Geng Menculik 17 Misionaris dari AS dan Kanada, Minta Tebusan Rp 14,1 Miliar Per Orang

Li Qingyi – NTD

Christian Aid Ministries (CAM) yang berbasis di Ohio, AS mengumumkan pada Minggu (17/10/2021) sebanyak 17 misionaris diculik setelah mengunjungi panti asuhan dan mereka termasuk 5 pria, 7 wanita dan 5 anak-anak. Mereka diculik dari sebuah bus yang menuju bandara. Sebanyak 17 misionaris dan keluarga mereka, termasuk 16 warga Amerika dan 1 warga Kanada.

Seorang inspektur polisi di Haiti mengungkapkan bahwa itu adalah kelompok bersenjata bernama “400 Mawozo” yang terlibat dalam penculikan itu. Para pelaku meminta tebusan 1 juta dollar AS atau Rp 14,1 miliar  per orang.

Penduduk Haiti telah kehilangan kepercayaan pada keamanan lokal.

“Ketika kami mendengar (ada penculikan), dampak penculikan tidak akan menguntungkan pengemudi, pengemudi sepeda motor. Orang tidak keluar rumah. Kami tidak dapat mendapatkan sewa,” kata Sopir mobil sewa Charles Pierre.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada AFP, bahwa dia mengetahui laporan ini dan mengatakan keselamatan warga negara Amerika Serikat di luar negeri adalah salah satu prioritas tertinggi Departemen Luar Negeri.

Kedutaan Besar AS di Haiti belum memberikan tanggapan.

Haiti adalah negara termiskin di benua Amerika dan salah satu negara dengan tingkat penculikan tertinggi di dunia. Geng yang kuat melanggar hukum dan menghasilkan uang dari penculikan dari uang tebusan. Ribuan orang di Haiti telah mengungsi karena meningkatnya kekerasan geng.

“Astaga, saya ingin memberitahu Anda dengan tulus, mengenai keselamatan, kita tidak dapat membicarakan hal ini. Dalam hal keamanan, saya dapat mengatakan bahwa itu nol,” ujar Eugenio Gué, seorang penduduk Port-au-Prince, Haiti.

Tidak hanya itu, pada 7 Juli tahun ini, Presiden Haiti Jovenel Moïse ditembak mati di kediaman pribadinya.  Pada Agustus, gempa berkekuatan 7,2 terjadi di Haiti, menewaskan lebih dari 2.200 orang. (hui)