Mampukah Nol Kasus Infeksi Tidak Tenggelam di Tengah Gelombang Mudik Warga untuk Tahun Baru Imlek ?

oleh Li Yan

Ketika varian Omicron terus menyebar di banyak daerah termasuk Beijing, gelombang mudik tahunan warga daratan Tiongkok juga dimulai pada Senin (17/1/2022). Karena pemerintah pusat Tiongkok bersikeras untuk mempertahankan kebijakan pencegahan epidemi ekstrem, membuat pemerintah daerah mau tidak mau bersiaga penuh, untuk itu berbagai pembatasan diberlakukan bagi warga yang mudik

1 Februari adalah hari pertama Tahun Baru Imlek. Setiap tahun selama Tahun Baru Imlek, banyak warga di kota besar mudik ke kampungnya untuk merayakan. Namun, Omicron yang sangat menular menambah risiko paparan, karena itu kebijakan nol kasus infeksi menjadi tantangan berat.

Pada 15 Januari, kasus varian Omicron terdeteksi sudah terjadi di Beijing. Sebelum masuk Beijing, Omicron sudah terlebih dahulu menulari warga di kota-kota besar seperti Shanghai, Tianjin, Dalian, Anyang, beberapa daerah di Provinsi Henan. Padahal Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 akan secara resmi dibuka pada 4 Februari. Jelas Omicron di Beijing membuat pihak berwenang Tiongkok kalang kabut.

Pada hari yang sama 15 Januari, otoritas Kota Zhuhai mengumumkan bahwa setidaknya tujuh kasus strain Omicron ditemukan. Saat ini, semua jalur bus dalam kota telah dihentikan pengoperasiannya, dan warga juga diperintahkan agar tidak keluar rumah jika tidak berkepentingan.

Pada Minggu 16 Januari otoritas kota-kota di wilayah tengah daratan Tiongkok seperti Luoyang dan Jieyang terpaksa memberlakukan kebijakan pelaporan bagi warga mudik atau turis pendatang. Laporan perjalanan harus disampaikan kepada komunitas tempat tinggal, atau majikan, atau hotel dimana mereka akan menginap 3 hari sebelum kedatangan.

Otoritas Kota Yulin di wilayah barat daya Tiongkok juga mengharuskan warga yang mudik atau pendatang untuk mengisi formulir online sehari sebelum kedatangan, menunjukkan sertifikat bebas COVID-19 dan rincian mengenai perjalanannya.

Ada netizen yang menuliskan sebuah ringkasan kecil di akun Twitter tentang langkah-langkah pihak berwenang Tiongkok dalam menerapkan pencegahan epidemi saat ini

Bagi warga yang mudik dari tingkat perkotaan yang berisiko rendah : Cukup hanya menunjukkan nomor identitas kesehatan dan kode rencana perjalanan.

Bagi warga yang mudik dari tingkat kabupaten : Perlu menunjukkan nomor identitas kesehatan, kode rencana perjalanan, hasil tes asam nukleat, dan ijin dari kantor tempatnya bekerja. Selain itu mereka wajib menjalani karantina selama 14 hari, ditambah dengan melakukan pengujian selama 7 hari di rumah.

Bagi warga yang hendak mudik ke pedesaan, kesulitan yang dialami semakin bertambah. Meminjam tulisan seorang netizen yang menyebutkan bahwa yang diharapkan Kepala Desa terhadap warga mudik cuma satu yaitu enyah dari sini !

Terlebih lagi, selama epidemi, sekretaris desa di Liaoning menggunakan pengeras suara untuk memperingatkan warga lokal yang “tidak patuh” : “Mungkin perlu mempersiapkan kapak agar para kader desa (petugas pengamanan karantina wilayah) bisa membacok siapa pun yang keluar rumah.”

Meskipun pemerintah Tiongkok memperketat penjagaan untuk meminimalisir penyebaran epidemi. Namun, ketika epidemi tidak terkendali, tindakan ekstremnya justru terlihat semakin jelas.

Li Ang, Wakil Direktur Komisi Kesehatan Kota Beijing mengatakan bahwa sebuah rumah sakit setempat telah menerima 9 orang yang terdeteksi positif Omicron, dan 6 orang diantaranya sedang dalam perawatan. Tetapi Li Ang tidak mengatakan kapan pasien dirawat di rumah sakit, juga tidak menjelaskan mengapa kasus itu tidak diungkapkan sebelumnya.

Menurut media elektronik corong Partai Komunis Tiongkok ‘CCTV’, bahwa kasus infeksi Omicron telah ditemukan di Kota Meizhou, provinsi Guangdong, kasus tersebut berkaitan dengan kasus penularan lokal dari Kota Zhuhai.

Sejauh ini, terdapat sejumlah kota dari lima provinsi Tiongkok telah melaporkan kasus Omicron penularan lokal, sementara 14 wilayah provinsi melaporkan mendapat paparan yang diduga berasal dari pelancong luar negeri.

Saat ini banyak penerbangan internasional dan domestik telah ditangguhkan, sementara pemerintah daerah terus menghimbau penduduk untuk tidak keluar rumah kecuali diperlukan selama Tahun Baru Imlek.

Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok mengatakan pada Senin bahwa mereka kembali menangguhkan dua penerbangan dari Amerika Serikat karena kasus COVID-19, sehingga totalnya menjadi 76 penerbangan dari AS yang kena cancel.

Laporan pihak berwenang Tiongkok menyebutkan bahwa telah terjadi penularan lokal sebanyak 163 kasus yang terkonfirmasi pada hari Minggu, naik dari 65 kasus yang dilaporkan sehari sebelumnya. Namun demikian, akibat pemerintah Tiongkok yang selama ini terus berusaha untuk menyembunyikan angka yang sebenarnya, sehingga kebenaran data tentang epidemi patut dipertanyakan. (sin)