Taliban dan Oposisi Bertempur Sengit, Jenderal AS: Afghanistan Mungkin Jatuh ke Perang Saudara

Zhang Ting 

Pasukan Taliban dan oposisi bertempur sengit di lembah Panjshir di utara Kabul pada Sabtu 4 September dalam upaya untuk menguasai daerah tersebut. Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley mengatakan dia percaya bahwa setelah Amerika Serikat mundur, “mungkin” terjadi perang saudara di Afghanistan.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Jendral Milley  mengatakan bahwa perang saudara di Afghanistan, dapat menyebabkan kebangkitan kelompok seperti teroris al-Qaida dan ISIS.

“Dalam 12 bulan, 24 bulan, dan 36 bulan, Anda mungkin melihat kebangkitan terorisme di kawasan ini. Kami akan memantau ini,” ujarnya.

Milley mengatakan bahwa perkiraannya adalah bahwa kondisi perang saudara dapat terbentuk di Afghanistan. Ia mengatakan tidak tahu apakah Taliban dapat mengkonsolidasikan kekuasaan dan membangun pemerintahan.”

“Tapi saya pikir setidaknya ada kemungkinan besar bahwa perang saudara yang lebih luas akan terjadi,” kata Milley.

Dalam konflik terakhir di Provinsi Panjshir,  Taliban dan oposisi telah mengklaim bahwa mereka berada di atas angin, tetapi mereka tidak dapat menghasilkan bukti konklusif untuk membuktikan hal ini. Ketika Taliban memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, mereka juga tidak dapat menguasai wilayah tersebut.

Menurut Reuters, juru bicara Taliban Bilal Karimi mengatakan bahwa Taliban telah menduduki wilayah Khinj dan Unabah dan menguasai empat dari tujuh wilayah di provinsi tersebut, dan bergerak menuju pusat provinsi.

Tetapi, Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF) menyatakan bahwa pasukan pemberontak mengepung “ribuan teroris” di Khawak, dan Taliban meninggalkan kendaraan dan peralatan di daerah Dashte Rewak.

Juru bicara NRF Fahim Dashti menambahkan bahwa konflik sengit sedang berlangsung.

NRF setia kepada Ahmad Massoud, pemimpin wilayah tersebut. Massoud bersikeras di Facebook bahwa Panjshir “terus berdiri teguh.” Dia juga memuji para wanita pemberani yang berdemonstrasi di kota barat Herat. Dia mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa Afghanistan belum menyerah tuntutan mereka untuk keadilan dan “mereka tidak takut ancaman.”

BBC melaporkan bahwa Amrullah Saleh, salah satu pemimpin Gerakan Perlawanan Lembah Panjshir, membantah laporan bahwa Taliban telah menangkapnya, yang “tidak berdasar” dan mengatakan dia “tidak melarikan diri”. Ia saat ini “Masih di Afghanistan”.

Tapi Saleh mengakui bahwa situasi lokal sulit. Sedangkan Taliban telah memutuskan komunikasi telepon dan internet. 

Dalam pidato video yang dikirim ke BBC, mantan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh menyatakan bahwa ada korban di kedua belah pihak dalam pertempuran yang pecah di Lembah Panjshir.

Saleh berkata: “Tidak ada keraguan bahwa kita berada dalam situasi yang sulit Kita sedang diserang oleh Taliban..” Tapi dia mengatakan bahwa pasukannya tidak akan menyerah. (hui)