Militer AS Mengonfirmasi Armada Perangnya Bersama Kanada Melintasi Selat Taiwan

Jing Zhongming

Armada Ketujuh AS mengonfirmasi pada (17/10) bahwa kapal perusak Aegis kelas Burke “USS Dewey DDG 105” dan fregat kelas Halifax Kanada “HMCS Winnipeg” bersama-sama melewati Selat Taiwan. Ini adalah pertama kalinya militer AS melewati Selat Taiwan dengan kapal dari negara lain dalam beberapa tahun terakhir

Seorang juru bicara Armada Ketujuh menyatakan bahwa penyeberangan kedua kapal di Selat Taiwan berlangsung dari 14 hingga 15 Oktober.

Shih Shun-wen, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Republik Tiongkok, menjawab bahwa militer Taiwan memiliki kontrol dan penilaian yang komprehensif mengenai pesawat dan kapal asing yang melewati pinggiran Selat Taiwan.

Jin Canrong, wakil dekan School of International Relations di Renmin University of China, memposting di Weibo bahwa Amerika Serikat ingin menggunakan metode ini untuk menekan Tiongkok. Tujuannya untuk membuat daratan Tiongkok mengerti bahwa Amerika Serikat memiliki kemampuan  meningkatkan metode intervensinya menanggapi isu Taiwan.  Kali ini bersatu dengan Kanada, dan lain kali mungkin Australia atau Jepang.

Komunis Tiongkok terus menerus mengirim pesawat militer untuk mengganggu Taiwan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, telah melakukan latihan militer di sekitar Taiwan. Secara khusus, pada awal Oktober tahun ini, lebih dari 100 pesawat militer dikirim untuk mengganggu wilayah udara Taiwan. Sehingga menyebabkan dunia luar khawatir tentang keamanan Selat Taiwan.

Namun demikian, CNN mengutip para ahli di Amerika Serikat yang menganalisis bahwa meskipun Komunis Tiongkok telah meningkatkan upayanya untuk mengintimidasi Taiwan dengan serangan budaya, tidak mungkin untuk menyerang Taiwan dalam jangka pendek.  Kemungkinan menyerang Taiwan “cenderung nol” di 12 bulan ke depan.

Professor  dari University of Tokyo, Yasuhiro Matsuda  mengatakan dengan lebih blak-blakan di program Radio Free Asia bahwa “jelas bahwa Komunis Tiongkok tidak akan menyerang Taiwan.” Menurut dia, pesawat militer Komunis Tiongkok masuk dan keluar dari Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan, tetapi di daerah perbatasan. Jelas, tidak ada ancaman sebesar itu.

Yasuhiro Matsuda  menyebutkan bahwa ketika krisis Selat Taiwan pecah pada tahun 1995, Komunis Tiongkok meyakinkan Amerika Serikat bahwa mereka tidak akan mengirim pasukan. Presiden Republik TIongkok  ketika itu, Lee Teng-hui mengetahui sikap Beijing dan masih mengambil kesempatan untuk memperkuat pendiriannya dalam “membela negara” dan memenangkan pemilihan ulang. Komunis Tiongkok tidak belajar darinya, dan sekarang mengancam Taiwan dengan kekuatan dan digunakan oleh Amerika Serikat untuk memperkuat kerja sama dengan sekutunya, itu adalah akibat perbuatan Beijing sendiri.

Menurut analisis Matsuda, rencana Beijing mungkin menggunakan intimidasi paksa  meniru “Model Peking” tahun ini untuk, melaksanakan “penyatuan kembali secara damai” Taiwan.

Namun, beberapa analis percaya bahwa ancaman Komunis Tiongkok ke Taiwan hanya menggertak dan menggeser kontradiksi domestik. (hui)