Banyak Praktisi Falun Gong Meninggal Saat Berada Dalam Tahanan Polisi di Tiongkok

Frank Yue

Banyak praktisi Falun Gong meninggal dunia saat berada dalam tahanan polisi di Tiongkok sejak bulan Mei, menurut laporan dari Minghui.org, sebuah situs web terkemuka yang mendokumentasikan penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong yang berbasis di Amerika Serikat.

Para praktisi Falun Gong adalah tahanan hati nurani, karena Partai Komunis Tiongkok melakukan penganiayaan sistematis terhadap praktisi Falun Gong sejak 20 Juli 1999.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sebuah latihan  spiritual Tiongkok kuno yang terdiri dari latihan meditasi dengan gerakan yang lambat dan ajaran moral yang mengedepankan Sejati, Baik, dan Sabar dalam kehidupan sehari-hari. Popularitas Falun Gong memuncak pada akhir tahun 1990-an di Tiongkok, di mana terdapat 70 juta hingga 100 juta praktisi Falun Gong, menurut perkiraan resmi.

Pada beberapa kesempatan, pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan resolusi yang mengutuk tindakan Partai Komunis Tiongkok dan menyerukan diakhirinya penganiayaan tersebut.

Kematian dalam Penahanan

Guo Zhenfang, seorang pria penduduk kota Chifeng, Provinsi Mongolia Dalam, meninggal dunia saat berada dalam tahanan polisi sebelum tiba di rumah sakit setempat pada 9 Juni. Ia ditahan di Pusat Penahanan Distrik Songshan sebelum dipindahkan ke rumah sakit itu.

Polisi memberitahukan keluarga Guo Zhenfang mengenai pemindahannya itu. Setibanya di rumah sakit, keluarga Guo Zhenfang menemukan bahwa hidung Guo Zhenfang berdarah, terdapat memar-memar di kedua bokong Guo Zhenfang, dan sebuah luka di salah satu sisi dalam kedua lutut Guo Zhenfang.

Beberapa petugas polisi berpakaian preman tiba di rumah sakit itu, segera setelah keluarga Guo Zhenfang sampai di sana. Petugas-petugas polisi itu tidak mengizinkan keluarga untuk melihat tubuh Guo Zhenfang lebih lama lagi dan memerintahkan agar jenazah Guo Zhenfang dipindahkan ke rumah duka setempat–—tanpa persetujuan keluarga Guo Zhenfang.

Praktisi Falun Gong lainnya meninggal dalam tahanan polisi di desa Dongrulai, Propinsi Shandong. Polisi menangkap Sun Peijin saat ia bekerja di lahan pertaniannya pada 17 Juni.

Keesokan harinya, polisi menghubungi keluarga Sun Peijin dan melaporkan bahwa Sun Peijin telah meninggal. Keluarga Sun Peijin menemukan tengkorak Sun Peijin remuk akibat sebuah tekanan fisik dan salah satu matanya hilang.

Pihak berwenang mengklaim Sun Peijin melompat dari Rumah Sakit Rakyat Kabupaten Mengyin Provinsi Shandong setelah menolak sebuah uji asam nukleat.

Pada 26 Juni, polisi mengkremasi jenazah Sun Peijin setelah memaksa keluarganya.

Wei Mingxia, 70 tahun, meninggal setelah dua minggu berada dalam tahanan polisi. Polisi menangkap Wei Mingxia pada tanggal 19 Juli, dan memenjarakannya di Pusat Penahanan Huludao.

Sebelum ditangkap, Wei Mingxia dalam keadaan sehat, tetapi ia meninggal dunia pada 2 Agustus. Jenazahnya dibekukan dan ditahan di sebuah rumah duka setempat.

Polisi menangkap praktisi Falun Gong lain bernama Li Xianxi di sebuah stasiun kereta api di kota Anyang, Provinsi Henan, pada 11 Mei Li Xianxi sedang mendiskusikan penganiayaan Falun Gong dengan para pelancong. Polisi kemudian menggeledah properti Li Xianxi tanpa surat perintah.

Hari berikutnya, Li Xianxi ditempatkan di tahanan kriminal di Pusat Penahanan Anyang. Pada 13 Juni, polisi memberitahu keluarga Li Xianxi bahwa Li Xianxi telah meninggal hari sebelumnya. Anggota keluarga Li Xianxi mengatakan jenazah Li Xianxi adalah kurus kering, dengan kepala yang bengkak dan bekas-bekas luka di pinggang, punggung, dan kedua lutut.

‘Segera Hentikan’ Penganiayaan Tersebut

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price meminta rezim  komunis Tiongkok untuk “segera menghentikan” penganiayaannya terhadap Falun Gong dan membebaskan semua praktisi Falun Gong yang telah dipenjara karena keyakinannya pada sebuah konferensi pers biasa pada 19 Juli, sehari sebelum ulang tahun ke-22 dimulainya kampanye pemberantasan terhadap kelompok agama oleh Beijing.

Pada 12 Mei, sehari sebelum Hari Falun Dafa Sedunia, Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengumumkan sanksi terhadap seorang pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok, Yu Hui, karena menganiaya Falun Gong di kota Chengdu, Provinsi Sichuan. Yu Hui maupun  dan keluarga dekatnya dilarang memasuki Amerika Serikat.

Pada 20 Juli 2020, Menteri Luar Negeri saat itu Mike Pompeo mengatakan Partai Komunis Tiongkok menindas para praktisi Falun Gong. 

Pompeo berkata ; “Bukti luas menunjukkan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok terus-menerus menindas dan menyalahgunakan masyarakat ini hingga saat ini, termasuk  penyiksaan yang dilaporkan terhadap praktisi Falun Gong dan penahanan ribuan orang.” (Vv)

https://www.youtube.com/watch?v=5PMBMwmw_zQ