pria yang istimewa.”

“Tahukah kamu seperti apa sosokku tiga tahun lalu ?” Tanya pria itu sambil menyalakan sebatang rokok.

“Tidak tahu, tapi aku tidak peduli, meski kamu pernah dipenjara.”

“Tiga tahun yang lalu, aku hanyalah seorang pria biasa seperti yang kamu lihat sekarang.” Kata pria itu.

“Lulusan universitas biasa, kerja sesukanya, setiap hari mabuk-mabukkan, dan bertempramen buruk.”

“Lalu apa yang …” Wanita itu mulai tertarik, ingin tahu apa yang membuat pria itu berubah.

“Karena dia (isterinya) ?”

“Ngh.”

“Orang itu (istrinya) sepertinya selalu bisa melihat hal-hal di dalamnya. Mengajariku banyak hal, memintaku untuk tidak terlalu memperhitungkan untung-rugi .

“ Dia mengajariku untuk berusaha bersikap baik kepada orang lain. Saat itu aku seperti seorang bocah ingusan yang tidak tahu apa-apa. Dan aku sendiri juga heran, aku yang bertempramen buruk dan keras ketika itu, hanya mau tunduk dan mendengarnya.

“Menurutnya, aku harus menerima kenyataan, dan aku tahu aku orang yang tidak berguna, lalu aku pun bekerja keras. Pada akhir tahun ketika itu, hasil kerjaku lumayan memuaskan, dan kami pun menikah.”

Pria itu menjentikkan abu rokoknya lalu berkata lagi. “Pada saat itu, benar-benar getir hari-hari yang kami lalui. Satu ranjang kecil untuk dua orang, perabotan di rumah juga tidak banyak, dan hanya sekadarnya.

“Tahukah kamu ? setahun sejak kami menikah, aku baru membeli sebuah cincin pertama untuknya, itu adalah hasil tabunganku selama lebih dari setengah tahun.

“Tentu saja, aku menabung secara diam-diam tanpa sepengetahuannya, karena dia pasti tidak setuju kalau dia tahu”

“Beberapa waktu semasa itu, aku hampir ambruk karena alkohol. Saat musim dingin, dia selalu membuatkan sup hangat untukku menjelang tidur, dan aroma maupun rasa itu hanya dia yang bisa membuatnya..”

Pria itu larut dalam kenangannya, lupa dengan waktu, dia terus bercerita tentang masa lalunya. Sementara wanita itu juga tidak bermaksud memotong ceritanya, dia mendengar dengan sungguh-sungguh. Dan saat pria itu melihat waktu, sudah jam 10 malam.

“Oh, maaf, aku sampai lupa waktunya, sekarang sudah malam.” Kata pria itu sambil tersenyum minta maaf.

“Sekarang, apa kamu bisa memahaminya? Aku tidak mungkin, juga tidak bisa mengkhianatinya,” kata si pria tegas.

“Aku tahu, dan aku menyerah kalah dengan sosok wanita sepertinya.!” Sahut wanita itu.

Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya tak berdaya. “Tapi aku pasti akan lebih hebat kalau sudah seusianya nanti.” Katanya

“Ngh. Kalau begitu, kamu bisa menemukan sosok pria yang lebih baik, bukan?”

“Sudah larut malam, sup di rumah sudah dingin, biarlah aku antar.” Kata si pria sambil bangkit dari duduknya, bermaksud mengantar pulang wanita itu.

“Tidak, terima kasih, aku bisa pulang sendiri,”sahutnya.

Wanita itu melambaikan tangannya. “Pulanglah, jangan sampai membuatnya cemas menunggu di rumah,” ujar si wanita.

Pria itu tersenyum, lalu berbalik dan saat berjalan keluar.

“Apakah dia cantik?” Tanya si wanita sebelum pergi.

“Hmm… yah, dia sangat cantik.”

Tak lama kemudian, bayangan pria itu pun lenyap di malam hari, meninggalkan wanita itu yang kini duduk sendirian melamun sambil menatap cahaya lilin.

Pria itu pulang ke rumah, membuka pintu, dan langsung masuk ke kamar tidur, menyalakan lampu meja. Lalu duduk di samping tempat tidur.

“Istriku, ini sudah yang keempat kalinya. Mengapa kamu membuatku berubah jadi baik seperti ini. Sekarang banyak wanita yang menyukaiku, aku bisa tergoda lho. mengapa kamu harus mengubahku menjadi sosok pria yang baik seperti ini, sementara kamu sudah pergi ?

“Aku, aku sendirian sekarang,.. aku kesepian tanpa kehadiranmu lagi di sisiku….” Kata pria itu tersedak sambil menahan isak tangisnya …

Cinta itu harus segera, seringkali kita tidak tahu bagaimana menghargainya, dan tidak tahu apa yang harus dihargai, hanya setelah kehilangan, baru merasa menyesal, tapi banyak sekali hal-hal yang telah tiada itu tidak bisa ditebus kembali. Untuk itu manfaatkanlah setiap momen bersama dengan orang-orang tercinta, jangan sampai semuanya sudah terlambat baru menyesalinya.(jhn/yant)

Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.