Ahli Mengungkapkan ‘Kota Gubuk’ di Kolong Jembatan Del Rio, Texas Dapat Menyebabkan Wabah COVID-19 dan Penyakit Lainnya

Jack Phillips – The Epoch Times

Kota gubuk imigran ilegal yang jorok di bawah sebuah jembatan di Del Rio, Texas–”tempat ribuan orang Haiti berkumpul dalam beberapa hari terakhir-”cenderung akan menyebabkan sebuah wabah COVID-19 dan penyakit-penyakit menular lainnya, demikian dikatakan para ahli.

Gambar-gambar mencolok yang diambil dari tempat kejadian menunjukkan kerumunan orang-orang Haiti yang menjadi imigran ilegal di kam darurat yang terbuat dari kantong plastik, terpal, kayu-kayu bekas, dan tongkat-tongkat. Sampah, botol-botol kosong, dan barang-barang lainnya terlihat berserakan di sekitar perkemahan itu, sementara foto-foto yang diambil dari udara menunjukkan tumpukan besar sampah hanya beberapa meter dari tempat orang-orang tidur.

“Apa yang anda miliki di Del Rio adalah sebuah perkemahan besar orang-orang yang menjadi pengungsi dari Haiti. Dan satu hal yang kita ketahui mengenai penyakit menular adalah kapan saja anda memiliki sebuah area yang berpenduduk padat, maka hal itu akan mendorong penyebaran penyakit-penyakit,” kata Angela Clendenin, asisten profesor instruksional di Fakultas Kesehatan Masyarakat Texas A&M, dalam sebuah komentar ke Washington Examiner. Angela Clendenin mengacu pada COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Komunis Tiongkok.

Ribuan imigran ilegal, sebagian besar warga Haiti, tinggal di kamp darurat primitif di bawah jembatan internasional yang membentang di Rio Grande antara Amerika Serikat dan Meksiko sambil menunggu untuk ditahan dan diproses oleh Patroli Perbatasan, di Del Rio, Texas, pada 9 September 2021. (Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times)

Penyakit-penyakit lain seperti campak dan influenza juga dapat berkembang biak, kata Georges Benjamin, direktur eksekutif di Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat.

“Anda juga harus khawatir akan influenza, penyakit diare, atau sebuah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti campak,” kata Georges Benjamin kepada Washington Examiner.

 “Tidak ada alasan bagi saya untuk berpikir bahwa mereka akan mengalami sebuah wabah campak. Tetapi yang anda butuhkan hanyalah muncul satu orang menderita salah satu penyakit masa kanak-kanak yang ditularkan kepada orang-orang tidak menerima vaksinasi,” tambahnya. 

Sementara agen Customs and Border Protection (CBP) mengharuskan orang-orang asing ilegal untuk memakai masker, menegakkan mandat itu adalah cerita lain, kata Georges Benjamin.

Ribuan imigran ilegal, sebagian besar warga Haiti, tinggal di kamp darurat primitif di bawah jembatan internasional yang membentang di Rio Grande antara Amerika Serikat dan Meksiko sambil menunggu untuk ditahan dan diproses oleh Patroli Perbatasan, di Del Rio, Texas, pada 9 September 2021. (Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times)

“Memakai masker telah terbukti sangat sulit untuk diterapkan dalam pengaturan besar seperti itu,” kata Angela Clendenin kepada Washington Examiner.

Menanggapi pertanyaan mengenai apakah perkemahan imigran ilegal itu dapat menyebabkan penyebaran virus  Komunis Tiongkok secara luas dan jika para imigran ilegal itu harus memberikan bukti vaksinasi, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada hari Senin bahwa banyak imigran ilegal itu yang tidak berniat untuk tinggal di sini selama jangka waktu yang lama.

Seorang juru bicara Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat mengatakan kepada The Epoch Times bahwa sekitar 1.000 orang Haiti telah dideportasi kembali ke negara asalnya, tetapi ia menolak untuk mengatakan berapa banyak yang dibiarkan masuk ke Amerika Serikat. 

Jen Psaki dan Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Alejandro Mayorkas, dalam komentar publik kepada para wartawan minggu ini, menolak untuk memberikan informasi mengenai berapa banyak orang Haiti yang dibiarkan masuk ke Amerika Serikat.

The Epoch Times telah menghubungi CBP mengenai pengujian COVID-19. (Vv)