Pakar : Partai Komunis Tiongkok Memperluas Strategi 3 Peperangan di Antariksa

Sebuah Pangkalan untuk Siapa?

Mungkin tidak ada tempat yang lebih jelas dari jebakan ini selain apa yang disebut kebijakan penggunaan-ganda oleh Partai Komunis Tiongkok.

Partai Komunis Tiongkok secara terbuka menyangkal bahwa sistem dan proyek antariksa miliknya, termasuk rencana-rencananya terhadap Bulan dan satelit, digunakan untuk tujuan militer. Misalnya, Partai Komunis Tiongkok mencirikan satelit perebut miliknya sebagai sebuah alat untuk membersihkan sampah antariksa, dan uji coba rudal hipersonik miliknya sebagai sebuah pesawat antariksa yang dapat digunakan kembali.

Kritik terhadap Partai Komunis Tiongkok menunjukkan bahwa sikap mendua mengenai apakah teknologi semacam itu pada akhirnya bersifat sipil atau militer adalah sebuah fitur penggunaan-ganda.

Penggunaan-ganda adalah realisasi praktis dari kebijakan “peleburan sipil-militer” Partai Komunis Tiongkok, yang bertujuan menghapus semua hambatan antara kehidupan pribadi dan publik untuk memastikan bahwa semua teknologi sipil juga memajukan dominasi militer Tiongkok.

Gambar ini dirilis pada 11 Januari 2019, oleh Administrasi Luar Angkasa Nasional Tiongkok (CNSA) melalui CNS menunjukkan penjelajah bulan Yutu-2, yang diambil oleh wahana bulan Chang’e-4 di sisi jauh bulan. (China National Space Administrat/AFP via Getty Images)

Roket-roket yang digunakan untuk meluncurkan Yutu-2 ke Bulan adalah salah satu contohnya. Jenis roket yang sama digunakan untuk meluncurkan sistem senjata  hipersonik yang baru milik Partai Komunis Tiongkok, yang ditakuti oleh para pemimpin Amerika Serikat adalah sebuah senjata serangan-pertama nuklir.

Para pemimpin Partai Komunis Tiongkok mengatakan bahwa uji tersebut untuk kepentingan program antariksanya.

“Hampir semua yang memungkinkan suatu negara untuk meluncurkan objek-objek ke antariksa adalah tidak dapat dibedakan dari rudal-rudal balistik antar-benua atau

senjata-senjata hipersonik, untuk Tiongkok, perbedaan itu cukup diperdebatkan,” kata Paul Crespo. 

Paul Crespo mengatakan bahwa sikap mendua adalah bagian  program tersebut, yang dirancang untuk mengaburkan apakah fungsi militer atau sipil dari proyek apa pun yang dimaksudkan untuk menjadi dominan.

Sikap mendua semacam itu membuat suatu perbedaan di bulan, di mana semua taikonot Tiongkok dipekerjakan oleh militer Tiongkok.

“Setiap pangkalan Bulan melayani tujuan ilmu pengetahuan sementara juga dengan jelas menyediakan  sebuah kehadiran bulan yang strategis bagi Tiongkok yang perlu dipertahankan, dan dapat digunakan untuk pengawasan, pengintaian atau serangan-serangan militer dari semua jenis terhadap satelit dan aset antariksa lainnya, tidak ada pangkalan Bulan yang murni sipil bagi Partai Komunis Tiongkok,” kata Paul Crespo. 

Sebuah Dunia untuk Didapatkan

Antariksa digambarkan oleh peneliti Paul Szymanski sebagai “medan perang yang paling tidak jelas.” Namun, ketidakjelasan medan perang tersebut tidak mengurangi sentralitas untuk masa depan bangsa-bangsa. Sebaliknya, akibat-akibat antariksa di bidang ekonomi, militer, dan konsekuensi politik, dan akibat-akibat kendali terhadap Bulan, khususnya, hampir tidak mungkin untuk dilebih-lebihkan.

“Antariksa adalah aset Amerika Serikat yang terbesar dan kerentanan Amerika Serikat yang terbesar,” kata Paul Crespo. “Orang-orang Tiongkok dan Rusia melihatnya sebagai titik lemah kita.”

Untuk itu, seseorang dapat mempertimbangkan nilai strategis antariksa sebagai titik ambisi Partai Komunis  Tiongkok yang utama. Itu adalah pintu gerbang di mana seseorang menumbuhkan kekuatan mungkin melompati  penguasa dunia untuk mendikte masa depan urusan-urusan dunia.

Memang, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa jika Partai Komunis Tiongkok menguasai Bulan, maka semuanya akan dikuasainya juga..

“Taruhannya sangat berisiko, siapa pun yang mengendalikan antariksa dapat menguasai dunia,” kata Paul Crespo. (Vv/asr)

Andrew Thornebrooke adalah Jurnalis The Epoch Times edisi bahasa Inggris yang meliput isu-isu terkait Tiongkok dengan fokus pada pertahanan, urusan militer, dan keamanan nasional. Dia memegang gelar master dalam sejarah militer dari Universitas Norwich